Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BAHAGIA MENURUT AL-QURAN. Show all posts
Showing posts with label BAHAGIA MENURUT AL-QURAN. Show all posts

Saturday, November 28, 2020

6839. BAHAGIA MENURUT AL-QURAN

 


BAHAGIA MENURUT AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

 

Al-Quran melukiskan orang yang dikendalikan nafsu dan dikuasai  bayangan kekayaan material sebagai manusia:

 

1.      Sangat angkuh dan berlaku sewenang-wenang.

 

 

2.      Menduga bahwa kemampuannya akan mengabadikannya.

 

3.      Akhirnya dia berpaling membelakangi Tuhannya.

 

 

 

Will Durant berpendapat,”Agama tidak bisa tumbuh subur saat kemajuan material membumbung tinggi, saat itu manusia biasanya membebaskan diri dari ikatan kerohanian, bahkan menciptakan pandangan hidup yang dijadikan dalih meninggalkan tuntunan agama”.

 

 

 

Pandangan pakar yang hidup di tengah-tengah peradaban Barat ini terbukti kebenarannya di Barat.

 

 

Dan sejalan dengan informasi yang disampaikan oleh Al-Quran di atas.

 

 

Hal ini bukan berarti Al-Quran menilai harta benda sebagai sesuatu yang jelek dan harus dihindari.

 

 

Karena Al-Quran menyebut harta dengan “al-khair” yang artinya “kebaikan”.

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) surat 180.

 

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

 

 

 

 

Diwajibkan atasmu, apabila seorang di antaramu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika dia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.

 

 

 

Al-Quran mengecam perlombaan penumpukan harta kekayaan untuk berbangga, kesombongan, berfoya-foya, dan mengabaikan orang miskin.

 

 

Nabi bersabda,”Salah satu yang paling kutakuti menimpa kalian adalah gemerlapan harta benda,"

 

 

 

Sahabat bertanya,”Wahai Nabi, apakah “al-khair” (sesuatu yang baik) dapat berbuah kejelekan?"

 

 

Nabi bersabda,”Kebaikan akan membuahkan kebaikan, tetapi ada tumbuhan yang bisa membinasakan manusia, dan ada hewan yang melahapnya sampai kenyang, dan kotorannya berceceran yang bisa membahayakan manusia”.

 

 

 

Rasulullah bersabda.

 

”Jika kamu melahap makanan, maka kamu merasakan kelezatan.

 

Tetapi jika dengan ikhlas kamu menyerahkan sebagian makanan itu kepada orang yang membutuhkan, maka kamu akan ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh orang lain”.

 

 

 

 

 

Kebahagiaan adalah dambaan setiap orang.

 

 

Jika orang bersedia mengurangi sebagian haknya dan menambahkan kewajibannya, maka orang itu akan merasakan kebahagiaan lebih.

 

 

 Kemajuan dan kebahagiaan jangan hanya diukur dengan penambahan kekayaan, peningkatan pelayanan, dan kecepatan bergerak.

 

 

Tapi juga harus diukur dengan bebas dari rasa takut terhadap penderitaan dan kecemasan lahir  batin.

 

 

 

Menurut Al-Quran orang yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat kelak adalah orang yang nilai timbangan kebaikannya lebih berat daripada nilai timbangan kejelekannya.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5. Tafsirq.com online

[10:22, 11/26/2020] Yusron Hadi: COKROAMINOTO, The Real Indonesian Founding Father...

 

Oleh : Trisnowati