Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label Materi Musyawarah. Show all posts
Showing posts with label Materi Musyawarah. Show all posts

Tuesday, September 29, 2020

5605. AKHIRAT TAK BISA DIMUSYAWARAH


 AKHIRAT TAK BISA DIMUSYAWARAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

A.  Urusan dunia bisa dimusyawarahkan.

 

1.  Tapi urusan agama tak bisa dimusyawarahkan.

2.  Al-Quran tidak memberi kebebasan melakukan musyawarah segala bidang.

 

3.  Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3) ayat 159.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ


       Maka karena rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkan mereka, mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian jika kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

 

4.  Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 38.

 

وَٱلَّذِينَ ٱسْتَجَابُوا۟ لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ


      Dan (bagi) orang yang menerima (patuh) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkah sebagian  rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

 

5.  Al-Quran (3:159), saat menyuruh Nabi bermusyawarah pakai kata “al-amr”.

6.  Yaitu “syawirhum fil amr”.

7.  Artinya: bermusyawarahlah dalam masalah tertentu.

 

8.  Al-Quran (42:38), pakai kata “amruhum”.

9.  Yang artinya: urusan mereka. 

 

10.      Kata “amr” dalam Al-Quran ada yang dihubungkan kepada Allah dan sekaligus urusan Allah saja.

11.      Tidak ada campur tangan manusia dalam urusan itu.

 

12.      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 85.

 

      وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

     Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakan,”Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.

 

13.      Kata “amr” dihubungkan dengan manusia, misalnya ditujukan kepada orang kedua.

 

14.      Al-Quran surah Al-Kahf (surah ke-18) ayat 16. 

      وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرْفَقًا

 

     Dan jika kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka cari tempat berlindung dalam gua itu niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu berguna bagimu dalam urusanmu.

 

15.      Kata “amr” yang  tidak  dinisbahkan  itu berbentuk  “indefinitif”.

16.      Secara umum bisa dikatakan mencakup segala sesuatu.

 

17.      Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 117.

 

      بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

 

      Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya, “Jadilah”. Maka jadilah dia”.

 

18.      Kata “amr” yang berbentuk “definitif”.

19.      Pengertiannya mencakup semua hal atau hal-hal tertentu saja.

 

20.      Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-7) ayat 85.

21.      Khusus hal tertentu adalah urusan Allah.

 

وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ فَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ


      Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakan takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangi bagi manusia barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang beriman".

 

22.      Al-Quran surah Ali 'Imran (surah ke-3) ayat 128.

23.      Jelas menolak urusan tertentu dari wewenang Nabi.

 

      لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ

 

     Tidak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka atau Allah menerima tobat mereka, atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka orang zalim.

 

24.      Ayat Al-Quran ini turun berkaitan ucapan Nabi ketika dilukai kaum musyrik dalam Perang Uhud.

25.      Rasulullah bersabda, “Bagaimana Allah akan mengampuni mereka, sedangkan mereka telah mengotori wajah Nabi dengan darah?”

 

26.      Riwayat lain menampilkan ayat ini turun menegur Nabi yang mengharapkan agar Allah menyiksa orang tertentu dan memaafkan orang yang lain.

 

27.      Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 36.

 

 

      وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

 

     Dan tidaklah patut bagi pria mukmin dan tidak (pula) bagi wanita mukmin, jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

 

28.      Para sahabat Nabi menyadari benar tentang wahyu.

29.      Mereka tidak memberi saran kepada Nabi terhadap hal yang bersumber wahyu Allah.

 

30.      Misalnya, Rasulullah milih lokasi pasukan Islam menjelang Perang  Badar.

31.      Khubbab bin Munzir bertanya,”Ya Rasulullah, apakah  lokasi yang dipilih berdasar strategi perang atau wahyu Allah”.

 

32.      Nabi bersabda,“Lokasi ini berdasar strategi perang”.

33.      Khubbab mengusulkan memilih lokasi dekat sumber air.

34.      Dan Nabi setuju.

 

35.      Saat Perjanjian Hudaibiyah, sebagian besar sahabat menilai merugikan umat Islam.

36.      Umar bin Khaththab tampak keberatan menerimanya.

 

37.      Tetapi semua terdiam.

38.      Saat Nabi bersabda, “Aku adalah Rasulullah”.

 

39.      Sebagian ulama berpendapat materi yang bisa dimusyawarahkan adalah materi berkaitan urusan dunia.

40.      Masalah agama tidak bisa dimusyawarahkan.

 

41.      Sebagian ulama lain membenarkan musyawarah urusan dunia dan sebagian masalah agama.

 

42.      Dengan perubahan sosial budaya, sebagian  masalah agama belum ditentukan penyelesaiannya dalam Al-Quran dan hadis Nabi.

 

43.      Bisa disimpulkan masalah yang jelas ada petunjuk Allah dan Rasul, maka tidak bisa dimusyawarahkan.

44.      Misalnya, tata cara ibadah.

 

45.      Musyawarah hanya bisa dilakukan pada hal yang belum ditentukan petunjuknya.

 

46.      Kasus keluarga  Nabi yang dimusyawarahkan adalah tuduhan fitnah selingkuh terhadap  Aisyah, istri Nabi.

47.      Nabi bertanya kepada keluarga dan para sahabat.

 

48.      Kesimpulannya.

 

1)  Musyawarah dilakukan dalam masalah yang belum ada petunjuk agama yang jelas dan pasti.

2)  Masalah berkaitan akhirat dan ibadah, tidak bisa dimusyawarahkan.

 

 

Daftar Pustaka

1.  Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.  Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.  Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.  Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.  Tafsirq.com online.