Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label FILOSOFI GUNUNGAN WAYANG. Show all posts
Showing posts with label FILOSOFI GUNUNGAN WAYANG. Show all posts

Friday, March 18, 2022

12873. FILOSOFI GUNUNGAN WAYANG

 

 



 

FILOSOFI GUNUNGAN WAYANG

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Wayang adalah salah satu warisan budaya lndonesia.

 

Wayang adalah sarana bercerita.

Yang cukup ampuh.

 

Kepada masyarakat luas.

 

Biasanya wayang menceritakan kehidupan manusia.

 

Yang hikmahnya dapat diambil penonton.

 

Sebelum mulai pertunjukan.

 

Biasanya dalang akan mengeluarkan gunungan.

Atau kayon.

 

Sebuah gunungan.

Biasanya dilengkapi beberapa gambar.

 

Yang mewakili alam semesta, yaitu:

 

1.      Rumah atau balai bertingkat 3.

 

2.      Bagian daun pintu rumah.

 

Dihiasi lukisan Kamajaya berhadapan dengan Dewi Ratih.

 

3.      Ada 2 raksasa berhadapan.

Membawa senjata pedang.

Atau gada.

Lengkap dengan tamengnya.

 

4.      Ada 2 naga bersayap.

 

5.      Hutan belantara dengan satwa-satwa.

 

6.      Harimau berhadapan dengan banteng.

 

7.      Pohon besar di tengah hutan yang dililit seekor ular.

 

8.      Kepala makara di tengah pohon.

 

9.      Ada ekor kera dan lutung di atas ranting.

 

10.               Ada 2 ekor ayam alas bertengger di atas cabang pohon.

 

 

Gunungan wayang kulit.

Berbentuk kerucut.

 

Yaitu lancip ke atas.

Melambangkan kehidupan manusia.

 

Makin tinggi ilmu dan makin tua usia.

Manusia harus makin mengkerucut (golong gilig).

 

Manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya.

Dalam kehidupan kita.

 

Artinya makin dekat dengan Sang Pencipta.

 

Gapura dan 2 penjaga.

Pada Gunungan Wayang Kulit.

 

Yaitu Cingkoro Bolo dan Bolo Upoto.

Lambang hati manusia baik dan buruk.

 

Tameng dan godho yang dipegang raksasa.

Diterjemahkan sebagai penjaga alam dan terang.

 

Pohon besar yang tumbuh.

Menjalar ke seluruh badan dan puncak gunungan.

 

Melambangkan segala budi-daya dan perilaku manusia.

Harus tumbuh dan bergerak maju (dinamis).

 

Sehingga bermanfaat,  mewarnai dunia, dan alam semesta.

 

Pohon besar pada gunungan.

Juga melambangkan.

 

Bahwa Tuhan memberi pengayoman.

 

Dan perlindungan bagi manusia.

Yang hidup di dunia ini.

 

Burung melambangkan.

Bahwa manusia harus membuat dunia.

 

Dan alam semesta menjadi indah.

Dalam spiritual dan material.

 

Benteng pada gunungan.

Melambangkan manusia harus kuat, lincah, ulet, dan tangguh.

 

Kera melambangkan sifat manusia harus seperti kera.

 

Mampu memilih dan memilah.

Yang  baik dan buruk.

Yang manis dan pahit.

 

Karena kera mampu memilih buah.

Yang baik, matang dan manis.

 

Harapannya.

Agar manusia dapat memilih perbuatan baik dan buruk.

 

Harimau di alam liar.

Digambarkan sebagai raja hutan.

 

Tapi pada gunungan.

Harimau dilambangkan bahwa manusia harus menjadi pemimpin.

 

Bagi dirinya sendiri (punya jati diri).

Harus mampu bertindak bijaksana.

 

Mampu mengendalikan nafsu dan hati nurani.

 

Untuk menjadi manusia lebih baik.

 

Yang bermanfaat bagi dirinya,  orang lain, dan lingkungan.

 

Rumah joglo (gapuran).

Melambangkan rumah atau Negara.

Yang aman, tenteram, dan bahagia.

 

(Sumber Pemkab Kebumen)