Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label MAKNA NEGATIF TAK DISANDAR PADA ALLAH. Show all posts
Showing posts with label MAKNA NEGATIF TAK DISANDAR PADA ALLAH. Show all posts

Thursday, September 26, 2024

36696. MAKNA NEGATIF TAK DISANDARKAN PADA ALLAH

 


MAKNA NEGATIF TAK DISANDARKAN PADA ALLAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Kata “tawakal” (menurut KBBI V).

Artinya:

 

1)        Pasrah diri pada kehendak Allah.

 

2)        Percaya sepenuh hati kpada Allah (dalam penderitaan dan sebagainya).

 

Al-Quran surah Al-Muzzammil (surah ke-73) ayat 9.

 

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا

 

     (Dia) Tuhan masyrik dan magrib, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.

 

Kata “wakil”

Bisa diartikan “pelindung".

 

Kata “wakil”

Terambil dari kata “wakala-yakilu”.

Artinya “mewakilkan”.

 

Jika orang “mewakilkan” pada orang lain.

Maka dia menjadikan orang.

Mewakili dirinya.

 

Si wakil melakukan yang dikehendaki.

Oleh orang menyerahkan perwakilan padanya.

 

Jika Allah sebagai “wakil”.

Sesuai makna di atas.

 

Maka artinya:


Menyerahkan segala masalah pada Allah”.

 

Makna itu.

Bisa salah paham.

Maka perlu dijelaskan.

 

Yakin “Keesaan Allah” .

Artinya “perbuatan Allah adalah Esa”.

 

Artinya.

Perbuatan Allah berbeda.

 

Dan tak sama

Dengan perbuatan manusia.

 

Meskipun pakai kata atau istilah sama.

 

Misalnya.

Allah Maha Pengasih dan Maha Pemurah.

 

Kedua sifat ini.

Bisa dinisbahkan pada manusia.

 

Tapi hakikat kapasitas rahmat dan kemurahan Allah.

 

Tak sama dengan manusia.

 

Mempersamakan hal itu.

Maka gugur makna keesaan.

 

Allah, yang kepada-Nya diwakilkan segala masalah adalah Yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana dan semua Maha yang mengandung pujian.

 

Manusia makhluk terbatas.

Dalam segala hal.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 216.

 

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

 

        Diwajibkan atasmu berperang, padahal berperang sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tak mengetahui.

 

Al-Quran surah Al-Ahzab (surah ke-33) ayat 36.

 

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

 

      Dan tidaklah patut bagi pria mukmin dan tidak (pula) bagi wanita mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata.

 

Dalam Al-Quran.

Terulang dalam bentuk Tunggal.

Yaitu “tawakkal” 9 kali.

 

Dalam bentuk jamak.

Yaitu “tawakkalu”  2 kali.

 

Semua diawali perintah berbuat sesuatu.

Lalu disusul perintah “bertawakal”.

 

Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 61.

 

۞ وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

 

      Dan jika mereka condong pada perdamaian, maka condong padanya dan bertawakal pada Allah. Sesungguhnya Dia Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 79.

 

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا

 

     Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul pada segenap manusia. Dan cukup Allah jadi saksi.

 

Al-Quran surah Al-Fatihah (surah ke-1) ayat 7.

 

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

 

     (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat pada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.  

 

Cara Al-Quran beri contoh.

Muslim ekspresi keyakinan ucapannya.

 

Yaitu “petunjuk jalan menuju kebaikan”.

Bersumber dari Allah yang memberi nikmat.

 

Al-Quran bahas “jalan orang sesat dan  dapatkan murka”.

 

Tak dinyatakan sebagai.

 “Jalan orang yang Engkau murkai”.

Tetapi “yang dimurkai”.

 

Murka kandung makna negatif.

Tak wajar disandarkan pada Allah.

 

Al-Quran surah Asy-Syuara (surah ke-26) ayat 80.

 

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

      Dan apabila aku sakit, Dia Allah Yang menyembuhkan aku.

 

Karena “penyakit” hal yang buruk.

Tak dinyatakan berasal dari Allah.

 

Kesembuhan hal yang terpuji.

Maka dinyatakan:

“Dia Allah yang menyembuhkan”.

 

Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 79.

 

أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا

 

      Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap bahtera.

 

Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18) ayat 82.

 

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا

 

      Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya seorang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian tujuan perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.

 

Nabi Khidir membocorkan perahu.

Sambil berkata, “Aku ingin merusaknya”.

 

Pembocoran perahu.

Hal yang buruk.

 

Saat bangun tembok hampir runtuh.

Pakai kalimat:

 

 “Maka Tuhanmu menghendaki”.

Sebab  “membangun” adalah positif.

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M. Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.

2.                Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.                Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.                Tafsirq.com online.