SEKILAS KISAH NABI ISA DALAM
AL-QURAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran surah An-Nisa (surah
ke-4) ayat 157.
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ
مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ
لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ
بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh
Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya
dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar ragu tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak yakin siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan
belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh adalah Isa.
Yang
dimaksud dengan ucapan “mereka” ialah orang Yahudi dan Romawi, bukan orang
Nasrani.
Anggapan
bahwa yang mengejar dan membunuh Nabi Isa adalah orang Nasrani itu persepsi yang
salah.
Dalam
ayat di atas dijelaskan bahwa Nabi Isa tidak
meninggal karena dibunuh.
Tetapi
yang dibunuh oleh tentara Romawi adalah orang lain yang diserupakan (oleh
Allah) sebagai Nabi Isa.
Orang
itu namanya Yahuza al-Askharayuti.
Yang
disangka oleh pembunuhnya sebagai Nabi Isa.
Begitulah keterangan dalam
kitab-kitab tafsir.
Al-Quran surah An-Nisa (surah
ke-4) ayat 158.
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا
حَكِيمًا
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ada 2 tafsir tentang Nabi Isa yang
“diangkat” oleh Allah.
Para
ulama berbeda pendapat tentang “mengangkatmu kepada-Ku”.
Quraish
Shihab dalam Tafsir
Al-Mishbah.
Allah
mengangkat Nabi Isa secara sempurna.
Membawanya
ke tempat yang tak bisa dijangkau orang
kafir.
Yaitu
di sisi-Nya.
Sebagian
ulama memahami di sisi-Nya adalah ke langit.
Kisah
Nabi Isa AS di dunia berbeda dengan manusia lainnya.
Karena
hadirnya di bumi berbeda dengan manusia lain.
Sebagian besar ulama memahami Allah mengangkat Nabi Isa
secara hakiki.
Yaitu roh dan jasadnya ke langit.
Sebagian kecil ulama berpendapat Nabi Isa selamat dan
pergi ke suatu tempat sampai wafat.
Setelah wafat, roh Nabi Isa diangkat Allah ke
sisi-Nya.
Kata “tuwuffiya” (wafat)
artinya mati atau tidur.
Al-Quran
surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 60.
وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا
جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰ أَجَلٌ مُسَمًّى ۖ
ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Dia yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui
apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang
hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada
Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu
kerjakan.
Dalam
ayat di atas “yatawaffakum”.
Bukan
mematikan kamu, tapi menidurkan kamu.
Jadi
“Inni
munawaffika” tidak harus dipahami “Allah mematikan Isa.”
Tapi
menidurkannya, setelah itu diangkat ke sisi-Nya.
Apakah Nabi Isa bisa hidup di langit?
Jika percaya penciptaan Nabi Isa tanpa bapak.
Kenapa tidak percaya Nabi Isa diangkat ke langit?
Keduanya hal luar biasa dan tidak lazim.
Al-Quran surah Ali-lmran (surah
ke-3) ayat 55.
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ
وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ
اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ
إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
(Ingatlah),
ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu
kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari
orang kafir, dan menjadikan orang yang mengikuti kamu di atas orang kafir
hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Aku kembalimu, lalu Aku memutuskan
diantaramu tentang hal yang selalu kamu berselisih padanya".
Kaum Nasrani mengganggap Nabi Isa
mati dibunuh (disalib) atas kemauan Nabi Isa sendiri.
Untuk menebus dosa warisan Nabi
Adam dan anak cucu keturunannya adalah salah dan keliru.
Nabi Adam minta ampun kepada
Allah dan Allah mengampuninya.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah
ke-2) ayat 37.
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ
ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka
Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang.
Al-Quran menjelaskan bahwa dosa
seseorang tidak bisa ditanggung orang lain.
Hal ini mirip sikap Ibnu Saba’ (orang
Yahudi) setelah Rasulullah wafat.
Ibnu Saba mencoba merusak akidah Islam.
Ibnu Saba berkata bahwa yang
berhak menjadi khalifah setelah
Rasulullah wafat adalah Ali bin Abi Thalib.
Ibnu Saba’ berargumen Rasulullah pernah bersabda.
Bahwa kedudukan Rasulullah dan Ali
bin Abi Thalib adalah seperti kedudukan Nabi Musa dan Nabi Harun.
Usaha Ibnu Saba’ agak berhasil di
zaman Khalifah Usman bin Affan dan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib.
Dia berhasil mengadu domba sesama
umat Islam.
Hingga timbul musibah besar.
Dengan terbunuhnya Khalifah Usman
bin Affan.
Dan peristiwa menyedihkan pada zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Nabi Isa tidak dibunuh oleh orang
Nasrani.
Dan tidak pula dibunuh oleh orang
Yahudi.
Tetapi yang dibunuh oleh tentara
Romawi adalah Yahuza atas provokasi orang Yahudi.
Orang
Nasrani menjadikan Nabi Isa sebagai Tuhan berpangkal keyakinan bahwa Nabi Isa
adalah anak Tuhan.
Karena
Nabi Isa lahir tanpa bapak berupa manusia.
Orang
Nasrani menganggap Allah berhubungan badan dengan Maryam.
Al-Quran
surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 30.
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ
النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ
يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ
أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah"
dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah".
Demikian itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang
kafir terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?
Al-Quran suraH Ali Imran (surah
ke-3) ayat 59.
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ
خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.
Surat Ali ’Imran ini turun terkait
perilaku orang Nasrani Najran.
Mereka menjadikan mukjizat kelahiran
Nabi Isa Al-Masih.
Sebagai dalil sifat ketuhanan Nabi
lsa dan sebagai anak Allah.
Kemudian turun ayat di atas untuk
membetulkan perilaku mereka yang salah.
(Sumber suara.muhammadiyah)



