Saturday, May 22, 2021

9671. SEKILAS KISAH NABI ISA



SEKILAS KISAH NABI ISA DALAM AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 157.

 

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

 

 

Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar ragu tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak yakin siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh adalah Isa.

 

 

 

 Yang dimaksud dengan ucapan “mereka” ialah orang Yahudi dan Romawi, bukan orang Nasrani.

 

 

Anggapan bahwa yang mengejar dan membunuh Nabi Isa adalah orang Nasrani itu persepsi yang salah.

 

Dalam  ayat di atas dijelaskan bahwa Nabi Isa tidak meninggal karena dibunuh.

 

 

Tetapi yang dibunuh oleh tentara Romawi adalah orang lain yang diserupakan (oleh Allah) sebagai Nabi Isa.

 

 

Orang itu namanya Yahuza al-Askharayuti.

 

 

Yang disangka oleh pembunuhnya sebagai Nabi Isa.

 

 

Begitulah keterangan dalam kitab-kitab tafsir.

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 158.

 

 

بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

 

 

Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

 

 

Ada 2 tafsir tentang Nabi Isa yang “diangkat” oleh Allah.

 

Para ulama berbeda pendapat tentang “mengangkatmu kepada-Ku”. 

 

Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah.

 

Allah mengangkat Nabi Isa secara sempurna.

 

Membawanya ke  tempat yang tak bisa dijangkau orang kafir.

 

 

Yaitu di sisi-Nya.

 

 

Sebagian ulama memahami di sisi-Nya adalah ke langit.

 

 

Kisah Nabi Isa AS di dunia berbeda dengan manusia lainnya.

 

 

Karena hadirnya di bumi berbeda dengan manusia lain.

 

 

Sebagian besar ulama memahami Allah mengangkat Nabi Isa secara hakiki.

 

 Yaitu  roh dan jasadnya ke langit.

 

 

Sebagian kecil ulama berpendapat Nabi Isa selamat dan pergi ke suatu tempat sampai wafat.

 

Setelah wafat, roh Nabi Isa diangkat Allah ke sisi-Nya.

 

Kata “tuwuffiya” (wafat) artinya mati atau tidur.

 

 

Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 60.

 

 

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰ أَجَلٌ مُسَمًّى ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

 

Dan Dia yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.

 

 

 

Dalam ayat di atas “yatawaffakum”.

 

 

Bukan mematikan kamu, tapi menidurkan kamu.

 

 

Jadi “Inni munawaffika” tidak harus dipahami  “Allah  mematikan Isa.”

 

Tapi menidurkannya, setelah itu diangkat ke sisi-Nya.

 

 

Apakah Nabi Isa bisa hidup di langit?

 

Jika percaya penciptaan Nabi Isa tanpa bapak.

 

 

Kenapa tidak percaya Nabi Isa diangkat ke langit?

 

Keduanya hal luar biasa dan tidak lazim.

 

Al-Quran surah Ali-lmran (surah ke-3) ayat 55.

 

 

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

 

(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang kafir, dan menjadikan orang yang mengikuti kamu di atas orang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Aku kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal yang selalu kamu berselisih padanya".

 

 

Kaum Nasrani mengganggap Nabi Isa mati dibunuh (disalib) atas kemauan Nabi Isa sendiri.

 

Untuk menebus dosa warisan Nabi Adam dan anak cucu keturunannya adalah salah dan keliru.

 

Nabi Adam minta ampun kepada Allah dan Allah mengampuninya.

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 37.

 

 

فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

 

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

 

 

Al-Quran menjelaskan bahwa dosa seseorang tidak bisa ditanggung orang lain.

 

Hal ini mirip sikap Ibnu Saba’ (orang Yahudi) setelah Rasulullah wafat.

 

Ibnu Saba mencoba merusak akidah Islam.

 

Ibnu Saba berkata bahwa yang berhak menjadi khalifah setelah  Rasulullah wafat adalah Ali bin Abi Thalib.

 

Ibnu Saba’ berargumen Rasulullah  pernah bersabda.

 

 

Bahwa kedudukan Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib adalah seperti kedudukan Nabi Musa dan Nabi Harun.

 

 

Usaha Ibnu Saba’ agak berhasil di zaman Khalifah Usman bin Affan dan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib.

 

Dia berhasil mengadu domba sesama umat Islam.

 

Hingga timbul musibah besar.

 

Dengan terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan.

 

Dan peristiwa menyedihkan pada  zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.

 

 

Nabi Isa tidak dibunuh oleh orang Nasrani.

 

Dan tidak pula dibunuh oleh orang Yahudi.

 

Tetapi yang dibunuh oleh tentara Romawi adalah Yahuza atas provokasi orang Yahudi.

 

 

 

Orang Nasrani menjadikan Nabi Isa sebagai Tuhan berpangkal keyakinan bahwa Nabi Isa adalah anak Tuhan.

 

 

Karena Nabi Isa lahir tanpa bapak berupa manusia.

 

 

Orang Nasrani menganggap Allah berhubungan badan dengan Maryam.

 

 

Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9) ayat 30.

 

 

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ ۖ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

 

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang kafir terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?

 

 

 

Al-Quran suraH Ali Imran (surah ke-3) ayat 59.

 

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

 

 

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.

 

 

Surat Ali ’Imran ini turun terkait perilaku orang Nasrani Najran.

 

Mereka menjadikan mukjizat kelahiran Nabi Isa Al-Masih.

 

Sebagai dalil sifat ketuhanan Nabi lsa dan sebagai anak Allah.

 

 

Kemudian turun ayat di atas untuk membetulkan perilaku mereka yang salah.

 

 

(Sumber suara.muhammadiyah)


0 comments:

Post a Comment