KUN FAYAKUN JADILAH MAKA JADILAH IA TAPI ALLAH TAK BUTUH KATA
KUN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
Keesaan perbuatan
Allah artinya bahwa segala sesuatu yang berada di alam semesta.
Dalam sistem kerjanya.
Maupun sebab dan
wujudnya.
Semuanya hasil
perbuatan Allah saja.
Semua yang dikehendaki
Allah pasti terjadi.
Dan segala yang tidak
dikehendaki Allah, pasti tidak akan terjadi.
Tidak ada daya (untuk
memperoleh manfaat).
Tidak ada kekuatan
(untuk menolak mudarat).
Kecuali bersumber dari
Allah.
Tetapi bukan berarti
bahwa Allah berlaku sewenang-wenang.
Atau bekerja tanpa
sistem yang ditetapkan oleh Allah.
Keesaan perbuatan
Allah selalu dikaitkan dengan hukum.
Takdir dan sunatullah
(hukum alam) yang ditetapkan oleh Allah.
Dalam mewujudkan
sesuatu, Allah tidak butuh apa pun.
Jika Allah menghendaki
sesuatu.
Hanya berkata:
“Jadilah!” Maka jadilah dia.
Al-Quran surah Yasin
(surah ke-36) ayat 82.
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ
فَيَكُونُ
Sesungguhnya keadaan-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu hanya
berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah ia.
Tetapi, hal ini bukan
berarti bahwa Allah butuh kata “Jadilah”.
Ayat ini hanya
bermaksud menggambarkan.
Bahwa pada hakikatnya
dalam mewujudkan sesuatu Allah tidak butuh apa pun.
Ayat ini juga tidak
berarti bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah tercipta dalam sekejap.
Tanpa proses sesuai
dengan kehendak Allah.
Nabi Isa dinyatakan Allah sebagai tercipta dengan kata “kun”.
Seperti dalam al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 59.
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ
عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ
فَيَكُونُ
Sesungguhnya pemisalan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah
seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya, “Jadilah”, (seorang manusia), maka jadilah ia.
Al-Quran menggambarkan
proses kejadian Nabi Isa.
Yang dimulai dengan
kehadiran malaikat kepada Maryam.
Kehamilannya, sakit
perut menjelang kelahiran.
Dan akhirnya lahir
Nabi Isa.
Al-Quran surah Maryam
(surah ke-19) ayat 16-26.
وَاذْكُرْ فِي
الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا
فَاتَّخَذَتْ مِنْ
دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا
سَوِيًّا
قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ
بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
قَالَ إِنَّمَا أَنَا
رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا
قَالَتْ أَنَّىٰ
يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا
Dan ceritakan (kisah) Maryam dalam Al-Quran, yaitu ketika ia
menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia
mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami
kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Maryam
berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan yang Maha Pemurah,
jika kamu seorang yang bertakwa”. Jibril berkata, “Sesungguhnya aku hanya
utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. Maryam
berkata, “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedangkan tidak
pernah ada seorang manusia menyentuhku dan aku bukan seorang pezina”.
Jibril berkata, “Demikian”.
Tuhanmu berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku, dan agar dapat
Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan
hal itu suatu perkara yang sudah diputuskan”.
Maka Maryam mengandungnya, lalu
ia menyisihkan diri dengan kandungannya ke tempat yang jauh, maka rasa sakit
akan melahirkan anak memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma dan
berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang
yang tidak berarti, dan dilupakan”.
Jibril menyerunya dari
tempat yang rendah, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan anak sungai di bawahmu, dan goyanglah pangkal pohon kurma ke arahmu,
niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan,
minum dan bersenang hatimu. Apabila kamu melihat seorang manusia, maka katakan,
“Sesungguhnya aku bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku
tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini”.
Jadi, kalimat “kun
fayakun”.
Bukan berarti bahwa
segala sesuatu yang dikehendaki Allah langsung terjadi, tanpa suatu proses.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish.
Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish
Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit
Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish.
E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital,
Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment