Wednesday, May 26, 2021

9715. URUTAN SALAT GERHANA BULAN DAN MATAHARI

 



URUTAN SALAT GERHANA BULAN DAN MATAHARI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

Tata Cara Salat Gerhana Bulan dan Matahari

 

Oleh Ustaz Muhammad Hidayatulloh.

 

Hadis riwayat Bukhari dan Muslim



Dari Abu Mas’ud Anshari ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

 

“Sesungguhya matahari dan bulan adalah dua ayat dari ayat-ayat Allah, yang dengan keduanya Allah hendak menakut-nakuti hamba-Nya.

 

Dan tidaklah terjadi gerhana pada keduanya karena kematian seseorang atau pun kelahirannya.

 

 Jika kalian melihat gerhana, maka salat dan berdoalah kepada Allah sampai matahari kembali normal (seperti sedia kala).”

 

(HR Bukhari, Muslim)

 

Bedanya Kusuf dan Khusuf

 

Kusuf dari kata “kasafa yaksifu”.

 

Yang berarti “menutupi”.

 

“Kasafatisy” syams berarti “gerhana Matahari”.

 

“Khusuf” dari kata “khasafa yakhsifu”.

 

Yerarti “lenyap atau hilang”.

 

Khasafal qamar berarti “gerhana bulan”.




Mulai salat gerhana boleh  diseru: ‘ashshalatu jami’ah’




Salat gerhana hukumnya sunah muakkad.

 

 

Dari Aisyah Radliyallahu anha berkata:

 

“Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW.

 

Maka beliau berdiri melaksanakan salat bersama banyak orang.

 

Beliau memanjangkan bacaan, lalu rukuk dengan memanjangkan rukuk.

 

Kemudian mengangkat kepalanya, lalu membaca lagi dengan memanjangkan bacaannya.

 

Tapi tidak seperti panjang bacaan pertama.

 

Kemudian beliau rukuk lagi dengan memanjangkan rukuk.

 

Tapi tidak selam rukuk pertama, lalu mengangkat kepalanya kemudian sujud 2 kali.

 

Beliau kemudian berdiri kembali dan mengerjakan seperti pada rakaat pertama.

 

Setelah itu beliau bangkit dan bersabda:

 

“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena mati atau hidupnya seseorang.

 

Tetapi keduanya adalah tanda-tanda kebesaran Allah, yang Dia perlihatkan kepada hamba-hambaNya.

 

Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka segeralah mendirikan salat.”

(HR Bukhari)

 

URUTAN SALAT GERHANA

 

RAKAAT KE-1

 

1.      Takbiratul ikhram.

 

1)     Membaca doa iftitah.

2)     Membaca surah Fatihah.

3)     Membaca surah Al-Quran agak panjang.

 

2.      Rukuk agak lama.

 

3.      Bangkit dari rukuk.

 

1)             Membaca surah Fatihah.

2)             Membaca surah Al-Quran agak pendek.

 

 

4.      Rukuk lagi, lebih singkat dibanding rukuk awal.

 

5.      Berdiri iktidal.

 

6.      Sujud ke-1, agak lama.

 

7.      Duduk di antara 2 sujud.

 

 

8.      Sujud ke-2, agak lama.

 

 

9.      Berdiri tegak, melanjutkan rakaat ke-2.

 

 

 

RAKAAT KE-2.

 

1.      Berdiri tegak.

 

1)       Membaca surah Fatihah.

2)       Membaca surah Al-Quran agak panjang.

 

2.      Rukuk agak lama.

 

3.      Bangkit dari rukuk.

 

 

1)             Membaca surah Fatihah.

2)             Membaca surah Al-Quran agak pendek.

 

 

4.      Rukuk lagi, lebih singkat dibanding rukuk awal.

 

5.      Berdiri iktidal.

 

6.      Sujud ke-1, agak lama.

 

7.      Duduk di antar 2 sujud.

 

8.      Sujud ke-2, agak lama.

 

9.      Duduk tasyahud akhir.

 

10.       Mengucapkan salam ke kanan dan kiri.

 

 

Setelah salat gerhana ada khotbah.

 

Berisi nasihat:

 

1)     Banyak sedekah.

 

2)     Banyak beristigfar mohon ampun kepada Allah.

 

 

3)     Banyak berzikir.

 

 

Bedanya salat gerhana dengan salat biasanya.

 

Yaitu salat gerhana:

 

1)     Tiap rakaatnya dilakukan 2 kali berdiri, 2 kali rukuk, dan 2 kali sujud.

 

2)     Dengan memanjangkan bacaan surahnya, rukuk, dan sujudnya.

 

 

WAKTU SALAT GERHANA

 

1.      Mulai terjadi gerhana sampai selesai.

 

2.      Tak masalah jika bertepatan dengan waktu terlarang untuk salat.

 

 

 

(Sumber suara.muhammadiyah)

0 comments:

Post a Comment