PENGERTIAN
NABI ISA DIANGKAT KE LANGIT
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Allah
Mengangkat Isa ke sisi-Nya.
Tentara Herodes datang ke rumah tempat
persembunyiannya.
Nabi Isa menjauh dari kamar tempatnya bermalam dengan
penuh ketakutan.
Kemudian Allah memerintahkan malaikat mengangkat
Nabi Isa.
Al-Quran surah An-Nisa (surah
ke-4) ayat 158.
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا
حَكِيمًا
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.
Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Kemana Nabi Isa diangkat?
Al-Quran surah Ali-lmran (surah
ke-3) ayat 55.
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ
وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ
اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ
إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
(Ingatlah),
ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu
kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari
orang kafir, dan menjadikan orang yang mengikuti kamu di atas orang kafir
hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Aku kembalimu, lalu Aku memutuskan
diantaramu tentang hal yang selalu kamu berselisih padanya".
Nabi Isa diangkat ke sisi Tuhan.
Para
ulama berbeda pendapat tentang “mengangkat kamu kepada-Ku”.
Menurut
Sya’rawi yang dikutip M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah.
Allah mengangkat Nabi Isa secara sempurna.
Kemudian
roh jasad Nabi lsa dibawa ke tempat yang tidak bisa dijangkau orang kafir.
Yaitu
di sisi-Nya.
Sebagian
ulama memahami di sisi Nya.
Yaitu
ke langit.
Kisah
Nabi Isa tidak seperti perjalanan hidup manusia lain pada umumnya.
Sejak
awal hadirnya Nabi lsa di bumi berbeda dengan manusia lain.
Sebagian besar ulama memahami Allah mengangkat Nabi Isa
secara hakiki.
Yaitu roh dan jasad Nabi lsa diangkat ke langit.
Sebagian kecil ulama mengatakan bahwa Nabi Isa
selamat dari penyergapan tentara Herodes.
Dan pergi ke tempat yang tidak diketahui musuhnya.
Menetap dan wafat.
Setelah wafat, roh Nabi Isa diangkat Allah ke sisi-Nya.
Timbul penafsiran ini, karena “wafat” diartikan “mati”.
Padahal
“wafat” punya arti lain.
Al-Quran
surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 60.
وَهُوَ
الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ
يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰ أَجَلٌ مُسَمًّى ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ
ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Dia yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui
apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang
hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada
Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu
kerjakan.
Dalam ayat di atas “yatawaffakum” bukan
berarti “mematikan kamu”.
Tapi
“menidurkan kamu”.
Al-Quran
surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 42.
اللَّهُ
يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ
فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ
أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa (orang) yang
telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu
yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian ada tanda kekuasaan Allah bagi
kaum yang berpikir.
Jadi
“Inni
munawaffika” pada surat Ali Imran 55 tidak harus
dipahami “Allah mematikan Isa”.
Tapi
“menidurkannya”.
Setelah
itu, diangkat ke sisi-Nya.
Apakah masuk akal.
Nabi Isa diangkat ke langit lengkap dengan jasad dan
rohnya.
Apakah Nabi Isa dapat bertahan hidup di langit?
Jika percaya penciptaan Nabi Isa tanpa bapak.
Kenapa tidak percaya Nabi Isa diangkat ke langit?
Keduanya luar biasa dan tidak lazim.
Jika “Inni munawaffika” dipahami
dengan “mematikan”.
Maka
sesuai urutannya.
Nabi
Isa wafat, baru diangkat ke langit.
Menurut
Sya’rawi, “waw” dalam ayat ini menggabung 2 peristiwa.
Bukan
mengurutkannya.
Nabi
Isa diangkat dulu.
Kemudian
dimatikan, jika sampai ajalnya.
Dalam
gaya bahasa Al-Quran hal itu tidak asing.
Tidak
semua “waw” berarti untuk mengurutkan.
Al-Quran
surah Al-Qamar (surah ke-54) ayat 16.
فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ
Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku.
Dalam ayat di atas, “azab” lebih dulu disebutkan daripada
“ancaman”.
Padahal yang terjadi “ancaman” dulu baru “azab”.
Karena “waw”, bukan “lit-tartib” (bukan untuk
mengurutkan).
Lebih jelas lagi jika kita membaca hadis Nabi yang mutawatir.
Bahwa pada akhir zaman nanti Nabi Isa akan
turun ke bumi.
Maka urutannya:
1)
Allah mengangkat Nabi Isa ke sisi-Nya.
2)
Menurunkan Nabi Isa pada akhir zaman.
3)
Kemudian mematikannya.
(Sumber suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment