APAKAH KEESAAN ALLAH ITU
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran
surah Al-Ikhlas (surah ke-112) ayat 1-4.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Katakan: “Dia Allah Yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tidak mempunyai anak dan tidak dilahirkan, dan tidak ada apa pun yang setara
dengan Dia”.
Al-Quran
memakai kata “huwa” untuk menunjuk kepada Allah.
Padahal
sebelumnya tidak pernah disebut dalam susunan redaksi ayat Al-Quran kata yang
menunjuk kepada Allah.
Hal
ini memberi kesan Tuhan Yang Maha Kuasa itu, sangat terkenal dan nyata.
Sehingga
hadir dalam benak setiap orang dan hanya kepada-Nya selalu tertuju segala
isyarat.
6Kata
“ahad” diterjemahkan dengan “esa”.
Terambil
dari akar kata “wahdat”
Yang
berarti “kesatuan”.
Seperti
kata “wahid” artinya “satu”.
Kata
“Ahad” dapat berkedudukan sebagai “nama” dan “sifat” untuk sesuatu.
Jika
kata “Ahad” berkedudukan sebagai “sifat”, maka hal itu khusus untuk Allah.
Dalam
surah Al-Ikhlas, kata “ahad” berfungsi sebagai sifat Allah.
Dalam
arti Allah punya sifat tersendiri yang tidak dimiliki selain Allah.
Dari
segi bahasa, kata “ahad” berakar sama dengan “wahid”.
Tetapi
masing-masing punya makna dan penggunaan tersendiri.
Kata
“ahad” yang artinya “esa (tunggal)” hanya dipakai untuk sesuatu yang tidak
dapat menerima penambahan apa pun.
Dalam
pikiran dan kenyataan.
Karena
kata “ahad” berfungsi sebagai sifat.
Kata
“wahid” artinya “satu” dapat bertambah menjadi 2, 3, dan seterusnya.
Meskipun
penambahan itu hanya dalam pikiran pengucap atau pendengarnya.
Kata
“ahad” terulang 85 kali dalam Al-Quran.
Tetapi
hanya 1 kali yang dipakai menunjukkan sifat Tuhan.
Yaitu
dalam Al-Quran surah Al-Ikhlas (surah ke-112) ayat 1.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Katakan: “Dia Allah, Yang Maha
Esa”.
Seakan-akan
Allah bermaksud untuk menekankan keyakinan tauhid.
Bukan
saja dalam maknanya.
Tetapi
juga dalam bilangan pengulangan lafalnya.
Dan
kandungan lafal itu.
Hal
ini menggambarkan kemurnian mutlak dalam keesaan:
Kata
“wahid” artinya “satu”, tetapi dapat berbilang unsurnya.
Tetapi
kata “ahad” artinya “satu” yang mutlak.
Allah terkadang juga disifati dengan kata “Wahid”.
Al-Quran
surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 163.
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ
الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
Dan Tuhanmu adalah Tuhan
Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
Kata
“wahid” dalam ayat ini menunjuk kepada keesaan Zat Allah disertai keragaman
sifat-sifat-Allah.
Karena
Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kuat, Maha Mengetahui, dan
sebagainya.
Kata
“ahad” dalam surat Al-Ikhlas (surah ke-112) mengacu kepada keesaan Zat-Allah
saja.
Tanpa
memperlihatkan keragaman sifat-sifat itu.
Daftar Pustaka
1. Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab,
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan
Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com
online.

0 comments:
Post a Comment