TAMU ZIONIS ISRAEL MENGUSIR TUAN
RUMAH PALESTINA
Oleh:Drs.H.M.Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran surah Al-A’raf (surah
ke-7) ayat 166-167.
فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً
خَاسِئِينَ
Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang
mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang
hina.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
مَنْ يَسُومُهُمْ سُوءَ الْعَذَابِ ۗ إِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيعُ الْعِقَابِ ۖ
وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa
sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari
kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang
seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya
Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Zionis
Yahudi Israel diterima
dengan baik oleh Palestina saat Eropa mengusirnya.
Zionis
lsrael terlunta-lunta.
Tiba
di Palestina dengan wajah kucel, baju lusuh, dan aroma tubuh menyengat.
Mereka seperti kumpulan monyet
yang eksodus.
Dari lokasi yang sulit untuk
hidup ke lokasi yang diharapkannya lebih kondusif.
Tapi setelah di tempat baru.
Sebagai pendatang, ia tak tahu
diri.
Mereka mengganggu habitat lain
yang ada dan mengusirnya.
Tamu yang tak tahu diri bagai
monyet-monyet itu.
Saat ini membunuh tuan rumah yang
telah menampungnya.
Tidak tanggung-tanggung.
Mulai pria dewasa, wanita dan
anak-anak dibantai massal dengan senjatanya.
Tidak bisa dibayangkan begitu
jahatnya monyet-monyet itu.
Mereka memakai baju zionisme.
Monyet zionis Yahudi Israel yang
ditolong itu tidak hanya mencakar.
Tapi membunuh dan menguasai
properti pemiliknya yang sah.
Berlaku biadab pada penolongnya
adalah watak yang dihadirkan untuk dapat mengibarkan bendera “bintang Daud”
bernama Israel.
Monyet-monyet zionis Yahudi itu
dimusuhi di Eropa sampai dibunuh massal.
Khususnya pada Perang Dunia II.
Mereka lari terbirit-birit
mencari suaka.
Palestina tujuan utamanya.
Negeri yang dimitoskan sebagai
tanah yang dijanjikan itu dirampasnya dari pemilik sahnya.
Sebagian negara Eropa gembira.
Merasa bebas dari kumpulan monyet
Yahudi itu.
Senang bukan alang kepalang bisa
memindahkan masalah ke negeri lain.
Kekejaman monyet-monyet itu bisa
disaksikan saat membombardir Gaza,
Palestina.
Nafsu membunuhnya menggelegar.
Merasa dibeking kuat oleh zionis
Amerika yang menguasai kebijakan.
Mulai pejabat pemerintahan
tingkat rendah sampai presiden.
Bertekuk lutut dikendalikan
oligarki Yahudi berwatak zionis.
Presiden
Amerika, yang disebut negara adidaya, sejatinya hanya simbol negara.
Ia
hanya bekerja untuk kepentingan oligarki Yahudi.
Dan
oligarki zionis Yahudi Amerika membantu saudara sesama.
Yang
tinggal “di tanah yang dijanjikan” dengan tanpa reserve.
Monyet-monyet Yahudi zionis
Israel merasa jumawa.
Tidak mau mendengar lembaga
internasional.
Yang minta menghentikan tindakan
barbar yang dilakukannya.
Cemooh, kutukan dan resolusi PBB
tidak digubrisnya.
Hantam sepuasnya.
Dan berhenti jika ingin berhenti.
Melihat tindakannya menghantam
sasaran sipil di Gaza dengan rudal.
Dunia menyaksikan kebiadaban yang
dilakukan tanpa mampu menghentikan.
Dunia seperti terpana melihat
kepongahan monyet-monyet.
Yang sekitar 100 tahun lalu di
Eropa dikejar-kejar untuk dibantai.
Adolf Hitler dan pejabat dekatnya konon keturunan Yahudi.
Tapi entah kenapa justru
membantai etnisnya sendiri.
Apakah Hitler dan jajarannya “berevolusi” jadi manusia.
Tidak ingin melihat masa lalunya.
Ingin mengubur masa lalu.
Dan pembantaian terhadap monyet-monyet
dilakukan.
Tidak ada yang bisa menjawabnya.
Apa yang menyebabkan Hitler bengis pada etnis Yahudi.
Yang muncul hanya dugaan.
Ada yang mengatakan ibunya mati
misterius dibunuh ayah sambungnya yang Yahudi.
Tapi isyarat kenapa ia membunuh
massal Yahudi, itu sudah disampaikannya.
Meski “kenapa” itu tidak
menjelaskan latar belakang kenapa itu dilakukannya.
Tapi isyarat yang disampaikannya
itu bisa menjelaskan kenapa ia tidak membunuh semuanya.
Tapi menyisakan sebagian agar
generasi selanjutnya memahami kenapa Hitler melakukan pembunuhan massal etnis
Yahudi.
Melihat monyet-monyet Yahudi
zionis Israel yang lari terbirit-birit dari kematian.
Dan berharap pada penguasa Arab
Palestina untuk bisa hidup di sana.
Diterima dengan baik layaknya tamu.
Tidak lama kemudian, watak monyet
dari tamu tadi muncul.
Mulai bertingkah karena mendapat sokongan
Barat, yang tadinya memusuhinya.
Mulai merangsek merampas sedikit
demi sedikit properti di tempat strategis milik tuan rumah.
Menjelma jadi tamu yang tak kenal
diuntung.
Tuan rumah mulai terdesak dan
hidup di pinggir kota.
Tahun 1948, mereka
memproklamasikan negara Israel.
Dan itu atas dukungan Inggris
utamanya.
Yang jauh hari memberi jalan
kemerdekaan lewat Deklarasi Balfour (1917).
Monyet zionis Israel ini terus
mendatangkan etnisnya.
Datang terus bergelombang jutaan
jumlahnya.
Maka perampasan rumah yang
dimiliki Arab Palestina (Islam, Kristen, Katolik) menjadi kelaziman.
Terjadi keributan dan bahkan perang.
Seolah Israel yang hidup di kelilingi
bangsa Arab menjadi pihak yang “disakiti”.
Menjadi pihak yang “dikeroyok”dan
seolah tak sebanding.
Opini terus digembar-gemborkan.
Seolah Israel pihak yang
diganggu.
Lambat laun opini merasuk pada orang
yang tidak membaca sejarah dengan baik.
Sehingga penjajah dikesankan
seolah pihak yang benar.
Jika
ada non-Muslim, khususnya Nasrani di negeri ini.
Yang
membela zionis Israel, tentu menjadi keheranan tersendiri.
Bahkan Mel Gibson,
aktor Hollywood kondang yang memang
anti-Yahudi.
Dia
bingung dan katanya,
“Heran
jika ada Nasrani yang justru membela Yahudi.”
Mel Gibson salah satu aktor
Hollywood yang dibenci Yahudi Amerika khususnya.
Dengan cara membendung pemberitaan
tentangnya.
Dan memberitakan hal yang buruk
saja.
ltu dilakukan jaringan media
Yahudi di Amerika.
Tapi Mel tetap eksis di dunianya.
Puncak
kemarahan Yahudi Amerika pada Mel.
Dia
membuat film tentang penyaliban Yesus Kristus versi Injil yang dipelajarinya.
Menurutnya,
Yesus ditangkap dan disalib oleh kaum Yahudi.
The
Passion of Christ, judul filmnya.
Dalam film itu, Mel membongkar
“ketidakbenaran” keyakinan kristiani saat ini.
berkenaan dengan Yesus yang ditangkap dan
disalib orang-orang Yahudi.
Karena dalam tekanan dan perintah
keras Raja Herodes.
Sebagaimana dikisahkan dalam Injil
Matius, Pasal 2.
Mel
tidak mengacu pada Injil Matius itu.
Tapi
pada Injil Kanonik lainnya.
Atau
dokumen sejarah lain yang tidak mengisahkan serupa.
Menurut
yang dibacanya, bahwa Yesus dibunuh dan disalib oleh kaum Yahudi.
Tidak
ada campur tangan pihak lainnya.
Ini
film mblejeti kejamnya Yahudi terhadap Yesus sampai penyalibannya.
Sejarah
yang lama dikubur Yahudi, seolah dibangkitkan Mel.
Konon kabarnya, ada rencana Mel
akan membuat film lainnya, dan itu lagi-lagi mengusik zionis Yahudi.
Film tentang Holocaust.
Menurutnya, Holocaust cerita yang cuma dibesarkan saja.
Seolah Yahudi ingin dikesankan
sebagai yang “dizalimi”.
“Itu halu Yahudi saja,” katanya.
Di Barat muncul generasi baru
yang ingin melawan kesewenangan atas dominasi Yahudi, khususnya di Amerika.
Ini tentu keberanian tersendiri.
Dan menarik jika zionis Yahudi dikoreksi Yahudi lainnya.
Yang melihat sejarah obyektif.
Noam Chomsky, di antaranya.
Semacam Mel Gibson yang tampaknya
dibutuhkan untuk memberi pencerahan tentang zionis Yahudi sebenarnya.
Juga Chomsky dan lainnya.
Dunia harus menunjukkan
simpatinya pada negara Palestina.
Negeri yang dijajah, dianeksasi
kumpulan monyet zionis Israel.
Penyebutan “monyet” dalam tulisan
ini tentu berdasar.
Tidak asal penyebutan apalagi
olok-olok.
Berdasar al-Quran mengisahkannya.
Dalam sejarahnya Yahudi pernah
dikutuk jadi monyet.
Soal ini al-Quran menyebutkan
pula pada Surat an-Nahl, ayat 124, Surat al-A’raaf, ayat 163, Surat al-Baqarah,
ayat 65, Surat al-Maidah, ayat 60, dan lainnya.
Sabtu
(Sabat) adalah hari permintaan kaum Yahudi kepada Nabi Musa.
Untuk
mengubah ketetapan Jumat sebagai hari
ibadah.
Ditawarnya hari Sabtu sebagai hari ibadah.
Allah
setuju.
Ternyata kaum Yahudi mengingkarinya.
Karena Sabtu saat hari ibadah.
lkan-ikan melimpah di pinggir
kota Elat/Palestina, di Teluk Aqabah, di pesisir Laut Merah.
Kaum Yahudi mengingkari
perjanjian dengan Allah melalui perantara Nabi Musa.
Bahwa Sabtu adalah hari ibadah.
Tidak ada bisnis yang boleh
dikerjakan pada hari itu.
Tapi mereka melihat ikan yang
melimpah, maka dilanggarnya kesepakatan itu.
Allah murka, “Jadilah kamu monyet
yang hina.”
Ada 2 pendapat di kalangan ahli
tafsir.
1.
Hanya
pemisalan.
Artinya, hati mereka menyerupai
hati monyet.
2.
Pendapat
jumhur ulama bahwa mereka benar-benar menjadi yang hidup 3 hari.
Pantas
zionis Yahudi yang menduduki tanah Palestina disebut “monyet”.
Karena
punya watak dan hati seperti monyet.
Karena
“monyet hina” yang bisa melakukan perbuatan tanpa nilai kemanusiaan.
(Sumber suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment