ALLAH TAK INGIN SEMUA MANUSIA BERIMAN SEPERTI MALAIKAT
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Islam beruntung punya
rujukan Al-Quran yang tak habis dikaji sepanjang masa.
Selalu ada hal baru,
meskipun samudera maknanya ditimba terus-menerus dengan berbagai perspektif.
Umat Islam harus
menjadikan Al-Quran sebagai pemandu.
Abbas Mahmud menyatakan bahwa aliran pemikiran dan ideologi
dunia ciptaan manusia akan larut.
Tapi pesan yang ditimba dari Al-Qur’an akan tetap bertahan.
Manusia mencari pergantungan spiritual yang kokoh.
Yang tidak terombang-ambing tarikan materialis yang kasar dan
ganas.
Agama mengajarkan kita agar selalu optimis.
Jangan larut dalam pesimis.
Ada karakter
pembangkangan dan pengkhianatan Yahudi dan Nasrani di zaman Rasulullah.
Jika umat Islam
mengulangi perilaku sama, maka bisa tergolong yang dicela dan tersesat.
Mengoreksi dan menertawakan diri sendiri itu penting.
Harus ada orang dalam yang mengkritik diri sendiri.
Seperti Buya Hamka dan AA Navis mengkritik budaya Minang.
Ajip Rosidi mengkritik budaya Sunda.
WS Rendra mengkritik Jawa dengan istilahnya budaya kasur tua.
Dalam mengkritik, norma pokok Al-Qur’an bisa menjadi acuan.
Misalnya nilai universal keadilan, kesetaraan, kebaikan, dan ketakwaan.
Pemahaman keliru tentang Al-Qur’an menjadi salah satu alasan umat
Islam berpecah belah.
Ada kesenjangan perilaku umat Islam dengan pesan Al-Qur’an.
Al-Qur’an memerintahkan untuk adil, bersaudara, mendamaikan yang
bertikai.
Tetapi dalam praktiknya umat Islam sering bertikai dan berlaku
otoritarian.
Al-Qur’an memberi predikat umat Islam khairu ummah (umat
terbaik).
Tetapi ternyata, umat Islam
tertinggal, terbelakang, dan sering kalah dalam lomba peradaban.
Khairu ummah ingin umat
Islam unggul berkonstribusi positif bagi semua manusia.
Sesuai pesan Rasulullah
sebaik-baik manusia adalah paling bermanfaat bagi lainnya.
Dalam konteks ini,
sebaik-baik umat juga paling bermanfaat bagi kehidupan bersama.
Dalam masyarakat majemuk umat Bergama diharapkan tetap bersatu
sebagai manusia sederajat.
Perbedaan dan keragaman agama adalah kenyataan tidak perlu
disesali.
Adanya keragaman agama dimungkinkan saling memahami dan kerja sama
dalam kebaikan.
Jangan sampai keragaman
agama menjadi alasan pemicu konflik.
Menurut Ghazali, sikap tidak menjiwai Al-Qur’an.
Atau hanya sekadar jadi bacaan keagamaan itu kezaliman terhadap
Al-Qur’an.
Al-Qur’an terbukti mampu mengubah peradaban Arab Jahiliah.
Dari bangsa biadab menjadi beradab.
Al-Qu’ran mengajar sistem berkeadilan, musyawarah, dan menolak
kezaliman.
Mencintai perdamaian dan kesetaraan derajat manusia di hadapan
Allah.
Menanggalkan sekat sektarian, meluruhkan kesombongan, dan
seterusnya.
Berkat Al-Qur’an, bangsa Arab menemukan peradaban baru.
Yang menempatkan manusia pada bangunan kemanusiaan begitu
tinggi.
Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 15-16.
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ
كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ ۚ
قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami,
menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak
(pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah,
dan Kitab yang menerangkan.
يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ
مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ
Dengan kitab itu Allah menunjuki orang yang mengikuti keridaan-Nya
ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang dari
gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki
mereka ke jalan lurus.
Al-Qur’an dengan wahyu
awal perintah iqra yang menghendaki berpikir, bertadabbur, merenung,
merefleksi.
Al-Qur’an diturunkan dari Langit untuk kepentingan dan kebaikan
semesta.
Bagi orang beriman, Al-Qur’an pasti benar secara mutlak.
Tetapi tafsiran manusia terhadap ayat Al-Quran tidak pernah mencapai
posisi serba mutlak.
Jika ada pihak yang monopoli kebenaran.
Maka artinya mengambil alih peran Allah sebagai sumber kebenaran
tertinggi dan sejati.
Al-Qur’an itu luar biasa, sangat toleran.
Al-Qur’an pasti benar, tapi otak Muslim belum tentu benar.
Semangat Al-Qur’an agar hidup dalam masyarakat yang
multikultural.
Al-Qur’an mengingatkan bahwa jika Allah berkehendak, maka semua
manusia di muka bumi ini diciptakan beriman.
Tetapi itu tidak dikehendaki oleh Allah.
Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 99.
وَلَوْ
شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ أَفَأَنْتَ
تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu beriman semua orang yang di
muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka
menjadi orang beriman semuanya?
(Sumber suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment