JANGAN TONJOLKAN KEPENTINGAN
SEMPIT KELOMPOK
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Milad
‘Aisyiyah ke-104 merefleksikan rasa syukur atas perjalanan panjang Aisyiyah
dalam menegakkan nilai Islam rahmatan lil alamin.
Pada
momentum itu ‘Aisyiyah mengangkat tema “Merekat Persatuan Menebar Kebaikan.”
Dua hal ini problem sekaligus agenda strategis
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.
Untuk
kemaslahatan umat, bangsa, hingga kemanusiaan semesta.
Prof Haedar Nashir, Ketua Umum
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan sambutan.
Bahwa persatuan dan kebaikan adalah
energi positif untuk mencapai kemajuan.
Tapi dalam konteks dan realitanya.
Energi positif itu berhadapan
dengan energi negatif.
Umat Islam dituntut mencermati seksama energi negatif yang
menggerogoti tubuh umat Islam.
Dan segera dihilangkan.
Dalam kehidupan masyarakat,
energi negatif sering menjadi hama dan penghambat semangat perjuangan.
Sampai ada ayat Al-Qur’an yang
menyimpulkan.
“Jika ada 2 kelompok bertukai, maka nasehati mereka.
Dan jika masih ada yang bebal,
maka luruskan, sampai ia kembali kepada Allah SWT.
Setelah mereka kembali ke jalan
persatuan, maka tegakkan keadilan di antara mereka.”
Al-Quran surah Al-Hujurat (surah
ke-49) ayat 10.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ
أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikan
(perbaiki hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, agar
kamu mendapat rahmat.
Al-Quran surah Al-Hujurat (surah
ke-49) ayat 9.
وَإِنْ
طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا ۖ فَإِنْ
بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَىٰ فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّىٰ
تَفِيءَ إِلَىٰ أَمْرِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا
بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا ۖ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
Dan jika ada 2 golongan orang beriman berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! Tapi jika yang satu melanggar perjanjian terhadap
yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian kamu perangi sampai surut
kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikan keduanya menurut
keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang yang
berlaku adil.
Dalam rangka merekat persatuan.
Hendaknya tiap kelompok tidak
mengedepankan kepentingan sempit kelompoknya.
Yang akhirnya menggiring semua
kelompok saling berlomba dalam keburukan.
Di sini pentingnya merekat persatuan
untuk menanamkan nilai luhur bangsa dan agama.
Haedar menegaskan fenomena
kehidupan modern diliputi kekuatan yang
masih membawa paradigma lama.
Yaitu paradigma konflik,
ekspansi, dan kekuasaan.
Semuanya berpotensi mengancam
keberlangsungan hidup di masa depan.
Menurut filosof terkemuka.
Manusia adalah spesies di
astmosfir semesta yang condong kepada kekuasaan.
Kekuasaan itu tidak hanya mampu
menghancurkan semesta.
Tapi juga menghancurkan dirinya.
Ketika masih ada kekuatan yang
membawa misi kekerasan.
Maka dunia tidak pernah aman dan
nyaman.
Ia mengharapkan.
Hendaknya manusia bisa hidup
bersama dalam perbedaan.
Bagaimana pun perdamaian harus ada.
Tanpa harus ada alas an.
Tanpa batas dan garis geografi
negara.
Karena semua manusia berasal dari
nenek moyang yang sama.
“Sebagai bagian keluarga besar
persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Kita perlu menanamkan norma disertai
pembangunan alam pikiran (melintas batas).
Sebagai bahan perekat persatuan.
Dan alat menyebarkan perdamaian
dan kebaikan dalam kehidupan bersama.”
Sehingga
‘Berkemajuan’ harus menjadi paradigma berpikir seluruh umat manusia.
Agar
berbagai macam ancaman yang dapat merusak persatuan.
Dan
menghancurkan nilai perdamaian dapat diantisipasi.
Atau
dicegah dengan baik.
(Sumber suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment