GERHANA REPUBLIK DITELAN BETARA KALA
Gerhana: Republik Ditelan Betara
Kala
Oleh Daniel
Mohammad Rosyid
Tepat
di malam Waisak ini akan terjadi gerhana bulan total (super blood moon) di
Indonesia selama 18 menit.
Posisi
Indonesia di planet bumi ini sedemikian rupa.
Sehingga
bulan selama 18 menit itu tertutup oleh bayangan bumi.
Saat
kedua benda langit itu berada dalam satu garis lurus dengan matahari.
Apa hikmah panggung alam semesta
ini.
Bagi sekelompok manusia dari berpuluh suku.
Yg dengan bangganya menyebut dirinya sebagai satu bangsa
Indonesia?
Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 5.
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا
وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ
اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dia yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah (tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda (kebesaran-Nya) kepada orang yang
mengetahui.
Al-Quran surah Yunus: 5.
Bahwa
rotasi bumi (berputar menurut sumbu putarnya sendiri)
Dan
revolusi bumi (berputar mengitari matahari) berputar secara matematis.
Sehingga
bisa disusun sistem kalenderisasi.
Posisi
relatif 3 benda angkasa suatu saat
membentuk garis lurus.
Sehingga
menimbulkan gerhana: bulan atau matahari.
Observasi manusia menunjukkan
bahwa:
Matahari adalah sumber cahaya.
Bumi menerima cahaya.
Dan bulan memantulkan cahaya pada
bagian bumi yang gelap di waktu malam.
Begitulah gambaran Allah sebagai
sumber cahaya (sumber ilmu).
Manusia sebagai bulan hanya
memantulkan cahaya dari matahari ke bumi.
Manusia bukan sumber cahaya,
apalagi bumi.
Siang di bagian bumi yang
diterangi sinar matahari.
Dan malam di bagian bumi yang
gelap.
Hanya diterangi pantulan cahaya
dari bulan yang temaram.
Salat gerhana bulan (bulan-bumi-matahari
dalam 1 garis lurus) mengingatkan kita yang beriman.
Bahwa
kita bisa terperangkap dalam situasi.’
Di
mana manusia (bulan) menghamba pada alam (bumi).
Yang
menutupi Penciptanya.
Yaitu
Allah (matahari).
Salat gerhana matahari
(bumi-bulan-matahari dalam 1 garis lurus) mengingatkan kita yang beriman.
Bahwa kita bisa terperangkap
dalam situasi.
Di mana manusia (bulan) dengan
kecongkakannya menuhankan dirinya sendiri.
Demikian manusia senantiasa
terombang-ambing dalam pemberhalaan alam.
Atau pemfir’aunan diri sendiri.
Pada saat Republik didirikan para tokoh negarawan dan ulama lurus.
Mereka sepenuhnya menyadari.
Bahwa bangsa ini berkeyakinan hanya
dengan bertuhan, berperikemanusiaan, bersatu, dan berkerakyatan.
Yang dipimpin oleh hikmah.
Akan mampu mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyatnya.
Konstruksi UUD1945 itu sebuah
upaya kolektif.
Agar
terhindar dari pemberhalaan alam dan ego pribadi.
Yang
bisa meningkat menjadi tribalisme.
Atau
nasionalisme sempit yg chauvinist.
Kedua
berhala itu akan mudah menjatuhkan bangsa ke dalam penjajahan nekolim.
UUD1945 asli adalah pernyataan perang melawan
penjajahan.
Gejala pemberhalaan alam.
Dan ego kelompok yang meruak
akhir-akhir ini.
adalah ancaman langsung atas
Republik ini.
Pada saat ukuran materialistik
dipakai patokan kesuksesan.
Ketuhanan direduksi hanya sekadar
ekspresi budaya tanpa transendensi.
Persatuan yang rapuh akibat
ketimpangan dan kesenjangan.
Kerakyatan yang tidak lagi
dipimpin oleh hikmah.
Maka keadilan sosial makin jauh
panggang dari api.
Mal-adiministrasi
publik menggerogoti hampir semua sendi Republik.
Korupsi
marak.
Hukum
tajam ke bawah tumpul ke atas.
Bahkan
agama dijadikan musuh Pancasila.
Sikap
adigang adigung adiguna dipertontonkan oleh sekelompok elite.
Yang
nyaris “above the law” menjadi “order of the day”.
Warga
negara yang masih waras dan berjiwa patriot sejati.
Tidak
mungkin membiarkan Republik.
Yang
diamanahkan para ulama lurus pendiri negara ini.
Ambruk
ditelan Betara Kala.
Dengan
bertakbir dalam salat gerhana berjamaah di masjid terdekat malam ini.
Kita
memilih membela Republik yang kita cintai ini.
(Sumber suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment