Sunday, May 23, 2021

9688. ARTINYA KEESAAN PERBUATAN ALLAH

 


ARTINYA KEESAAN PERBUATAN ALLAH

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Keesaan perbuatan Allah artinya bahwa segala sesuatu yang berada di alam semesta.

 

 

Dalam sistem kerjanya.

 

Maupun sebab dan wujudnya.

 

Semuanya hasil perbuatan Allah saja.

 

 

Semua yang dikehendaki Allah pasti terjadi.

 

 

Dan segala yang tidak dikehendaki Allah, pasti tidak akan terjadi.

 

 

 Tidak ada daya (untuk memperoleh manfaat).

 

 

Tidak ada kekuatan (untuk menolak mudarat).

 

Kecuali bersumber dari Allah.

 

 

Tetapi bukan berarti bahwa Allah berlaku sewenang-wenang.

 

 

Atau bekerja tanpa sistem yang ditetapkan oleh Allah.

 

 

Keesaan perbuatan Allah selalu dikaitkan dengan hukum.

 

 

Takdir dan sunatullah (hukum alam) yang ditetapkan oleh Allah.

 

 

Dalam mewujudkan sesuatu, Allah tidak butuh apa pun.

 

 

Jika Allah menghendaki sesuatu.

 

 

Hanya berkata: “Jadilah!” Maka jadilah dia.

Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 82.

 

 

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

      

 

Sesungguhnya keadaan-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka terjadilah ia.

 

 

 

Tetapi, hal ini bukan berarti bahwa Allah butuh kata “Jadilah”.

 

 

Ayat ini hanya bermaksud menggambarkan.

 

 

Bahwa pada hakikatnya dalam mewujudkan sesuatu Allah tidak butuh apa pun.

 

 

Ayat ini juga tidak berarti bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah tercipta dalam sekejap.

 

 

Tanpa proses sesuai dengan kehendak Allah.

 

 

Nabi Isa dinyatakan Allah sebagai tercipta dengan kata “kun”.

 

 

Seperti dalam al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 59.

 

 

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

      

 

Sesungguhnya pemisalan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah”, (seorang manusia), maka jadilah ia.

 

 

Al-Quran menggambarkan proses kejadian Nabi Isa.

 

 

Yang dimulai dengan kehadiran malaikat kepada Maryam.

 

 

Kehamilannya, sakit perut menjelang kelahiran.

 

Dan akhirnya lahir Nabi Isa.

 

 

Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 16-26.

 

 

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا

فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا

قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا

قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا

قَالَتْ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا

 

 

Dan ceritakan (kisah) Maryam dalam Al-Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

 

      Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”. Jibril berkata, “Sesungguhnya aku hanya utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”. Maryam berkata, “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedangkan tidak pernah ada seorang manusia menyentuhku dan aku bukan seorang pezina”.

 

 

     Jibril berkata, “Demikian”. Tuhanmu berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku,  dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu suatu perkara yang sudah diputuskan”.

 

 

      Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya ke tempat yang jauh, maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma dan berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, dan dilupakan”.

 

 

      Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu, dan goyanglah pangkal pohon kurma ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatimu. Apabila kamu melihat seorang manusia, maka katakan, “Sesungguhnya aku bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini”.

 

 

 

Jadi, kalimat “kun fayakun”.

 

 

Bukan berarti bahwa segala sesuatu yang dikehendaki Allah langsung terjadi, tanpa suatu proses.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online.

 

 

0 comments:

Post a Comment