Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label HASIL SURVEI BISA DIMAINKAN SESUAI PESANAN. Show all posts
Showing posts with label HASIL SURVEI BISA DIMAINKAN SESUAI PESANAN. Show all posts

Thursday, February 24, 2022

12575. HASIL SURVEI BISA DIMAINKAN SESUAI PESANAN

 






HASIL SURVEI BISA DIMAINKAN SESUAI PESANAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

Siapa yang menentukan hasil survei?

 

Jawabnya,

“Bisa uang atau responden”.

 

Hasil riset lembaga survei politik.

 

Terkadang masih ditanyakan publik.

 

Misalnya.

Jumlah penduduk Indonesia 280 juta orang.

 

Tapi diwakili 1.200-2.800 orang.

 

Perbedaan hasil survei.

Sudah banyak terjadi.

 

Misalnya.

Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

 

Charta Politica putaran ke-2.

Prediksi elektabilitas:

 

1.      Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat 47,3 peren.

 

2.      Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno  44,8 persen.

 

Pilkada Jawa Barat tahun 2018.

 

Hampir semua lembaga survei salah.

Prediksi elektabilitas Sudrajat-Ahmad Syaikhu.

 

1.      Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)  7,9 persen.

 

2.      LSI Denny JA 8,2 persen.

 

3.      Indo Barometer 6,1 persen.

 

Hasil resmi KPU.

Sudrajat-Syaikhu 28,7 persen.

 

 

Publik sering mengeluhkan lembaga survei yang asal.

 

Dan metodologinya ditanyakan.

 

Tapi ironisnya.

Belum ada aturan menghukum lembaga survei.

 

Jika terbukti hanya untuk menggiring opini.

 

Maka lembaga survei  seenaknya membohongi masyarakat.

 

Dengan menggiring opini.

 

Wawancara Peneliti Senior Founding Father House (FFH) Dian Permata.

Dan Guru Besar pakar statistik dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Khairil Anwar Notodiputro.

 

Tanya:
Berapa idealnya responden survei pemilu.

 

Jika dilakukan di Indonesia.

Yang penduduknya sangat banyak?

 

Dian:

Responden 1.200 orang paling moderat.

 

Angka itu bisa bisa menjadi potret pemilih berdasarkan demografi nasional.

 

Asalkan  taat asas dan metodologi.

 

 

Khairil:

Jika pakai simple random sampling 1.200 orang cukup.

 

Setahu saya.

Lembaga survey tidak pakai simple random sampling.

 

Tapi, pakai multistage sampling.

 

Jika pakai multistage random sampling.

Maka agak kurang besar sampelnya.

 

Sekarang trennya 1.200 atau 2.000 responden.

 

Masih terlalu besar margin of error-nya.

 

Meskipun diklaim cuma 2,5 persen atau 3 persen.

 

Saya ragu.

Karena bukan pakai simple random sampling.

 

Tanya:

Kenapa 1.200 atau 2.000 responden.

Menjadi tren atau angka moderat?

 

Dian: 

Riset tergantung 2 hal, yaitu:

1.      Uang .

2.      Waktu.

 

Makin banyak responden.

Makin banyak duit.

Waktunya juga makin lama.

 

Jika dananya Rp 1,2 miliar.

Bisa dapat 2.400 responden.

 

Makin banyak responden.

Banyak potensi penyimpangan.

 

Kesalahan non sampling.

Misalnya, petugas survei sakit.

 

Sangat mungkin terjadi salah teknis.

 

Memang tidak ada rumus ajeg.

Kembali pada uang dan waktu.

Yang menentukan.

 

Tanya:

Apakah pemesan survei perlu disampaikan juga?

 

Dian: 

Kode etik World Association for Public Opinion Research (WAPOR).

Data identitas klien harus dibuka.

 

Lembaga survey perlu mengumumkan siapa yang membiayai.

 

Agar publik menilai.

Apakah risetnya netral atau tidak.

 

Melenceng atau tidak dari metodoligi peneliti.

 

Khairil:

Lebih baik terbuka.

Agar lebih fair.

 

Idealnya lembaga survei tidak dibiayai kontestan.

 

Benar tidaknya lembaga survey.

Tidak bisa dihukum dari hasilnya.

 

Tapi dihukum dari prosesnya.

 

Jika survei tujuannya  mengambil kesimpulan.

 

Apakah A menang atau B menang.

 

Maka survei harus:

1.      Sampelnya acak.

2.      Populasinya representatif.

3.      Jumlahnya cukup.

 

Jika populasinya pemilih.

Maka respondennya pemilih.

 

Bukan anak kecil.

 

Hal ini terkait margin of error.

Yang akan ditolerir.

 

Makin kecil margin of error.

Harus makin besar sampelnya.

 

Sehingga multistage random sampling tak cukup.

 

(Sumber Jawapos)