Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label APAKAH PERANG AHZAB ITU. Show all posts
Showing posts with label APAKAH PERANG AHZAB ITU. Show all posts

Thursday, March 25, 2021

9080. APAKAH PERANG AHZAB ITU

 


APAKAH PERANG AHZAB ITU

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

PERANG PARIT (KHANDAQ / AHZAB).

 

 

 

Pada tahun 627 Masehi (bulan Syawal tahun ke-5 Hijriah.

 

 

Terjadi Perang Khandaq (Perang Parit/Perang Ahzab).

 

 

 

Perang antara pasukan gabungan melawan pasukan Islam.

 

 

 

Lokasi medan perang di utara Madinah.

 

 

 

Dalam Perang Parit, umat Islam dikeroyok oleh pasukan koalisi.

 

 

 

Yaitu gabungan suku Quraisy, Gathafan, Yahudi Bani Nadhir dan Qaynuqa.

 

 

 

Yang dibantu kelompok kabilah dan suku lainnya.

 

 

 

Kabilah adalah suku bangsa berasal dari satu ayah.

 

 

 

Suku adalah golongan kaum berasal dari satu keturunan.

 

 

 

Pada zaman itu, kota Madinah dihuni:

1.  Kaum Ansar (suku Aus dan Khazraj).


 

 

 

2.  Kaum Muhajirin (pendatang dari Mekah yang hijrah ke Madinah).

 

 

3.  Kaum Yahudi (Bani Qaynuqa, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah).

 

 

Kaum Muhajirin dan Ansar sudah memeluk agama Islam.

 

 

 

Kaum Yahudi Bani Qaynuqa bersekutu dengan suku Khazraj.

 

 

 

 

Kaum Yahudi Bani Quraizhah bersekutu dengan suku Aus.

 

 

 

Bersekutu adalah bekerja sama dalam perdagangan dan keamanan.

 

 

 

Piagam Madinah (Perjanjian perdamaian antara umat Islam dengan kelompok Yahudi) sudah disepakati.

 

 

 

Nabi Muhammad pernah mengusir kelompok Yahudi Bani Quraizhah dari Madinah.

 

 

 

Karena mereka melanggar perjanjian.

 

 

 

Bani Quraizhah tinggal di Khaibar di luar kota Madinah.

 

 

 

Kaum Yahudi Bani Nadhir berkhianat kepada Rasulullah.

 

 

 

Yahudi Bani Nadhir sangat membenci umat Islam.

 

 

 

Yahudi Bani Nadhir pintar berbisnis sehingga menguasai ekonomi.

 

 

 

Tetapi kaum Yahudi Bani Nadhir tidak biasa berperang dan tidak pintar mengangkat senjata.

 

 

 

 

Mereka suka berkhianat dan bersekongkol.

 

 

 

Perang Badar selesai.

 

 

 

Pasukan Islam menang, pamor pasukan Islam makin tinggi.

 

 

 

Kaum Yahudi Bani Nadhir tidak berani berperang secara langsung dengan umat Islam.

 

 

 

Tetapi mereka suka mengganggu dan mengadu domba umat Islam.

 

 

 

Perang Uhud berakhir.

 

 

 

Dan pasukan Islam kalah.

 

 

 

Yahudi Bani Nadhir mulai berani menampakkan permusuhan dan pengkhianatan.

 

 

 

Dengan menjalin kesepakatan dengan musuh Islam.

 

 

 

Dan melanggar perjanjian yang disepakatinya.

 

 

 

Kaum Yahudi Bani Nadhir akan membunuh Nabi Muhammad.

 

 

 

 

Dengan menjatuhkan batu dari atas rumah penduduk.

 

 

 

Tetapi usaha mereka gagal.

 

 

 

Rasulullah mengusir mereka keluar dari Madinah.

 

 

 

 

Mereka pindah ke Khaibar.

 

 

 

Sebuah wilayah di luar Madinah.

 

 

 

 

Kaum Yahudi Bani Nadhir dan kaum Yahudi Bani Quraizhah menyimpan dendam kepada Nabi Muhammad.

 

 

 

 

Lalu mencari dukungan untuk melawan umat Islam.

 

 

 

 

Dengan mendatangi suku Quraisy di Mekah.

 

 

 

Suku Gathafan dan suku lainnya.

 

 

 

Usaha kaum Yahudi berhasil.

 

 

 

 

Terkumpul 10.000 pasukan gabungan.

 

 

 

Siap menghancurkan Madinah.

 

 

 

Jumlah pasukan muslim 3.000 orang bertahan di Madinah.

 

 

 

Nabi Muhammad mengetahui gerakan musuh.

 

 

 

Dan segera menyiapkan strategi pertahanan.

 

 

 

 

Untuk menghadapi pasukan kafir yang jumlahnya lebih banyak.

 

 

 

Salman Al-Farisi (dari Persia) baru saja memeluk Islam.

 

 

 Dia bebas dari perbudakan sangat mahir dalam strategi perang.

 

 

 

 

Mengusulkan membangun sistem pertahanan parit untuk menghambat pergerakan musuh.

 

 

 

Salman berkata,

 

 

 

”Wahai Rasulullah, kebiasaan kami di Persia.

 

 

Jika kami diserang musuh, maka kami membuat parit.

 

 

 

Sebaiknya kita menggali parit untuk menghalangi mereka dalam melakukan serangan.”

 

 

 

Nabi menerima usul itu.

 

 

 

 

Di sebelah timur Madinah ada pegunungan sulit dilewati kuda dan onta.

 

 

 

 Sebelah barat terdapat pegunungan dengan bebatuan tajam.

 

 

 

Selatan penuh pohon kurma.

 

 

 

Tenggara ada benteng kelompok Yahudi suku Quraizhah.

 

 

 

Di utara Madinah berupa lapangan terbuka.

 

 

 

 

Pasukan musuh pasti menyerbu masuk lewat utara Madinah.

 

 

 

 

Meskipun mereka berdatangan dari selatan Madinah.

 

 

 

Sehingga medan perang berada di perbatasan utara Madinah.

 

 

 

Nabi Muhamad dan para sahabat berkemah di utara Madinah.

 

 

Di bukit gunung Sala.

 

 

 

Kaum muslim mulai menggali parit untuk mdnghambat pasukan musuh.

 

 

 

 

Ukuran paritnya dalamnya 7 meter, lebar 15 meter, dan panjangnya lebih dari 10 km.

 

 

 

Nabi Muhammad membuat peta dan membagi kelompok penggalian.

 

 

 

 

Penggalian parit berlangsung 6 hari dikerjakan tanpa berhenti.

 

 

 

Siang dan malam.

 

 

 

Karena pasukan musuh dalam perjalanan ke Madinah.

 

 

 

 

Jumlah pasukan kafir sangat banyak.

 

 

 

Dengan senjata lengkap siap menghancurkn Madinah.

 

 

Lebih banyak dibanding jumlah seluruh penduduk Madinah.

 

 

 

 

Waktu itu musim dingin.

 

 

 

Umat muslim kekurangan makanan.

 

 

 

 

Para sahabat mengganjal perutnya dengan batu.

 

 

 

Nabi Muhammad mengganjal perutnya dengan 2 buah batu untuk menahan lapar.

 

 

 

Rasulullah Bersabda,

 

 

 

”Ya Allah, sesungguhnya kehidupan yang lebih baik adalah kehidupan akhirat.

 

 

 

Ampuni kaum Ansar dan Muhajirin”.

 

 

 

 

Mereka menjawab,

 

 

”Kami berbaiat kepada Nabi Muhammad.

 

 

 

Dan kami siap berjihad selama kami masih hidup.”

 

 

 

Nabi Muhammad ikut terlibat langsung menggali dan mengangkat bebatuan, tanah.

 

 

 

Yang diletakkan di depan pasukan Nabi.

 

 

 

Sebagai tameng pelindung dan senjata melawan musuh.

 

 

 

 

Jabir bin Abdullah melihat Nabi sangat lapar.

 

 

 

Dia pulang ke rumah  menyembelih seekor domba kecil.

 

 

 

Istrinya memasak satu sak tepung gandum.

 

 

 

Setelah masakan siap.

 

 

 

Jabir membisiki Rasulullah.

 

 

 

Agar datang ke rumahnya dengan beberapa sahabat saja.

 

 

 

Rasulullah berdiri di atas sebuah batu.

 

 

 

Mengumumkan kepada 1.000 orang yang menggali parit,

 

 

 

“Wahai kaum Muhajirin dan Ansar.

 

 

 

Mari kita makan di rumah Jabir.”

 

 

 

 

Jabir terkejut dan pucat, “Innalillahi,” gumamnya.

 

 

 

Dia memasak hanya untuk beberapa orang saja.

 

 

 

Tetapi Rasululah mengajak semua orang yang berada di parit.

 

 

 

Yang jumlahnya 1.000 orang.

 

 

 

 

Jabir berlari pulang untuk menjumpai istrinya.

 

 

 

Mengabarkan Rasulullah akan datang beserta semua orang.

 

 

 

Istrinya pucat sambil bertanya,

 

 

 

”Rasulullah  berpesan apa?”

 

 

 

Jabir menjawab,

 

 

“Jangan menyentuh tempat masakan.”

 

 

 

Makanan sedikit itu cukup 1.000 orang.

 

 

 

Caranya tiap 10 orang bergantian masuk.

 

 

 

Makan sampai kenyang.

 

 

 

Selama penggalian parit, mereka 3 hari tidak makan.

 

 

 

Semuanya sudah kenyang, makanan masih bersisa.

 

 

 

Ini salah satu mukjizat Nabi Muhammad selama Perang Khandaq.

 

 

 

Nukman bin Basyir datang ke penggalian parit.

 

 

 

Membawa setangkup kurma.

 

 

 

Untuk diberikan kepada ayah dan pamannya.

 

 

 

Rasulullah meminta kurma itu.

 

 

Dan meletakkan kurma di atas selembar kain.

 

 

 

 

Rasulullah memanggil semua orang untuk memakannya.

 

 

 

Semua orang yang menggali parit sudah makan.

 

 

 

Kurma masih bersisa.

 

 

Bahkan jumlahnya lebih banyak.

 

 

 

 

Sebagian tercecer keluar hamparan kain.

 

 

 

Al-Barra berkata,

 

 

 

“Kami menggali parit.

 

 

 

Dan menemukan sebuah batu besar sangat keras.

 

 

 

Yang tidak bisa dipecah”.

 

 

 

Kami melaporkan kepada Rasulullah.

 

 

Lalu beliauturun mendekati batu itu.

 

 

 

Dengan mengangkat cangkul,

 

 

 

 “Bismillah, Allahu akbar.”

 

 

 

Dengan 3 kali pukulan.

 

 

 

Batu keras itu hancur berkeping-keping.

 

 

 

 

Rasulullah terus membangkitkan semangat juang, tidak akan menyerah.

 

 

Meskipun jumlah pasukan kafir lebih banyak.

 

 

 

Para wanita, anak-anak, dan para orang tua dimasukkan ke dalam benteng.

 

 

 

Di  tempat yang dianggap aman.

 

 

 

Pengamanan sebelah tenggara Madinah diserahkan kepada kelompok Yahudi Bani Quraizhah.

 

 

 

 

Mereka terikat perjanjian dengan umat Islam.

 

 

 

Jika ada musuh dari luar Madinah.

 

 

 

Maka mereka berjanji untuk saling melindungi.

 

 

 

Pasukan gabungan tiba di Madinah.

 

 

 

Mereka terkejut melihat pertahanan pasukan Islam.

 

 

 

Berupa parit dalam, lebar dan memanjang.

 

 

 

Yang menutup jalur utama masuk Madinah.

 

 

 

Pasukan penyerbu sulit melewati parit.

 

 

 

Stategi perang yang belum pernah terjadi di Jazirah Arab.

 

 

 

Pasukan Quraisy berjumlah 4.000 berkemah di Rumat, 6.000 pasukan Ghathafan.

 

 

 

Dan lainnya berkemah di kaki gunung Uhud.

 

 

 

Beberapa orang munafik dan orang yang berjiwa lemah langsung menggigil ketakutan.

 

 

 

Menyaksikan banyaknya pasukan penyerang.

 

 

 

Pasukan muslim bertahan di seberang parit.

 

 

 

Berlindung dibalik gundukan tanah dan bebatuan.

 

 

 

Bersenjata lengkap pedang, tameng dan panah.

 

 

 

Serta siap melempari musuh dengan bebatuan.

 

 

 

Abu Sufyan (komandan pasukan kafir) murka.

 

 

 

Karena pasukan penyerbu hanya berputar-putar saja.

 

 

 

Dengan amarah menggelegak.

 

 

 

Mereka mengepung pasukan muslim.

 

 

 

Pertempuran terjadi sporadic.

 

 

 

Terkadang saling melontarkan panah dan batu.

 

 

 

Kelompok pasukan kafir jagoan berkuda, mencari jarak lompat paling sempit.

 

 

 

Beberapa orang berhasil melewati parit.

 

 

 

Amru bin Abdi Wudd, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Dhirar bin Al-Khaththab.

 

 

 

Berhasil melompati parit mendekati pasukan Islam.

 

 

 

Amru bin Abdi Wudd (pendekar Quraisy) menantang duel satu lawan satu.

 

 

 

Amru bin Abdi Wudd tewas di tangan Ali bin Abi Thalib.

 

 

 

Dan sisanya melarikan diri balik menyeberangi parit.

 

 

 

Beberapa hari sudah berlalu.

 

 

 

Pasukan kafir terus berusaha melewati parit.

 

 

 

Dengan membuat jalur penyeberangan.

 

 

 

Pasukan muslim terus bertahan.

 

 

 

Membalas dengan panah, melempari dengan batu.

 

 

 

Sehingga usaha pasukan kafir selalu gagal.

 

 

 

Huyai bin Akhthab (pemimpin kelompok Yahudi Bani Nadhir) mendatangi benteng kelompok Yahudi Bani Quraizhah.

 

 

 

Yang berada di tenggara Madinah.

 

 

 

Menjumpai Kaab bin Asad Al-Qurazi, pemimpin Bani Quraizhah.

 

 

 

Kelompok Yahudi Bani Quraizhah terikat perjanjian Piagam Madinah.

 

 

 

Untuk saling membantu menghadapi musuh dari luar.

 

 

 

Awalnya, Kaab bin Asad Al-Qurazi tidak mau mengkhianati Rasulullah.

 

 

 

 

Tetapi akhirnya kelompok Yahudi Bani Quraizhah melanggar perjanjian.

 

 

 

Dengan membatalkan kesepakatan sepihak.

 

 

 

Mereka memberontak kepada Nabi.

 

 

 

Rasulullah mengetahui pemberontakan.

 

 

 

Keadaan menjadi sangat gawat.

 

 

 

Pasukan muslim terjepit.

 

 

 

Menghadapi musuh dari dua arah.

 

 

 

Melawan musuh di depan yang dibatasi parit dengan pasukan kafir lebih banyak.

 

 

 

Serta menghadapi pengkhianatan dari dalam Madinah sendiri.

 

 

 

 Tempat penampungan wanita dan anak-anak dekat lokasi pemberontak.

 

 

 

Sungguh sangat mengkhawatirkan.

 

 

 

Shafiyah binti Abdul Muththalib (bibi Nabi Muhammad) mengamankan benteng wanita dan anak-anak.

 

 

 

Beberapa pasukan Bani Quraizhah mengelilingi benteng penampungan khusus wanita.

 

 

Anak-anak, dan orang tua itu tanpa penjaga.

 

 

 

Pada malam gelap gulita, Shafiyah binti Abdul Muththalib berbisik kepada Hassan (90 tahun),

 

 

 

 “Hai Hassan, bunuhlah orang Yahudi yang menyelinap.”

 

 

 

 Hassan menjawab,

 

 

“Maaf, saya sudah tua, tidak mampu melakukannya.”

 

 

 

Shafiyah binti Abdul Muththalib mengenakan pakaian perang laki-laki.

 

 

 

Memukul penyelusup dengan potongan besi hingga tewas.

 

 

Kepalanya dilemparkan keluar benteng.

 

 

 

Kelompok Yahudi Bani Quraizhah.

 

 

 

Yang berada di dalam kota Madinah, tidak berani menyerang benteng penampungan.

 

 

Karena dianggap banyak penjaganya.

 

 

 

Kelompok Yahudi Bani Quraizhah yang berada di dalam Madinah.

 

 

 

Tidak berani menyerang pasukan muslim secara langsung.

 

 

 

Tetapi mereka memasok kebutuhan logistik kaum kafir.

 

 

 

Berupa bahan makanan, unta dan senjata lainnya.

 

 

 

Selama perang, Rasulullah dan pasukan Islam sangat sibuk bertahan dan menghalau musuh.

 

 

 

 

Sehingga mereka mengerjakan salat jamak.

 

 

 

Nuaim bin Masud (tokoh Ghathafan) melemparkan sepucuk surat minta menemui dengan Rasulullah.

 

 

 

Dia menyatakan masuk Islam.

 

 

 

Tidak ada orang yang tahu.

 

 

Nabi meminta Nuaim bin Masud untuk mengacaukan musuh.

 

 

 

 

Nuaim berhasil mengadu domba pasukan kafir.

 

 

 

 

Sehingga timbul perpecahan.

 

 

 

Semangat pasukan penyerang turun drastis.

 

 

 

 Tiba-tiba muncul angin topan merusak kemah pasukan kafir.

 

 

 

Semuanya porak-poranda berhamburan,

 

 

 

Dan pasukan kafir kocar-kacir.

 

 

 

 

Pagi harinya, pasukan kafir sudah bubar.

 

 

 

Kembali ke tempat asal mereka.

 

 

 

Perang Khandaq selesai.

 

 

 

Pasukan Islam berhasil mempertahankan Madinah.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.

3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online.

Keterangan gambar

1.         Masjid Khandaq Madinah

2.         Masjid Nabawi Madinah.