Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BERBOHONG BUKAN SIFAT ORANG BERIMAN. Show all posts
Showing posts with label BERBOHONG BUKAN SIFAT ORANG BERIMAN. Show all posts

Saturday, December 19, 2020

8143. BERBOHONG BUKAN SIFAT ORANG BERIMAN

 


BERBOHONG BUKAN SIFAT ORANG BERIMAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

 

Sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang 3 hal.

 

 

“Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa mencuri?”

 

Rasulullah bersabda,”Benar, orang beriman bisa mencuri.”

 

 

Sahabat bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa berzina?”

 

 

Rasulullah bersabda,”Benar, orang beriman bisa khilaf dan jatuh pada perzinaan.”

 

 

 

Pertanyaan ketiga, “Wahai Rasulullah, apakah orang beriman  bisa berbohong?” ujarnya.

 

 

 

Rasulullah bersabda,”Tidak! orang beriman tidak akan berbohong.”

(HR Tirmidzi).

 

 

 

 

 

Hadis ini menimbulkan tanda tanya.

 

 

Bagaimana mungkin tindak kriminal, seperti mencuri dan berzina, mendapat tempat lebih rendah daripada berbohong?

 

 

Pencuri terancam hukum potong tangan dan zina terancam hukuman rajam.

 

 

Tapi nyatanya, si pembohong tidak mendapat hukuman apa-apa.

 

 

 

Berzina adalah seburuk-buruk kemaksiatan bagi diri seseorang.

 

 

Mencuri adalah seburuk-buruk kejahatan dalam kehidupan sosial.

 

 

Hukuman pencuri dan pezina, tidak sampai mengeluarkan dari keimanan.

 

 

Tetapi, tidak berlaku bagi seorang pembohong.

 

 

Hadis itu bisa dipahami, orang berbohong bukan lagi bagian dari orang-orang beriman.

 

 

Rasulullah bersabda,“Siapa yang membohongi kami, maka dia bukan golongan kami orang-orang yang  beriman.”

 

 

Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16)  ayat 105.

 

 

إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ


 

 

Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka orang-orang pendusta.




 

 

 

BERBOHONG BUKAN SIFAT ORANG BERIMAN

 

 

 

Ayat Al-Quran dan hadis Nabi di atas tergambar bahwa berbohong bukan karakter orang beriman.

 

 

Berperilaku dan bertutur kata dengan benar menjadi identitas seorang Mukmin.

 

 

 

Kebenaran dan kebohongan adalah  garis pemisah antara orang beriman dan orang munafik.

 

 

 

Seorang masuk Islam harus mengucapkan kalimat syahadat.

 

 

 

Syarat sah berlakunya syahadat adalah kesaksian dengan sebenar-benarnya bahwa ia mengakui Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai utusan Allah.

 

 

 

 

 

Syarat mutlak  menjadi pemimpin harus punya sifat:

 

1.          Sidik.

 

2.          Amanah.

 

3.          Fatanah.

 

4.          Tablig.

 

 

SIDIK artinya jujur dan berkata benar. 

 

 

AMANAH artinya bisa dipercaya, dan menjalankan sebaik mungkin apa yang dipercayakan kepadanya. 

 

 

FATANAH artinya adalah pintar,  cerdas, cerdi, dan pandai. 

 

Buktinya fatanah adalah mudah belajar apa pun , termasuk mudah belajar bahasa asing.

 

 

TABLIG artinya bisa menyampaikan sesuatu dengan baik dan jelas.

 

 

Rasulullah bersabda, “Ada tiga kelompok yang pada hari kiamat Allah tidak akan berbicara kepada mereka, Allah tidak akan membersihkan mereka, Allah tidak akan memandang mereka, dan mereka akan disiksa dengan azab yang sangat pedih (yaitu): “Orang tua berzina, penguasa yang bohong, dan orang miskin yang sombong.”

 

 

 

Tidak ada ampun bagi pemimpin yang membohongi rakyatnya.

 

 

 

Allah janjikan kepada mereka, di akhirat telah menunggu azab yang sangat pedih.

 

 

 

 

 

 

Ciri-ciri orang munafik adalah ketika berbicara ia dusta, ketika berjanji dia  mungkir dan ketika dipercaya ia khianat.

(HR Bukhari dan Muslim).

 

 

 

(Sumber internet)