PANCASILA DAN ORANG MADURA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Pancasila dan “Orang Madura”
Suatu ketika.
Seorang pria membeli Sate Madura.
Dia mencoba mengetes nasionalismenya.
Si penjual sate.
Pembeli :
“Cak. Sampeyan hafal Pancasila”
Cak sate :
“Ya happal luar kepala saya.
Masak Pancasila saja nggak hapal.”
Pembeli :
“Coba sebutkan!”
Cak sate :
1.Bersyahadat.
2.Menegakkan salat 5 waktu.
3.Membayar zakat.
4.Berpuasa ramadan.
5.Naik haji ke Mekah Madinah”.
Pembeli :
“Lho.
Itu kan rukun Islam, Cak.
Bukan Pancasila”.
Cak sate :
“Lhooo. Sampeyan belum tahu.
Kalo inni sumbernya sumber.
Di atasnya Pancasila”.
Pembeli :
“Maksudnya bagaimna, Cak..?”
Cak sate :
“Lhoo. Gimana sampeyan ini.
Kok malah belum tahu.
1. Orang bisa beE
itu.
kalau
sudah bersyahadat.
Yaitu _Laa
ilaha illallah
Muhammadur
Rasulullah_.
2. Orang bisa menjadi
manusia yang adil
beradab.
Jika dia
sudah benar-benar
menegakkan salat.
3.
Persatuan Indonesia
akan terwujud.
Jika yang kaya tidak makin
Kaya.
Dan yang miskin
tidak makin miskin.
Itu kan zakat namanya.
4. Para pejabat bisa
memimpin dengan
hikmah.
Mengutamakan
kepentingan rakyat.
Tidak
seenak perutnya sendiri.
Jika kalau mereka itu mau
berpuasa.
5. Dan keadilan sosial bagi
semua rakyat.
Jika kita
bisa bertemu dan bersatu.
Meskipun berbeda-beda .
Seperti orang berhaji di
Mekah.
Pembeli :
“Ooo jadi gitu ya, Cak.
Sampeyan kok pinter, Cak”.
Cak sate :
“Looo bagimanna sampeyan ini.
Saya ini meskipun penjual sate kan
orang Islam.
Orang Islam pasti Pancasilais.
Karena Pancasila itu turunannya Islam”.
(Sumber FB)



.bmp)