Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label ARTI HALAL BIHALAL DI AL-QURAN. Show all posts
Showing posts with label ARTI HALAL BIHALAL DI AL-QURAN. Show all posts

Friday, April 8, 2022

13096. ARTI HALAL BIHALAL DI AL-QURAN

 






PENGERTIAN HALAL BIHALAL DI AL-QURAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Ada 5 hukum lslam, yaitu:

1.      Wajib.

2.      Sunah.

 

3.      Mubah.

4.      Makruh.

5.      Haram.

 

Wajib.

Yaitu harus dilakukan.

Dan tak boleh dikerjakan.

 

Sunah.

Yaitu perbuatan yang jika dilakukan mendapat pahala.

 

Jika ditinggalkan tak berdosa.

 

Mubah.

Yaitu berupa pilihan bebas.

Boleh dikerjakan .

 

Dan boleh ditinggalkan.

 

Makruh.

Yaitu disarankan untuk tak dikerjakan.

 

Haram

Yaitu tak boleh dikerjakan.

Dilarang dilakukan.

 

Wajib, sunah, mubah, dan makruh.

Termasuk kelompok halal.

 

Rasulullah  bersabda,

 

“Halal yang  dibenci  Allah.

Yaitu perceraian suami dan istri”.

 

ARTI HALAL BIHALAL

 

Halal bihalal dalam konteks hukum.

 

Tak membuat harmonis.

Hubungan sesama manusia.

 

Bahkan bisa membuat Allah benci pada pelakunya.

 

Sebaiknya halal  bihalal.

Tidak dipahami dalam konteks hukum.

 

Dalam Al-Quran.

Kata “halal”  terulang 6 kali.

 

1.      Yang 2 halal dalam konteks kecaman, yaitu:

 

1)               Surah Yunus (10:59).

2)               Surah An-Nahl (16:116-117).

 

Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 59.

 

قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ ۖ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ

 

Katakan: "Terangkan kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal". Katakan: "Apakah Allah telah memberi izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?"

 

Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 116-117.

 

وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَٰذَا حَلَالٌ وَهَٰذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ

 

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk berbohong terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang berbohong terhadap Allah tidak akan  beruntung.

 

مَتَاعٌ قَلِيلٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

 

(Itu adalah) kesenangan yang sedikit dan bagi mereka azab yang pedih.

 

 

Ayat di atas menimbulkan kesan.

 

1)     Kecaman terhadap orang yang mencampur halal dan haram.

 

2)     Maka perbuatan haram tambah dilarang.

 

 

2.      Yang 4 halal lainnya.

Punya 2 ciri sama, yaitu:

 

1)     Dalam perintah makan.

2)     Halal digandeng toyibah (baik).

 

Yaitu surah:

1)     Al-Baqarah (2:168).

2)     Al-Maidah (5:88).

 

3)     Al-Anfal (8:69).

4)     An-Nahl (16:114).

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 168.

 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

 

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang ada di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah setan; karena sesungguhnya setan adalah musuh nyata bagimu.

 

Al-Quran surah Al-Maidah (surah ke-5) ayat 88.

 

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ

 

Dan makanlah makanan halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

 

Al-Quran surah Al-Anfal (surah ke-8) ayat 69.

 

فَكُلُوا مِمَّا غَنِمْتُمْ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil, sebagai makanan halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 114.

 

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

 

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.

 

 

Kata  “makan” di  Al-Quran   sering diartikan:

 

“Melakukan aktivitas apa  pun."

 

Karena makan sumber utama mendapat kalori.

 

Yang    dapat menghasilkan aktivitas.

 

 Kata “perintah makan”.

Artinya perintah melakukan kegiatan.

 

Dalam semua kegiatan.

 

Tak sekadar halal.

Tapi juga toyib (baik).

 

Dalam 4 kelompok halal.

Yaitu wajib, sunah, mubah, dan makruh.

 

Maka “makruh”.

Tak masuk kelompok “toyib” (baik).

 

Al-Quran menyatakan tegas.

Bahwa cinta Allah.

 

Yaitu “Innallaha yuhib”.

 

Diulang 18  kali, dengan perincian:

1)     1 kali “tawabin” (tobat).

2)     1 kali “sabirin” (sabar).

3)     1 kali “saffan wahida” (dalam 1 barisan).

 

4)     2 kali “mutawakkilin” (serah diri).

5)     2 kali “mutathahirin” (suci diri).

 

6)     3 kali “muttakin” (takwa).

7)     3 kali “muqsithin” (adil).

 

8)     5 kali “muqsinin” (baik setelah salah).

 

 

Kesannya.

Allah paling senang terhadap muhsinin.

 

Yaitu membalas berbuat baik.

Terhadap orang yang pernah salah.

 

Sesuai perintah Al-Quran.

Agar berbuat halal  yang baik.

 

Tidak sekadar berbuat  halal  (boleh) saja.

 

Tapi harus menghasilkan kebaikan.

Al-Quran surah Ali lmran (surah ke-3) ayat 134.

 

۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

 

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang bertakwa.

 

 

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

 

(Yaitu) orang yang menafkahkan (hartanya), waktu lapang maupun sempit, dan orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang yang berbuat kebajikan.

 

Ayat di atas bisa dipabami.

 

Bahwa tingkat hubungan serasi, yaitu:

 

1.      Menafkahkan hartanya.

Saat senang dan sulit.

 

2.      Menahan amarahnya.

3.      Memaafkan orang bersalah.

Bahkan berbuat baik pada mereka.

 

Urutannya yaitu:

1.      Menahan amarah.

2.      Memaafkan.

 

3.      Berbuat baik pada orang bersalah.

 

 

 

Daftar Pustaka

1.              Shihab, M. Quraish. Lentera Hati. Kisahdan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.              Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.              Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.              Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.              Tafsirq.com online.