Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label WAKTU ADALAH MODAL UTAMA MANUSIA. Show all posts
Showing posts with label WAKTU ADALAH MODAL UTAMA MANUSIA. Show all posts

Saturday, October 2, 2021

11334. WAKTU ADALAH MODAL UTAMA MANUSIA

 



WAKTU ADALAH MODAL UTAMA MANUSIA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Al-Quran surah Al-Ashri (surah ke-103) ayat 1-3.

 

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

 

      Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran. 

 

 

Allah memulai Al-Quran surah Al-Ashri (surah ke-103) ayat 1-3.

Dengan bersumpah,

“Wal ashr” (Demi masa).

 

 

Ayat ini untuk membantah sebagian orang.

Yang menyalahkan waktu.

Saat gagal dalam pekerjaannya.

 

 

Para ulama berpendapat.

Bahwa tidak ada yang disebut “waktu sial” dan “waktu mujur”.

 

 

Yang berpengaruh adalah kebaikan dan keburukan.

Hasil usaha dan pekerjaan seseorang yang dikerjakannya sendiri.

 

Allah bersumpah dengan kata “ashr”.

Yang arti harfiahnya adalah “memeras  sesuatu.

Sehingga ditemukan hal yang paling tersembunyi padanya”.

 

Demi waktu adalah saat manusia mencapai hasilnya.

Setelah memeras tenaga dan pikirannya.

 

 

Apa pun hasilnya.

Manusia tidak akan merugi.

Jika dia beriman dan beramal saleh.

Saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. 

 

Kerugian akan disadari setelah “waktu berlalu”.

 

Ketika seorang manusia mendekati “waktu Asar”.

 

Yakni sewaktu mendekati berakhirnya kehidupan seseorang.

 

Waktu Asar adalah waktu  matahari akan terbenam.

Allah mengaitkan kerugian manusia dengan  kata  “ashr”.

Untuk menunjuk “waktu secara umum”.

 

 

Allah mengisyaratkan.

Bahwa penyesalan dan kerugian selalu datang kemudian. 

 

 

Kata “khusr” punya banyak arti.

 

Misalnya “rugi”,  “sesat”, “celaka”, “lemah”,  dan sebagainya.

Yang semuanya mengarah kepada “makna negative.

Yang tidak disenangi siapa pun”. 

 

 

Kata “khusr” dalam Al-Quran surah Al-Ashri (surah ke-103) ayat 1-3.

 

Berbentuk  “indefinitif” (nakirah).

 

 

Karena memakai “tanwin”.

Sehingga dibaca “khusrin”.

 

Bunyi  “in” itu yang disebut “tanwin”.

 

Bentuk “indefinitif” atau bunyi “in”.

Yang ada pada kata “kusrin”.

Artinya “keragaman  dan kebesaran”.

 

 

Kata “khusr” harus dipahami sebagai “kerugian”, “kesesatan”.

Atau “kecelakaan besar”.

 

Kata “fi” dalam bahasa Indonesia.

Biasanya diterjemahkan dengan “di”.

 

Misalnya seseorang berkata,

”Baju di lemari atau uang di saku”.

 

 

Tentunya yang dimaksudkan.

Bahwa baju berada “di dalam”  lemari.

Dan uang berada “di dalam” saku.

 

 

Yang tergambar dalam benak kita.

Yaitu “seluruh bagian baju telah berada di dalam lemari”.

 

Artinya “tidak sedikit pun bagian baju yang berada di luar lemari”.

 

Yang dimaksudkan dengan “manusia berada di dalam kerugian”, yaitu:

 

1.      Kerugian adalah sebuah “wadah”.

Dan manusia berada “di dalam wadah” itu.

2.      Keberadaannya dalam wadah itu mengandung arti.

Bahwa manusia berada dalam “kerugian total”.

Tidak ada satu sisi  pun dalam diri.

Dan usahanya yang luput dari kerugian.

 

Kerugian itu amat besar lagi beraneka ragam.

 

Waktu adalah modal utama bagi manusia.

 

Jika “waktu” tidak diisi dengan kegiatan yang baik.

Maka “waktu” akan berlalu.

 

Ketika “waktu” berlalu begitu saja.

Maka modal akan hilang percuma dan sia-sia.

 

Ali bin Abi Thalib berkata,

 

”Rezeki yang tidak diperoleh pada hari ini.

Masih mungkin  diharapkan hasilnya lebih banyak pada hari besok.

 

Tapi waktu yang berlalu pada hari ini.

Tidak mungkin akan kembali besok”.  

 

Jika  waktu tidak diisi dengan baik.

Maka manusia akan merugi.

 

Jika “waktu” diisi dengan hal-hal negatif.

Maka manusia tetap berada dalam kerugian. 

 

Rasulullah Muhammad bersabda,

 

”Ada 2 nikmat yang sering disia-siakan dan dibiarkan hilang banyak orang.

Yaitu nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan.”

 

 

 

Daftar Pustaka

1.   Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.   Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.   Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.   Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.   Tafsirq.com online.

Wednesday, November 11, 2020

6463. WAKTU ADALAH MODAL UTAMA MANUSIA

 


WAKTU ADALAH MODAL UTAMA MANUSIA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

Dalam Al-Quran, kata “waqt” (waktu) ditemukan 3 kali.

 

Tapi konteks penggunaan dan makna yang dikandungnya berbeda.

 

Kata “waqt” dipakai dalam konteks masa akhir hidup di dunia ini.

Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 187.

 

 

                         يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

      

 

Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat,”Kapankah terjadinya?" Katakan: ”Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun bisa  menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat amat berat (huru-haranya bagi makhluk) di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakan:”Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

 

 

Al-Quran surah Al-Hijr (surah ke-15) ayat 38.

 

 

                             إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ

     

 

Sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan.

 

 

Al-Quran surah Shad (surah ke-38) ayat 81.

 

                               إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ

 

Sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat).

 

 

Kata “waqt” dikaitkan dengan kerja adalah “batas akhir dari masa seharusnya dipakai untuk bekerja”.  

  

Kata lain yang dipakai Al-Quran menunjuk “masa” adalah “ashr”.

 

Kata “ashr” hanya ditemukan 1 kali dalam Al-Quran, yaitu surah Al-Ashr.

 

 

Al-Quran surah Al-Ashr (surah ke-103) ayat 1-3 kaitan dengan kerja keras justru sangat jelas.

 

Karena dipakai konteks kehidupan dunia.

 

 

                 وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

     

 

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang beriman, mengerjakan amal saleh, saling nasihat agar menaati kebenaran, dan saling nasihat agar menetapi kesabaran. 

 

 

Kata “ashr” terambil dari akar kata yang berarti “memeras atau menekan sekuat tenaga, sehingga bagian terdalam bisa keluar dan tampak di permukaan”.

 

 

Al-Quran menamakan “ashr”.

 

Karena manusia dituntut memakainya sekuat tenaga dan peras keringat.

 

Sehingga “inti sari” kehidupan bisa diperoleh.

 

Waktu menjelang matahari terbenam juga disebut “ashr” (Asar).

 

Karena siang harinya telah kerja keras dan malam hari untuk istirahat.

 

 

Al-Quran surah An-Naml (surah ke-27) ayat 86.

 

 

                          أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

      

 

Apakah mereka tidak memperhatikan, sesungguhnya Kami menjadikan malam agar mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya yang demikian terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang beriman.

 

 

Modal utama manusia adalah waktu.

 Yang tidak mampu didapat sekarang atau gagal kita raih sekarang.

 

Masih mungkin kita raih esok hari.

 

Tetapi waktu yang telah berlalu tidak bisa kembali.

 

Al-Quran surah Al-Ashr (surah ke-103) ayat 1-3.

 

Allah bersumpah: Demi Ashr (waktu), semua manusia dalam wadah kerugian.

Karena manusia tidak pakai “waktu” (ashr) dengan baik.

 

Kerugian sering disadari pada waktu “Asar” (menjelang matahari terbenam).

 

Al-Quran menjelaskan syarat orang tidak rugi.

 Yang bisa penuhi 4 kriteria, yaitu orang:

 

1)    Beriman.

2)    Mengamalkan kebenaran.

 

3)    Belajar mengajar dalam kebenaran.

4)    Sabar dan tabah dalam amal kebenaran.

 

Orang beriman kepada Allah (amanu).

 

Orang mengamalkan kebenaran (amilush shalihat).

 

Orang belajar dan mengajar dalam kebenaran (tawashauw bil haq).

 

Orang sabar dan tabah dalam amal kebenaran (tawashauw bish shabr).

 

 

Manusia masih rugi, jika sekadar tahu kebenaran dan mengamalkan kebenaran.

 

Manusia dituntut saling menjaga dan saling meningkatkan mutu iman.

 

Dan berjuang bersama guna menikmati anugerah Allah.

 

 

Baca Al-Ashr tiap bertemu dan berpisah.

 

Para sahabat Rasulullah selalu membaca surah Al-Ashr tiap akan berpisah.

 

Umat Islam sekarang, perlu baca surah Al-Ashr saat bertemu dan ketika berpisah.

 

Agar waktu bisa terisi dengan aktivitas bermanfaat.

 

Dan tidak merugikan siapa pun.

 

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online