Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BEDA PEMIMPIN MUHAMMADIYAH DAN PEMERINTAH. Show all posts
Showing posts with label BEDA PEMIMPIN MUHAMMADIYAH DAN PEMERINTAH. Show all posts

Monday, June 5, 2023

18521. BEDA PEMIMPIN MUHAMMADIYAH DAN PEMERINTAH

 


BEDA PEMIMPIN MUHAMMADIYAH DAN PEMERINTAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Pimpinan Muhammadiyah.

Tingkat Kota atau Kabupaten.

 

Mungkin selevel.

Bupati atau Walikota.

 

Menurut Sekretaris Umum

Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Abdul Mu’ti.

 

Yang membedakan.

Yaitu:

1)        Tunggangan (kendaraan).

2)        Tunjangan (gaji).

3)        Model sistem pimpinan.

 

Sabtu (3/6/2023).

Pengukuhan PDM, PDA dan IMM.

 Cabang Blitar.

 

Soal sistem kepemimpinan.

 

Muhammadiyah.

Pakai sistem kolektif kolegial.

 

Yaitu pada sistem

Bukan pada tokoh.

Bukan pada orang “sinten” (siapa).

 

Kelebihan sistem kolektif.

Organisasi jalan seperti biasa.

 

Meskipun pimpinan.

Atau Ketua.

Tak ada di tempat.

 

Misalnya.

Tahun 2017.

 

1)        Haedar Nashir

(Ketua Umum PP Muhammadiyah).

 

2)        Siti Noordjannah Djohantini

(Ketua Umum PP ‘Aisyiyah).

 

3)        Suyatno

(Bendahara Umum PP Muhammadiyah).

 

Berangkat haji bersama.

 

Roda kepengurusan.

 PP Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

 

Berputar seperti biasa.

Tetap aman saja.

 

Tak takut ada kudeta.

 

Model ambil keputusan.

 

Semua jajaran pimpinan.

Harus ikut keputusan bersama.

 

Yang ditentukan kuorum.

Dalam rapat.

 

Pada posisi itu.

Ketua bukan tempatkan diri.

Sebagai ‘paling’ dibanding lainnya.

 

Pimpinan atau ketua.

Harus bisa jadi makmum.

Mau jadi followers.

 

“Saat ini.

Pemimpin model itu.

 

Agak sulit.

Terutama dalam berbangsa.

 

Sebab orang siap memimpin.

Tapi tak siap dipimpin.

 

Hal itu.

Tantangan pemimpin nasional.

Saat ini,” imbuhnya.

 

Beda lainnya.

 

Dalam Muhammadiyah.

Orang tak ajukan diri.

 

Sebagai pimpinan atau ketua.

 

Bahkan dorong yang lain.

Untuk jadi ketua.

 

Dia tekankan.

Dalam konteks pemimpin nasional.

 

Harus bisa tempatkan diri.

Untuk siap dipimpin.

Bukan hanya mau memimpin.

 

 

(Sumber muhammadiyah)