Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BELAJAR DARI SEMUT. Show all posts
Showing posts with label BELAJAR DARI SEMUT. Show all posts

Thursday, October 20, 2022

15433. BELAJAR DARI HEWAN SEMUT

 

 


 

BELAJAR DARI HEWAN SEMUT

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Terinspirasi Prof. Gunawan Adnan.

Saya ingat kebiasaan.

 

Dalam waktu lama.

Sebelum berangkat ke kampus.

 

Kebiasaan sederhana.

Bisa untuk hiburan.

Dan renungan.

 

Saya punya kebiasaan.

Memberi makan semut.

 

Pagi sebelum berangkat ke kampus.

Saya ambil gula 1 sendok.

 

Saya sebar di belakang.

Dan depan rumah.

 

Tidak lama kemudian.

Semut berdatangan.

 

Mereka ambil gula.

Semut tidak tamak.

 

Cukup gambil 1 butir gula.

Dibawa pergi.

 

Rupanya lewat sungutnya.

Semut memanggil temannya.

 

Bahwa di tempat itu.

Ada makanan.

 

Kita bisa bayangkan.

Dibandingkan manusia.

 

Saat ada makanan atau harta.

Tidak akan membagi.

Tapi menguasai semuanya.

 

Meskipun tahu.

Bahwa harta itu.

 

Tak akan habis.

Sampai dia mati.

 

Semut tak berebut makanan.

 

 Bertemu teman.

Yang bawa makanan.

 

Semut tak mengganggu.

 

Semut mencari sendiri.

Ke tempat makanan.

 

Yang perlu hanya info.

Tempat makanan berada.

 

Saya pernah di demo semut.

Sepulang salat berjamaah.

Dari masjid.

 

Tembok belakang rumah.

Dipenuhi ratusan atau ribuan semut.

 

Tembok jadi berwarna hitam.

Tampak semut semua.

 

Melihat keadaan itu.

Istri saya.

Yang juga pulang dari masjid.

 

Segera mencari obat pemusnah semut.

Yaitu baygon.

 

Tentu saya cegah.

Hewan semut itu jangan dibunuh.

 

Mungkin mereka protes.

Karena beberapa hari.

Saya lupa memberi gula.

 

Ketika itu.

Saya hanya mengatakan.

 

Bahwa besuk saya tidak akan lupa lagi.

Insya Allah akan memberi makan semut.

 

Subhanallah.

Tak lebih dari 10 menit.

Semua semut menghilang.

 

Tembok jadi bersih lagi.

Bebas dari hewan semut.

 

Yang suka kerja keras, jujur.

Dan bersolidaritas tinggi.

 

Saya suka memberi makan semut.

Agar mereka ikut mendoakan saya.

Dan keluarga.

 

Saya pikir.

Perilaku semut bagus.

 

Tentu tidak banyak dosa.

Makhluk tidak berdosa.

 

Jika berdoa.

Insya Allah dikabulkan.

 

Semut juga senang.

Saat diberi makan.

 

Mereka pun berterima kasih.

Bersyukur dan mendoakan.

 

Saya ingat kisah Nabi Sulaiman.

Yang bicara dengan semut.

 

Melihat semut selalu bergerak.

Dan berjalan ke mana-mana.

 

Nabi Sulaiman bertanya pada semut,  

 

“Hai semut.

Saya lihat kamu tak pernah istirahat.

 

Selalu berjalan ke mana-mana.

Apa yang kamu cari?”

 

Semut menjawab dengan ringan,

 

“Bahwa saya berjalan ke mana-mana.

Untuk mencari makan.”

 

Nabi Sulaiman bertanya,

 

“Berapa banyak kebutuhan makan.

Yang kamu perlukan.

Dalam 1 tahun?”

 

Semut menjawab,

 

“Tubuh saya kecil.

Kebutuhan makan tidak banyak.

 

Cukup 1 butir gandum.

Selama 1 tahun.

 

Nabi Sulaiman menangkap seekor semut.

Dan memasukkan dalam botol.

Botol itu diisi 1 butir gandum.

 

Setelah 1 tahun berlalu.

Botol dibuka.

Ternyata semut masih hidup.

 

Anehnya.

Sebutir gandum.

Masih tersisa separuh.

 

Nabi Sulaiman menegur semut.

Dinilai semut telah menipunya.

 

Katanya 1 butir gandum.

Untuk makan 1 tahun.

 

Tarnyata masih sisa separuh.

Semut dianggap berbohong.

 

Tapi semut membela diri.

 

Bahwa dia menghabiskan 1 biji gandum.

Saat di luar botol.

 

Tapi ketika dalam botol.

Dia harus menghemat.

 

Agar bertahan hidup lebih lama.

Dia tahu manusia sering lupa.

 

Mungkin semut tahu.

Bahwa manusia sering lupa dan salah.

 

Manusia juga suka menipu, berbohong.

Dan tamak.

 

Kisah semut dan Nabi Sulaiman.

Membuat malu.

 

Semut tahu.

Bahwa manusia.

 

Meskipun punya jabatan tinggi.

Bergelar Profesor.

Jadi tokoh.

 

Tapi manusia sering gagal.

Dalam menjaga sifat mulia.

 

Manusia harus meniru Rasulullah.

 

Yaitu:

1)        Sidik

(benar dan jujur)

 

2)        Amanah.

 (bisa dipercaya).

 

3)        Fatanah

 (cerdas).

 

(Sumber WA)