Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BANGUNAN JAMARAT 5 TINGKAT DI MINA TAHUN 2018. Show all posts
Showing posts with label BANGUNAN JAMARAT 5 TINGKAT DI MINA TAHUN 2018. Show all posts

Wednesday, July 14, 2021

10408. BANGUNAN JAMARAT 5 TINGKAT DI MINA TAHUN 2018

 











BANGUNAN JAMARAT 5 TINGKAT DI MINA TAHUN 2018

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

 

 

 Mina adalah lembah di padang pasir.

 

Terletak sekitar 5 kilometer sebelah timur kota Mekah, Arab Saudi.

 

Mina di antara Mekah dan Muzdalifah.

 

 

Mina mendapat julukan kota tenda.

 

Karena berisi ribuan tenda untuk mabit jutaan jemaah haji seluruh dunia.

 

Tenda-tenda itu tetap berdiri.

 

Meskipun musim haji tidak berlangsung.

 

Mina sangat dikenal sebagai tempat melempar jumrah dalam ibadah haji.

 

Mina didatangi jemaah haji pada 8 Zulhijah.

 

Atau sehari sebelum wukuf di Arafah.

 

 Jemaah haji tinggal di Mina sehari semalam.

 

Mereka melakukan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh.

 

Setelah salat Subuh 9 Zulhijah.

 

Jemaah haji berangkat dari Mina ke Arafah untuk wukuf.

 

Jemaah haji datang lagi ke Mina.

 

Setelah selesai wukuf di Arafah.

 

Untuk melontar jumrah.

 

Tempat melempar jumrah ada 3 yaitu:

 

Ula (tugu ke-1), Wusta (tugu ke-2), dan Aqabah (tugu ke-3).

 

 Di Mina jemaah haji wajib mabit (bermalam).

 

Yaitu malam tanggal 11 dan 12 Zulhijah bagi jemaah haji nafar awal.

 

Atau malam tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah bagi jemaah nafar sani.

 

 

Mina juga tempat penyembelihan binatang kurban.

 

Di Mina ada Masjid Khaif.

 

Tempat Nabi Muhammad salat dan khotbah ketika berada di Mina.

 

Saat ibadah haji.

 

 

Jamarat di Mina menjadi sasaran lontaran kerikil (dalam ibadah haji).

 

Sebagai simbol tempat melempar setan.

 

Yang menggoda Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Siti Hajar.

 

 ketika Nabi Ibrahim melakukan perintah Allah.

 

Menyembelih Nabi Ismail sebagai ujian ketaatan kepada Allah.

 

 

Lokasi jamarat tempat melontar jumrah terus diperbaiki.

 

Untuk kenyamanan, kelancaran, dan keselamatan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia.

 

 Selama ini tragedi memilukan sering terjadi di kawasan jamarat.

 

Ketika para jemaah melontarkan jumrah.

 

 Banyak jemaah haji yang meninggal.

 

Karena berdesakan, sesak nafas, atau terinjak jamaah lain.

 

Arab Saudi terus memperluas lokasi pelontaran jumrah.

 

 Proyek bangunan jamarat tingkat 5 lantai mulai dibangun tahun 2006.

 

Dan selesai sepenuhnya pada tahun 2015.

 

Yang dirancang untuk kebutuhan masa depan.

 

 

Bangunan jamarat bisa diperluas hingga 12 lantai.

 

Yang mampu menampung lebih dari 5 juta jemaah.

 

 

 

Desain jamarat yang baru dibuat oleh perusahaan Dar Al-Handasah.

 

Dan dibangun kontraktor Saudi Binladin Group.

 

Bentuk bangunan jamarat lama berupa 3 pilar kecil.

 

Yaitu Ula, Wusta, dan Aqabah.

 

Yang masing-masing tingginya 18 meter.

 

 

 

 Bangunan jamarat yang baru berbentuk dinding elips (bulat memanjang).

 

Masing-masing tingginya 40 meter.

 

Menembus dari lantai 1 sampai lantai 5.

 

Dan atasnya ditutupi  kanopi kain raksasa.

 

 Jalanan ke jamarat dibuat berbentuk 5 lapis jembatan.

 

Yang mendaki dan menurun secata landai.

 

Panjangnya 950 meter dan lebar tiap jalan 80 meter.

 

 Pada jembatan jamarat dipasang 11 pintu masuk.

 

Dan 12 pintu keluar.

 

Yang menjamin kelancaran arus sedikitnya 30.000 jamaah per jam.

 

 Bangunan jamarat dilengkapi sistem pendingin udara.

 

 Yang mampu menurunkan suhu udara pada musim panas.

 

Hingga hanya 29 derajat Celcius.

 

Ada 2 helipad (tempat pendaratan helikopter) untuk berjaga dalam situasi darurat.

 

Dan dipasang CCTV di berbagai sudut.

 

Untuk memantau situasi darurat.

 

 Arus jemaah yang masuk melontar jumrah dan yang keluar.

 

 

Setelah melontar jumrah diatur agar tidak saling bertubrukan.

 

 

Setiap maktab diatur agar melontar jumrah pada lantai tertentu.

 

Jarak setiap lantai tingginya 8 meter.

 

Dengan sudut elevasi yang landai.

 

Sehingga para jamaah tidak terasa saat mendaki dan menurun.

 

Jamaah maktab nomor 1-50 melontar jumrah di lantai dasar (lantai 1).

 

 Jamaah maktab nomor 51-80 melontar jumrah di lantai 2.

 

Berarti naik 8 meter.

 

 

 

Jemaah maktab nomor 81-100 melontar jumrah di lantai 3.

 

Berarti naik 16 meter.

 

 Dalam terowongan yang menembus gunung batu.

 

Dipasang travelator semacam konveyor 15 buah.

 

Masing-masing panjangnya 75 meter.

 

 

 Jemaah haji harus berjalan kaki sejauh 2 km.

 

Dari mulut terowongan hingga ke tempat pelontaran jumrah.

 

Dan 2 km kembali ke maktab.

 

Jauhnya jarak menuju tempat pelontaran jumrah bisa dilihat pada layar display.

 

Yang dipasang di mulut terowongan.

 

 

Angkutan bis dari Arafah, Muzdalifah, ke Mina.

 

 

Memakai sistem taraddudi (shuttle).

 

Yaitu armada bis datang berkelompok.

 

Menjemput dan mengantar menumpang.

 

Dari perkemahan ke tempat tujuan.

 

Kemudian bis balik berputar lagi.

 

 

Sampai jemaah habis terangkut semuanya.

 

 

Selama di Mina jemaah berteduh dalam tenda besar tahan api.

 

Yang dilengkapi alat pendingin udara.

 

Tiap tenda dilengkapi alas tidur berupa karpet tanpa bantal.

 

 Jemaah tinggal di tenda Mina sejak tanggal 10 sampai 13 Zulhijah.

 

Tetapi jemaah nafar awal meninggalkan Mina pada tanggal 12 Zulhijah.

 

Setelah melontar 3 tempat jumrah.

 

Selama tinggal di Mina, jemaah mendapat makanan 11 kali.

 

Dengan menu masakan Indonesia yang diurus maktab.

 

Jemaah dilarang mencorat-coret.

 

Dengan tulisan/cat/spidol di tenda, batu, dinding jumrah, dan fasilitas lainnya.

 

 Jemaah melontarkan jumrah berombongan.

 

Segera balik lagi masuk ke dalam tendanya.

 

Jemaah harus mematuhi jadwal melontar jumrah.

 

Yang diatur panitia haji untuk kebaikan bersama.

 

 

 

 Jemaah harus menjaga kesehatan dengan makan, minum, dan istirahat cukup.

 

 Pelayanan jamaah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

 

Dikoordinasikan organisasi khusus disebut SATOP ARMUZNA.

 

 

Yaitu Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

 

 

SATOP ARMUZNA  dibagi 3 satgas, yaitu:

1)         Satgas Arafah.

2)         Satgas Muzdalifah.

3)         Satgas Mina.

 

Setiap satgas punya pos pelayanan, yaitu:

1)      Pos Komando.

 2)      Pos Pelayanan.

3)      Pos Pembantu.

 

Tiap pos dengan jenis pelayanan sama, yaitu:

 

 1)  Pelayanan umum.

2)  Pelayanan kesehatan.

3)  Pelayanan ibadah.

 

 

 

Catatan haji tahun 2018

 

Oleh: HM. Yusron Hadi bin HM. Tauhid Ismail.

Sidoarjo, JawaTimur.

Jemaah mandiri non-KBIH

 

Ketua regu 23, rombongan 6, kloter 71 Surabaya.