Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label FUNGSI HADIS TERHADAP ALQURAN. Show all posts
Showing posts with label FUNGSI HADIS TERHADAP ALQURAN. Show all posts

Wednesday, July 10, 2024

34132. FUNGSI HADIS NABI TERHADAP ALQURAN

 


FUNGSI HADIS NABI TERHADAP ALQURAN

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 Al-Quran tekankan.

 Nabi Muhammad berfungsi.

 

1)                Menjelaskan.

2)                Menerangkan.

Maksud firman Allah.

 

Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 44.


بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

 

Keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan pada mereka dan agar mereka memikirkan.

 

Penjelasan atau bayan.

Beraneka ragam bentuk, sifat, dan fungsinya.

 

Ada 2 fungsi utama hadis.

Yaitu:

 

1)        Bayan Ta’kid.

2)        Bayan Tafsir.

 

Bayan Ta’kid.

Sekadar menguatkan suatu masalah.

Dalam Al-Quran.

 

Bayan Tafsir.

Yaitu memperjelas, merinci, dan  membatasi pengertian lahir ayat Al-Quran.

 

 Beda pendapat.

Apakah Hadis atau Sunah.

 

Bisa  berfungsi menetapkan hukum baru.

Yang belum ditetapkan Al-Quran?

 

Pendapat 1.

 

Hadis atau Sunah.

Bisa berfungsi menetapkan hukum baru.

Yang belum ada dalam Al-Quran.

 

Sebab Nabi orang “Makshum”.

Nabi terjaga dari berbuat dosa dan kesalahan.

Terutama bidang syariat.

 

Banyak ayat Al-Quran.

Wewenang Nabi untuk dipatuhi.

 

Pendapat 2.

 

Hadis atau Sunah.

Tak bisa menetapkan hukum baru.

Yang belum ada dalam Al-Quran.

 

Sebab sumber hukum hanya Allah.

Nabi harus merujuk ayat Allah.

Saat menetapkan hukum.

 

Nabi melarang suami memadu istrinya.

Saat dia akan menikah lagi.

Dengan bibi pihak ibu.

Atau bapak sang istri.

 

Pada zahirnya.

Berbeda dengan surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 24.

 

Pada hakikatnya.

Nabi menjelaskan firman Allah.

 

 Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 24.


۞ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۖ كِتَابَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَٰلِكُمْ أَنْ تَبْتَغُوا بِأَمْوَالِكُمْ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ ۚ فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهِ مِنْهُنَّ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا تَرَاضَيْتُمْ بِهِ مِنْ بَعْدِ الْفَرِيضَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

 

Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita bersuami, kecuali budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikan pada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tidak mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

 

Para ulama berpendapat.

Jika temukan riwayat atau hadis.

 

Sejalan Al-Quran.

Maka mereka menerimanya.

Tapi hadis tidak sejalan Al-Quran.

Mereka menolaknya.

Al-Quran lebih utama diikuti.

 

 Para ulama berpendapat.

Tak boleh menolak hadis.

Yang sanadnya sahih.

 

Kecuali setelah analisis mendalam.

Dalam segala segi.

 

  Jika masih ada pertentangan.

Hadis dengan Al-Quran.

 

Maka harus  bertahan pada wahyu.

Yang diterima meyakinkan.

Yaitu Al-Quran.

 

Terpaksa mengabaikan hadis atau sunah.

Yang tidak meyakinkan.

 

Daftar Pustaka

1.        Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.        Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran