FUNGSI
HADIS NABI TERHADAP ALQURAN
Oleh:
Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran tekankan.
Nabi Muhammad berfungsi.
1)
Menjelaskan.
2)
Menerangkan.
Maksud
firman Allah.
Al-Quran
surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 44.
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ
لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan
kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah
diturunkan pada mereka dan agar mereka memikirkan.
Penjelasan
atau bayan.
Beraneka
ragam bentuk, sifat, dan fungsinya.
Ada 2 fungsi
utama hadis.
Yaitu:
1)
Bayan Ta’kid.
2)
Bayan Tafsir.
Bayan
Ta’kid.
Sekadar
menguatkan suatu masalah.
Dalam
Al-Quran.
Bayan
Tafsir.
Yaitu memperjelas,
merinci, dan membatasi pengertian lahir
ayat Al-Quran.
Beda pendapat.
Apakah
Hadis atau Sunah.
Bisa berfungsi menetapkan hukum baru.
Yang
belum ditetapkan Al-Quran?
Pendapat
1.
Hadis
atau Sunah.
Bisa berfungsi
menetapkan hukum baru.
Yang
belum ada dalam Al-Quran.
Sebab Nabi
orang “Makshum”.
Nabi
terjaga dari berbuat dosa dan kesalahan.
Terutama
bidang syariat.
Banyak
ayat Al-Quran.
Wewenang
Nabi untuk dipatuhi.
Pendapat
2.
Hadis
atau Sunah.
Tak bisa
menetapkan hukum baru.
Yang
belum ada dalam Al-Quran.
Sebab sumber
hukum hanya Allah.
Nabi harus
merujuk ayat Allah.
Saat menetapkan
hukum.
Nabi melarang
suami memadu istrinya.
Saat dia
akan menikah lagi.
Dengan
bibi pihak ibu.
Atau
bapak sang istri.
Pada zahirnya.
Berbeda
dengan surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 24.
Pada
hakikatnya.
Nabi
menjelaskan firman Allah.
Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 24.
۞ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۖ كِتَابَ
اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَٰلِكُمْ أَنْ تَبْتَغُوا
بِأَمْوَالِكُمْ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ ۚ فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهِ
مِنْهُنَّ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا
تَرَاضَيْتُمْ بِهِ مِنْ بَعْدِ الْفَرِيضَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا
حَكِيمًا
Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita bersuami, kecuali budak
yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum) sebagai ketetapan-Nya atas
kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri
dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri yang telah kamu
nikmati (campuri) di antara mereka, berikan pada mereka maharnya (dengan
sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tidak mengapa bagi kamu terhadap
sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Para
ulama berpendapat.
Jika temukan
riwayat atau hadis.
Sejalan
Al-Quran.
Maka mereka
menerimanya.
Tapi hadis
tidak sejalan Al-Quran.
Mereka
menolaknya.
Al-Quran
lebih utama diikuti.
Para ulama berpendapat.
Tak boleh
menolak hadis.
Yang
sanadnya sahih.
Kecuali
setelah analisis mendalam.
Dalam segala
segi.
Jika masih ada pertentangan.
Hadis
dengan Al-Quran.
Maka harus
bertahan pada wahyu.
Yang
diterima meyakinkan.
Yaitu Al-Quran.
Terpaksa
mengabaikan hadis atau sunah.
Yang tidak
meyakinkan.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran
0 comments:
Post a Comment