Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label SEJARAH AL-QURAN MUSHAF USMANI. Show all posts
Showing posts with label SEJARAH AL-QURAN MUSHAF USMANI. Show all posts

Tuesday, April 26, 2022

13014. SEJARAH AL-QURAN MUSHAF USMANI

 

 



SEJARAH AL-QURAN MUSHAF USMANI
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.



 ZAMAN NABI MUHAMMAD

 Al-Quran adalah sumber utama agama Islam.

 

Yang diwahyukan Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.

Secara mutawatir.

Ketika terjadi suatu peristiwa.


Mutawatir ialah  sifat hadis yang punya banyak sanad.

Dan diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.

Sehingga mustahil mereka sepakat berdusta atau memalsukan hadis.


 Sanad adalah rentetan rawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercaya.

 

Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.


 Nabi menghafalkan ayat Al-Quran secara pribadi.

Dan mengajarkan kepada para sahabat.

Untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan.


 Ketika wahyu turun.

Nabi menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya.

Agar mudah dihafal para sahabat. 

 

Zaid bin Tsabit salah seorang sahabat yang sangat cerdas.


 Zaid bin Tsabit diperintah Nabi belajar bahasa asing.

Agar Nabi bisa mengirim surat kepada para pemimpin bangsa lain.

 

Zaid bin Tsabit mampu menguasai bahasa asing dengan amat cepat.

 

 Para sahabat.

Secara rutin menulis teks Al-Quran.

Untuk dimiliki sendiri.

 

Para sahabat selalu menyodorkan Al-Quran kepada Nabi.

Dalam bentuk hafalan dan tulisan.

Untuk diperiksa kebenarannya.


 Zaman Nabi alat tulis menulis amat terbatas.

 

Para sahabat menuliskan naskah tulisan teks Al-Quran.

Pada pelepah kurma, lempengan batu, kepingan tulang hewan, dan lainnya.

 

Zaman Nabi naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.

Tapi masih berserakan.

 

Tidak terkumpul dalam buku atau mushaf.


 Zaman Nabi sengaja dibentuk dengan hafalan  dan penulisan teks Al-Quran para sahabat. 

 

Karena Nabi masih menunggu wahyu berikutnya.

 

Sebagian ayat Al-Quran.

Ada yang “nasikh” dan “mansukh”.


 Ayat “Nasikh” ialah ayat Al-Quran yang dihapus dan dibatalkan.

Ayat “Mansukh” adalah ayat yang menghapus dan membatalkan.

 

Ayat “dimansukh” adalah ayat “diganti”.

Ayat “dinasikh” ayat “mengganti”.

 


 Zaman Nabi Al-Quran belum dibukukan.

Karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril.

Masih terus turun kepada Nabi Muhammad.

Untuk menjawab pertanyaan.

Dan menerangkan suatu kejadian.

 

ZAMAN KHALIFAH ABU BAKAR


 Nabi Muhammad wafat.

Abu Bakar menjadi  Khalifah.

 

Tahun 632 Masehi terjadi Perang Yamamah.

Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan menumpas pemberontak.

Yang dipimpin Musailamah al-Kazzab.

Dia mengaku sebagai nabi. 

 

Khalid bin Walid, komandan pasukan Islam.

Berhasil menumpas pemberontak.

 

  Banyak sahabat Nabi penghafal Quran yang gugur.

 

Umar bin Khattab gelisah.

Lalu mengusulkan.

Agar tulisan Al-Quran dikumpulkan dalam bentuk buku.

 

Khalifah Abu Bakar pada awalnya ragu melakukannya.

 

Karena Nabi tidak pernah melakukannya.

 


 Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar.

Untuk membukukan Al-Quran.

 

Lalu dibentuk “Tim Pengumpulan” Al-Quran.

 

Zaid bin Tsabit.

Salah seorang penulis wahyu pada zaman Nabi.

Diberi tugas sebagai ketua tim.

 

Zaid bin Tsabit menerima tugas itu.

Meskipun awalnya menolak.

 

Tim Penyusun pembukuan Al-Quran melaksanakan tugasnya.

 

Khalifah Abu Bakar memerintahkan semua sahabat.

Mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran di Masjid Nabawi.

 

Syarat naskah tulisan Al-Quran, yaitu:

1.        Naskah tulisan yang dikumpulkan harus sesuai dengan hafalan para sahabat lain.

 

2.        Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah Nabi.

 

Dan ditulis di depan Nabi. 

 

Karena beberapa sahabat.

Menulis naskah atas inisiatif sendiri.

 

3.        Naskah tulisan harus dibuktikan dengan 2 orang saksi.

 

Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melakukan tugasnya.

 

Zaid bin Tsabit menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

 

Ketika Abu Bakar wafat.

Buku mushaf Al-Quran.

Disimpan Khalifah Umar Bin Khattab.

 

 

ZAMAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

 

Tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.

 

Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai.

Semua sahabat sepakat.

Dan tidak ada perselisihan.


 Khalifah Umar bin Khattab.

Konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.

 

Umar bin Khattab wafat.

Buku mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.

 

ZAMAN KHALIFAH USMAN BIN AFFAN


Wilayah Islam makin luas.

Beragam suku bangsa masuk Islam.

 

Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen.

Dan cara membaca Al-Quran. 

 


Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran.

 

Ketua: Zaid bin Tsabit.

Anggota:

1.        Abdullah bin Zubair.

2.        Said ibnu Ash.

3.        Abdurahman bin Harits.

 

 Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit.

Mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.

 

Dan menyeragamkan bacaan dengan satu dialek.

Menjadi dialek Nabi Muhammad.

Yaitu dialek suku Quraisy. 

 

Mushaf Al-Quran dibuat rangkap 6, yaitu:

1)        Yang 5 mushaf dikirimkan ke Mekah, Kuffah, Basrah dan Syria.

 

2)        Yang 1 mushaf disimpan Usman bin Affan.

 

Mushaf itu disebut “Mushaf Usmani”.

 


Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

Tuesday, July 13, 2021

10404. SEJARAH AL-QURAN MUSHAF USMANI

 




SEJARAH AL-QURAN MUSHAF USMANI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Sejarah perkembangan mushaf Al-Quran.

  

 ZAMAN NABI MUHAMMAD

 

Al-Quran adalah sumber utama dan pertama agama Islam.

  

Al-Quran diwahyukan dari Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad secara mutawatir ketika terjadi suatu peristiwa.

 

 Mutawatir ialah sifat hadis yang punya banyak sanad.

 

Yang diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.

  

Mustahil banyak orang akan sepakat berdusta.

 

Atau memalsukan hadis.

 

 Sanad adalah rentetan perawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercayai.

  

Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.

  

Nabi Muhammad menghafal ayat-ayat Al-Quran secara pribadi.

 

 Rasulullah mengajar ayat Al-Quran kepada para sahabat.

 

Untuk dipahami, dihafalkan, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

  

Ketika wahyu turun Nabi Muhammad menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya.

 

Agar mudah dihafal oleh para sahabat.

  

Zaid bin Tsabit adalah salah seorang sahabat Nabi yang sangat cerdas.

  

Zaid bin Tsabit diperintah  Nabi Muhammad untuk belajar bahasa asing.

 

Agar Nabi dapat mengirim surat kepada para pemimpin bangsa lain.

 

 Zaid bin Tsabit yang masih muda, mampu menguasai bahasa asing dengan sangat cepat.

 

Para sahabat secara rutin menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri.

 

 Para sahabat menyodorkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad.

 

Dalam bentuk hafalan dan tulisan untuk diperiksa kebenarannya.

 

Pada zaman Nabi Muhammad alat tulis menulis sangat terbatas.

  

Para sahabat menulis naskah tulisan teks Al-Quran.

 

Pada pelepah kurma, lempengan batu, kepingan tulang hewan, dan lainnya.

  

Pada zaman Nabi Muhammad naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.

 

 

Tetapi masih berserakan.

 

Dan belum terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.

 

 

Nabi Muhammad memerintahkan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran yang turun.

 

Karena wahyu masih akan terus turun.

 

 Sebagian sahabat yang pintar menulis.

 

Mereka menghafalnya dan menulisnya sendiri.

  

Ada ayat Al-Quran yang “nasikh” (mengganti) dan “mansukh” (diganti).

 

 Artinya ayat nasikh adalah ayat Al-Quran yang dihapus, dibatalkan, atau ditiadakan.

  

Ayat mansukh adalah ayat yang menghapus, membatalkan, atau meniadakan.

 

 Pada zaman Nabi Muhammad Al-Quran belum dibukukan.

 

Karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril masih terus turun.

  

Ayat Al-Quran turun untuk menjawab pertanyaan.

 

Dan menerangkan suatu kejadian atau peristiwa.

 

ZAMAN KHALIFAH ABU BAKAR

  

Pada tahun 632 Masehi, Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan Perang Yamahah.

 

Dipimpin Khalid bin Walid berhasil menumpas Musailamah Al-Kazzab (yang mengaku nabi baru).

  

Dalam Perang Yamamah, banyak para sahabat penghafal Al-Quran yang gugur.

 

 

 Umar bin Khattab mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar.

 

Agar tulisan ayat-ayat Al-Quran dikumpulkan dalam sebuah buku.

   

Khalifah Abu Bakar enggan melakukannya.

 

Karena Nabi Muhammad tidak pernah mengerjakannya.

  

Umar bin Khattab berhasil meyakinkan Khalifah Abu Bakar untuk membukukan Al-Quran.

 

 

 Khalifah Abu Bakar membentuk Tim Pengumpulan Al-Quran.

 

Dengan ketua Zaid bin Tsabit (penulis zaman Rasulullah).

 

 Zaid bin Tsabit menerima tugas itu, meskipun awalnya menolak.

 

Khalifah Abu Bakar memerintahkan para sahabat.

 

Mengumpulkan naskah tulisan Al-Quran kepada panitia di Masjid Nabawi.

 

 

Syarat yang harus dipenuhi para penyetor naskah tulisan ayat Al-Quran:

 

1.      Naskah tulisan ayat Al-Quran yang dikumpulkan harus sesuai hafalan para sahabat lain.

 

2.      Naskah tulisan ayat Al-Quran memang diperintah oleh Nabi Muhammad dan dituliskan dihadapan Nabi.

 

 

3.      Karena beberapa sahabat Nabi menulis naskah ayat-ayat Al-Quran atas inisiatifnya sendiri.

 

4.      Naskah tulisan ayat-ayat Al-Quran harus dibuktikan dengan 2 saksi jujur, adil, dan kuat ingatannya.

 

 

Tim Penyusun Mushaf Al-Quran berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.

 

Zaid bin Tsabit (ketua tim) menyerahkan hasilnya kepada Khalifah Abu Bakar.

 

ZAMAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

 

Pada zaman Khalifah Umar Bin Khattab tidak terjadi penyusunan dan masalah mushaf Al-Quran.

 

Naskah mushaf Al-Quran sudah selesai dikumpulkan pada masa Khalifah Abu Bakar.

 

Khalifah Umar bin Khattab lebih konsentrasi penyebaran Islam ke seluruh wilayah.

 

Khalifah Umar bin Khattab wafat.

 

Kumpulan mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.

 

ZAMAN KHALIFAH USMAN BIN AFFAN

 

Khalifah Umar bin Khattab wafat.

 

Kumpulan mushaf Al-Quran disimpan Khalifah Usman bin Affan.

 

Pada zaman Khalifah Usman Bin Affan wilayah penyebaran Islam semakin luas.

 

Beragam suku bangsa  masuk Islam.

 

Terjadi perbedaan logat, dialek, aksen, dan cara membaca Al-Quran yang berlainan.

 

Khalifah Usman Bin Affan membentuk Tim Lajnah Al-Quran yang diketuai Zaid bin Tsabit (penulis Al-Quran pada zaman Nabi).

 

Zaid bin Tsabit dibantu Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash, dan Abdurahman bin Harits.

 

Usman Bin Affan memerintahkan Zaid bin Tsabit mengambil mushaf di rumah Hafsah binti Umar.

 

Usman bin Affan menyeragamkan bacaan Al-Quran dengan satu dialek.

 

Yaitu dialek suku Nabi Muhammad (dialek suku Quraisy).

 

Usman Bin Affan memperbanyak menjadi 6 mushaf Al-Quran.

Yang 5 mushaf dikirim ke Mekah, Kuffah, Basrah, dan Syria.

 

Dan 1 mushaf disimpan Khalifah Usman bin Affan sendiri.

 

Mushaf Al-Quran ini dikenal dengan nama “Mushaf Usmani”.

  

Daftar Pustaka

1.    Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.

3.    Tafsirq.com online

 

https://img1.blogblog.com/img/icon18_email.gif 

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook