Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label PROF KIM 100 TAHUN BARAT NILAI ISLAM TAK COCOK DEMOKRASI. Show all posts
Showing posts with label PROF KIM 100 TAHUN BARAT NILAI ISLAM TAK COCOK DEMOKRASI. Show all posts

Tuesday, June 1, 2021

9769. PROF KIM 100 TAHUN BARAT NILAI ISLAM TAK COCOK DEMOKRASI

 


PROF KIM 100 TAHUN BARAT NILAI ISLAM TAK COCOK DEMOKRASI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Prof Kim: Muhammadiyah dan Aisyiyah Contoh Ideal Berdemokrasi dalam Islam.

 

 

Menyambut momentum milad 108 tahun Muhamamdiyah dan 104 Aisyiyah.

 

 

Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora mengadakan kegiatan virtual Seminar Nasional (31/5).

 

 

Juga kegiatan Milad ke-30 tahun Universitas Aisyiyah.

 

Dengan tema Tradisi Demokrasi Persyarikatan Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah.

 

FEISHum UNISA Yogyakarta menghadirkan Prof Hyung-Jun Kim dari Kangwoo National University sebagai pembicara utama.

 

 

Seminar juga diisi dosen Feishum.

 

Dewi Amanatun Suryani dari Prodi Administrasi Publik.

 

Dan Diska Arliena Hafni dari Prodi Administrasi Publik.

 

 

Mega Ardina, Dekan FEISHum UNISA Yogyakarta memberi sambutan.

 

 

Dalam usia 108 tahun Muhammadiyah.

 

Dan 104 tahun Aisyiyah menunjukkan demokrasi telah mengakar kuat pada organisasi ini.

 

 

Sehingga penting membahas lebih jauh tradisi demokrasi dalam Persyarikatan Muhammadiyah/ ‘Aisyiyah.

 

 

Muhammadiyah dan Aisyiyah pada berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegara menunjukan kepada kita.

 

Bahwa Persyarikatan telah memberi contoh pembelajaran demokrasi yang sangat baik.

 

Prof Hyung-Jun Kim  mengungkapkan selama 100 tahun lebih.

 

 

Para ilmuan menganggap sistem demokrasi sulit kompatibel dengan Islam.

 

 

Karena pandangan Islam tidak mungkin memisahkan  negara dan agama.

 

 

Dalam sistem politik Islam adalah kesatuan agama dan negara.

 

 

Tapi, Muhammadiyah dan Aisyiyah memberi contoh ideal.

 

 

Bagaimana sistem demokrasi  berjalan dalam organisasi agama.

 

 

Unsur dalam Muhammadiyah Aisyiyah lebih kuat dibanding konsep Civil Society di negara barat.

 

 

Unsur itu didukung beberapa pilar dalam tradisi demokrasi Muhammadiyah dan Aisyiyah.

 

 

Misalnya ideologi, sistem kepemimpinan, sistem keputusan, hubungan anggota, sistem mengolah amal usaha dan sistem operasi.

Dewi Amanatun menuturkan.

 

 

Muhammadiyah menjalankan tradisi demokrasi bahkan sejak masa kemerdekaan Republik Indonesia.

 

 

Hal didukung terlibatnya kader Muhammadiyah dalam BPUPKI.

 

Yaitu Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

 

Di masa reformasi, kiprah Muhammadiyah makin nyata di segala sektor.

 

 

Untuk merawat tradisi demokrasi Muhammadiyah dan Aisyiyah.

 

Peran Kaum Muda sebagai kader sangat diperlukan.

 

 

“Untuk itu kaum muda harus menjiwai nilai demokrasi” Ujar Diska Arliena Hafni menambahkan.

 

 

(Sumber suara,muhammadiyah)