Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label HANYA ORANG SOMBONG YANG MARAH DENGAN KASAR. Show all posts
Showing posts with label HANYA ORANG SOMBONG YANG MARAH DENGAN KASAR. Show all posts

Saturday, July 24, 2021

10560. HANYA ORANG SOMBONG YANG MARAH DENGAN KASAR

 





HANYA ORANG SOMBONG YANG MARAH DENGAN KASAR

Oleh Drs. H.M. Yusron Hadi,MM

 

Caranya marah yang anggun

 

Banyak orang yang membiarkan harga dirinya turun

Karena dalam perasaan marah yang meliarkan diri.

 

Orang yang marah dengan cara liar.

 

Karena didorong oleh kesombongan.

 

Hanya orang yang sombong.

Yang bisa marah dengan kasar.

 

Orang yang sombong.

Merasa dirinya lebih berkuasa.

 

Dan lebih kuat daripada orang yang dimarahi.

 

Karena sombongnya.

Maka dia bisa menumpahkan marahnya dengan cara tak hormat.

 

Biasanya, dia tak berani marah kepada orang yang lebih berkuasa dibanding dirinya.

 

Mungkin dia hanya gerundel dalam hati.

 

Jadi, orang yang bisa marah dengan kasar.

Itu harus orang yang sombong.

 

Orang yang marah dengan kasar terhadap orang lain.

Karena dia merasa mampu melukai orang yang dimarahinya.

 

Tanpa ada risiko pembalasan kepada dirinya.

 

Cara menghindari marah dengan liar dan kasar

 

1.      Jangan sombong.

2.      Hormati diri sendiri.

 

3.      Hormati orang yang dimarahi.

4.      Usahakan orang yang dimarahi tak kehilangan rasa hormat.

5.      Membangun rasa hormat setelah dimarahi.

6.      Tujuannya menjadi orang yang lebih baik.

 

Contoh marah yang anggun

 

“Mas saya mengharapkan Anda bisa lebih mengerti daripada ini.”

 

Mengirim surat atau email kepada seseorang.

 

Yang namanya disebutkan dengan lengkap, maka itu marah.

 

Jika ada orang bercanda dan dia ikut tertawa.

Maka dia tak marah.

 

Tapi saat bercanda dan dia diam saja.

Maka itu marah.

 

Apalagi dia berkata,

“Maksudmu apa?”

 

Contoh A marah kepada B yang anggun.

 

A: “Karena Anda tak patuh.

Maka Anda libur saja 3 bulan.”

 

B: “Baik, terima kasih, Pak”

“Terus gaji saya bagaimana?”

 

A: “Ya, tidak menerima gaji.

Wong Anda tidak bekerja.”

 

B: “Jadi, saya tidak digaji, Pak?”

 

A: ”Ya, Anda tidak digaji, wong namanya diliburkan.”

 

B: “Terus, saya masuknya lagi bagaimana?”

 

A: “Ya, melamar pekerjaan lagi.”

 

Jika ingin bekerja lagi.

Maka dia harus melamar lagi.

Artinya dia diberhentikan.

 

Marah yang anggun seperti ini.

Memberi teguran kepada semua pihak.

Bahwa dia mampu berbuat seperti itu.

 

Jadi, tidak perlu marah dengan liar.

 

Sambil berteriak dengan keras,    

“Kamu, saya pecat, sekarang juga!”

Tapi tak pernah dipecat.

 

Ternyata hobinya hanya mengancam orang lain.

 

Marah yang anggun itu.

 

Yaitu marahnya orang yang menghormati dirinya.

Dan menghormati orang lain.

 

Misalnya, saya ditegur seorang teman,

“Orang beradab, kok marahnya seperti orang jahiliah?”

 

“Orang berpendidikan,  kok marahnya seperti orang tak pernah sekolah?”

 

Marah yang anggun itu tetap menghormati orang yang dimarahi.

 

Karena kita sesama manusia.

Pasti juga pernah salah.

 

Contoh cara menegur yang baik

 

“Katanya ingin menjadi orang yang bermanfaat di masa depan.

Kok cara belajarnya begini?”

Tapi, jika cara marahnya sambil membodohkan.

Atau sambil membandingkan dengan orang lain.

Maka bisa timbul sakit hati.

 

 

 

Hidup ini adalah ujian.

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 35.

 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan.

 

 

(Sumber Mario Teguh)