Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label DITANTANG MEMBUAT 1 SURAH SAJA MIRIP AL-QURAN. Show all posts
Showing posts with label DITANTANG MEMBUAT 1 SURAH SAJA MIRIP AL-QURAN. Show all posts

Sunday, October 10, 2021

11180. DITANTANG MEMBUAT 1 SURAH SAJA MIRIP AL-QURAN

 



DITANTANG MEMBUAT 1 SURAH SAJA MIRIP AL-QURAN

Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Metode ialah cara teratur yang dipakai untuk melakukan suatu pekerjaan.

Agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.

 

Tafsir adalah penjelasan tentang ayat Al-Quran.

Agar maksudnya lebih mudah dipahami.

 

Metodologi Tafsir Al-Quran ialah uraian tentang metode dalam penafsiran Al-Quran.

 

Metode Penalaran Tafsir Al-Quran adalah metode menafsirkan ayat Al-Quran.

Dengan mengandalkan nalar.

 

Nalar atau akal budi adalah berpikir logis.

Untuk mempertimbangan sesuatu baik atau buruk.

 

Ada 2 metode penalaran tafsir Al-Quran paling popular, yaitu:

1.      Metode Tahlili.

2.      Metode Maudhui.

 

METODE TAHLILI

Yaitu metode tafsir.

Yang mufasirnya berusaha menjelaskan kandungan ayat Al-Quran.

Dari aneka sudut.

 

Dengan memperhatikan runtutan ayat Al-Quran.

Seperti tercantum dalam urutan mushaf.

 

Mufasir menguraikan arti kosakata, “asbabun nuzul”, munasabah, dan lainnya.

 

Yang Terkait dengan teks atau kandungan ayat Al-Quran.

 

Metode ini sangat luas.

Tapi tidak menyelesaikan suatu pokok bahasan.

 

Sering suatu pokok bahasan dalam ayat Al-Quran.

Diuraikan kelanjutannya pada ayat lain.

 

Metode ini untuk meletakkan dasar rasional.

Bagi pemahaman mukjizat Al-Quran.

 

Mukjizat Al-Quran ditujukan kepada orang yang tidak percaya kepada Al-Quran.

 

 Hal ini dapat dibuktikan dengan rumusan definisi mukjizat.

 

 Yang berisi tantangan kepada orang yang tidak percaya Al-Quran.

 

Teks ayat Al-Quran yang bicara tentang hebatnya Al-Quran.

 

Sang selalu dimulai dengan kalimat:

“Inkuntum fi raib” atau “Inkuntum shadiqin”.

Artinya “jika kamu orang yang benar.”

 

 Al-Quran menantang siapa pun yang meragukannya.

Untuk menyusun mirip seluruh Al-Quran.

 

Al-Quran surah Ath-Thur (surah ke-52) ayat 32-34.

 


أَمْ تَأْمُرُهُمْ أَحْلَامُهُمْ بِهَٰذَا ۚ أَمْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ

 

Apakah mereka diperintah oleh pikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan ini atau mereka kaum yang melampaui batas?

 

أَمْ يَقُولُونَ تَقَوَّلَهُ ۚ بَلْ لَا يُؤْمِنُونَ

 

Atau mereka mengatakan: "Dia (Muhammad) membuat-buatnya". Sebenarnya mereka tidak beriman.

 

 

فَلْيَأْتُوا بِحَدِيثٍ مِثْلِهِ إِنْ كَانُوا صَادِقِينَ

 

Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al-Quran itu jika mereka orang-orang yang benar.

 

Al-Quran menantang menyusun 10 surah mirip Al-Quran.

 

Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 13.

 

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

 

Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu", Katakan: "(Kalau demikian), maka datangkan 10 surat untuk menyamainya, dan panggil orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".

 

Al-Quran menantang menyusun 1 surah saja mirip Al-Quran.

 

Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 38.

 

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

 

Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya". Katakan: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan 1 surah seumpamanya dan panggil siapa pun yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar".

 

 

 Al-Quran menantang untuk menyusun sesuatu yang mirip dengan 1 surah Al-Quran.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 23.

 

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

 

Dan jika kamu (tetap) ragu tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah 1 surah (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

 

 

Al-Quran surah Al-Ira (surah ke-17) ayat 88.

 

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

 

Katakan: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa, meskipun mereka saling pembantu".

 

Kelemahan Metode Tafsir Tahlili.

 

1.      Kalau tujuan Metode Tahlili untuk meletakkan dasar rasional.

Bagi pemahaman mukjizat Al-Quran.

 

Sekarang hal itu bukan masalah mendesak.

 

2.      Metode ini menghasilkan pandangan parsial.

Dan  kontradiktif dalam kehidupan umat Islam.

 

3.      Terkadang para penafsir.

Memakai metode ini hanya untuk menemukan dalil.

 

Atau lebih tepat “dalih pembenaran” pendapatnya dengan ayat Al-Quran.

4.       Metode ini tidak mampu memberi jawaban tuntas.

Terhadap masalah yang dihadapi.

Dan tidak banyak memberi pagar metodologis.

Yang dapat mengurangi subjektif mufasirnya.

 

5.      Bahasan tafsirnya “mengikat” generasi berikut.

      Karena sifatnya amat teoretis.

Tak sepenuhnya mengacu masalah khusus masyarakat.

 

Uraian yang bersifat teoretis dan umum.

Bisa mengesankan pandangan Al-Quran.

Untuk tiap waktu dan tempat.

 

METODE TAFSIR MAUDHUI

 

Yaitu metode yang mengharuskan penafsir.

Untuk menghimpun ayat Al-Quran.

Dari berbagai surah.

Yang terkait topik tertentu.  

 

 Kemudian, penafsir membahas.

Dan menganalisis kandungan ayat Al-Quran itu.

 

Sehingga menjadi satu kesatuan utuh.

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.