Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label DIMENSI ALAM MALAKUT MENURUT IMAM GAZALI. Show all posts
Showing posts with label DIMENSI ALAM MALAKUT MENURUT IMAM GAZALI. Show all posts

Friday, August 6, 2021

10763. DIMENSI ALAM MALAKUT MENURUT IMAM GAZALI

 



DIMENSI ALAM MALAKUT MENURUT IMAM GAZALI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Dimensi adalah  ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya).

Dimensi disebut juga matra.

 

Ada 4 dimensi realitas menurut lmam Gazali, yaitu:

1.      Alam Fisik.

2.      Alam Jabarut.

3.      Alam Malakut (Metafisika).

4.      Alam Ketuhanan.

 

1.   Alam Fisik.

Alam fisik adalah alam yang paling sederhana.

 

Alam fisik adalah alam yang tampak.

 

Dan bisa diakses dengan pancaindra manusia.

 

Alam fisik adalah alamnya pancaindra.

Akal membantu mempersepsi hasil pancaindra.

 

 

2.   Alam Jabarut.

Alam Jabarut adalah alam mental dan emosi.

Alam Jabarut di luar panca indra manusia.

 

Alam Jabarut tak bisa diakses pancaindra manusia.

 

Pancaindra manusia adalah 5 macam alat perasa, yaitu:

 

1)     Penglihat (mata).

2)     Penghidu/pencium (hidung).

3)     Pengecap/perasa (lidah).

4)     Perasa (tubuh).

5)     Pendengar (telinga)

 

Pandangan mata manusia terbatas.

 

Suara yang bisa didengar telinga manusia terbatas.

 

Alat peraba, pencium, dan perasa manusia juga terbatas.

Alam Jabarut tak bisa digambarkan.

 

3.   Alam Malakut (Metafisika)

Alam metafisika adalah alamnya para malaikat.

Atau alam eskatologis.

 

Alam Metafisika juga tak bisa digambarkan.

 

Seperti surga, neraka, malaikat, setan, dan sejenisnya.

 

Jika dipaksa untuk menggambarkan surga, neraka, malaikat, atau setan.

 

Maka munculnya pasti terikat dengan dunia fisik.

 

Yaitu gambarnya menurut alam  pikiran pancaindranya manusia.

 

Benda fisik yang belum dilihat oleh mata manusia.

 

Pasti digambarkan sesuai pengalamannya.

 

Misalnya, ada orang cerita tentang penjual sate ayam di Papua.

 

Maka manusia akan membayangkan gambar penjual sate sesuai pengalamannya.

 

Padahal aslinya tak tahu.

 

Maka manusia mencoba menggambarnya dengan  mengarangnya.

 

Alam gaib adalah alam yang tak dipahami manusia.

 

Dalam bahasa Arab.

1)     Orang yang berbicara disebut mutakalim (orang ke-1, yaitu: Saya).

2)     Orang yang diajak berbecara disebut mukhotob (orang ke-2, yaitu: Kamu).

3)     Orang yang tak ikut hadir disebut gaib (orang ke-3, yaitu: Dia).

 

Orang yang belum pernah ke Jakarta.

Maka Jakarta itu “gaib” baginya.

 

Dalam menggambarkan wujud  malaikat dan setan.

 

Juga terbatas gambaran secara fisik.

 

4.   Alam Ketuhanan

Yaitu alam tertinggi.

 

Alam fisik manusia tak bisa menjangkau alam Jabarut dan alam Malakut.

 

Maka alam fisik manusia tambah tak bisa menjangkau alam Ketuhanan.

 

Hanya nafsu mutmainah yang bisa menjangkaunya.

 

Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 59.

 

 

۞ وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

 

Dan pada sisi Allah semua kunci yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).

 

 

Al-Quran surah Al-Asr (surah ke-103 ayat 1-3.

 


وَالْعَصْرِ

 

Demi masa.

 

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ

 

Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian.

 

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

 

Kecuali orang- yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati agar menaati kebenaran dan saling menasihati agar menetapi kesabaran.

 

(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)