Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label Arie Zainudin Debat Kusir. Show all posts
Showing posts with label Arie Zainudin Debat Kusir. Show all posts

Saturday, October 17, 2020

5836. KENANGAN ARIE ZAINUDIN DEBAT KUSIR

 


KENANGAN ARIE ZAINUDIN: DEBAT KUSIR

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Sabtu, 29  Mei2010,    sebanyak 44 Kepala SMP Negeri Sidoarjo berkumpul di sebelah barat alun-alun Sidoarjo.

 

Mereka naik bis dari depan Masjid Agung Sidoarjo menuju ke gunung Bromo, Jawa Timur mengikuti kegiatan Program MKKS BERMUTU.

 

MKKS adalah kependekan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah.

 

Program BERMUTU dilaksanakan Pemerintah sejak tahun 2008 sebagai implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

 

Rencananya, program ini berakhir tahun 2013.

 

BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda dan Bank Dunia.

 

Pak Sohib, si “ahli hisap” berdiri di barisan depan, tangan kanan memegang mik, leher agak ditekuk ke depan, bergaya Rhoma Irama, waktu menyanyikan lagu berjudul “Terlalu”.

 

Berbalik menghadap ke belakang, menghadap penumpang, menghalangi layar televisi.

 

Pak Sohib, sebagai “Menteri Agama” MKKS memimpin doa perjalanan, agar rombongan selamat dan tetap sehat.

 

“Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,” Pak Sohib mengawali sambutan. “Waalaikum salaam warahmatullahi wabarakaatuh,” penumpang menjawab serentak.

 

Pak Sohib melanjutkan, “Marilah kita berdoa memohon kepada Allah Subhanahu wataala agar kita selalu dalam lindungan-Nya. Semoga perjalanan kita lancar, selamat, dan aman, sejak berangkat, selama di perjalanan, dan tiba di tempat tujuan tetap segar bugar.” Anggota MKKS serempak menjawab, “Amin Ya Rabbal Alamin.”

 

“Juga, agar semua anggota MKKS bisa mengikuti kegiatan dengan baik, diberi kemampuan dan kesehatan oleh Allah Yang Maha Kuasa sehingga sanggup menyelesaikan semua tugas dengan baik.” “Amin,” jawab hadirin.

 

Pak Sohib melanjutkan, “Semoga kita semua bisa merampungkan segala tugas dengan baik. Termasuk menyetorkan tagihan! Sebelum ditagih oleh Pak Lutfi.” “Amin,” teriak para penumpang bersahutan lebih keras.

 

 

Kata “tagihan” adalah momok yang menakutkan, bagaikan hantu menyeramkan yang siap menerkam siapa saja, termasuk kepada kepala sekolah!

 

Benar, Anda tidak keliru, sebagian kepala SMP Negeri di Sidoarjo takut diterkam “binatang buas”, makhluk itu bernama tagihan, termasuk saya.

 

 

Ya, kegiatan apa pun. Termasuk penataran apa saja, di mana saja, oleh siapa saja, tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah tagihannya dan laporan hasil mengikuti kegiatan.

 

 

Sungguh aneh, mengherankan, dan menakjubkan. Ternyata, kebahagiaan itu bisa muncul kapan saja.

 

 

Kesenangan dapat berasal dari mana pun.

 

Misalnya, ketika selesai penataran atau kegiatan apa pun. Pak Hartoyo dan Pak Lutfi lupa mengingatkan tagihan, lupa menagih, sungguh menyenangkan yang sulit digambarkan dengan kata-kata.

 

 

Doa perjalanan selesai, Pak Sohib menambahkan bonus doa ibadah haji dan umrah, yaitu talbiyah.

 

 

“Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarikalaka labbaika. Innalhamda. Wannikmata laka walmulku. Lasyarika laka. ”Amin,” jawab penumpang dengan keras.

 

 

Doa talbiyah dilantunkan agar para penumpang selalu teringat ibadah haji dan umrah di Mekah.

 

 

Tujuan Program BERMUTU amat bagus untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi dan kinerja guru, terutama guru SD (sekolah dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama), di sekolah negeri maupun swasta.

 

 

Siapa yang diuntungkan? Tentu saja, para guru SD dan SMP, sebagai sarana meningkatkan diri, sebagai pemicu peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.

 

 

Program BERMUTU berusaha fokus memantapkan struktur pengembangan mutu guru kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.

 

 

Salah satu kegiatannya memberdayakan berbagai kelompok kerja.

 

 

Misalnya, di SD dalam KKG (Kelompok Kerja Guru), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah).

 

 

Di SMP berupa MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), MKKS (Musyawarah kerja Kepala sekolah), dan MKPS (Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah).

 

 

Program BERMUTUmemilki beberapa komponen:

1) Mereformasi pendidikan calon guru.

2) Memperbaiki sistem akuntabilitas dan insentif untuk meningkatkan kinerja dan karier guru.

 

3) Memperkuat upaya peningkatan mutu guru berkelanjutan.

4) Meningkatkan monitoring dan evaluasi mutu guru serta prestasi belajar siswa.

 

Bis berjalan dengan santai, kami mendengarkan musik dan lagu, melihat kearah depan, menyaksikan pemandangan sekitar, sambil melihat layar tv di tengah atas sebelah sopir.

 

 

Yang diputar kebanyakan lagu lama, lagu nostalgia, lagu “jadul” (zaman dulu), sepantaran dengan penumpangnya, seumuran dengan peserta.

 

 

Kami berkaraoke, bergiliran memegang mik, dan bernyanyi bergantian dengan suara yang “merdu”.

 

Kadang dengan ragam suara berirama mendayu-dayu, nada yang “baik” dan “sedap” didengar, menurut penyanyinya sendiri.

 

 

Tidak tahu jika menurut orang yang mendengarkan, tampaknya, yang bernyanyi tidak bermasalah.

 

 

Mungkin, yang bermasalah orang yang mendengarkan.

 

Mereka dipaksa mendengarkan, tidak ada pilihan lain, karena terkurung dalam bis.

 

 

Laksana buah tinggal sebiji, waktu perut keroncongan, terpaksa dimakan. Tidak ada alternatif lain, dengan perasaan “geregeten”.

 

 

Bis terus berjalan dengan lambat.

 

Kami mulai mengobrol, membahas apa aja. Sering bicara “nggedabrus”, membahas “ngalor ngidul”,  “ngomong seng”.

 

 

Pak Baher mulai melucu, “Suara Bu Retno enak didengar ketika sedang menyanyi, akan lebih enak lagi, jika Bu Retno tidak menyanyi.“

 

 

Penumpang mulai tertawa.

 

Pak Tri Widodo melanjutkan, “Sebaiknya sebelum bernyanyi, para artis dadakan ini membayar kerugian kepada penonton, karena menyakitkan telinga.“ Penumpang tertawa tambah keras.

 

 

“Sekarang giliran Pak Yusron menyanyi lagu Malam Minggu, sekarang ‘kan bertepatan dengan malam Minggu,” kata Pak Wakhid.

 

 

Saya menjawab, “Wani piro?”

 

“Yang benar Pak Yusron membayar pendengarnya, bukan malah minta dibayar,“ teriak Pak Arie sambil bersungut. Hadirin tertawa meledak.

 

 

Memang Pak Arie dengan saya sering terlibat debat kusir. Debat yang tidak perlu diperdebatkan. Debat tidak bermutu.

 

 

Beberapa jam berlalu. Rombongan masuk wilayah gunung Bromo.

 

 

Bromo berasal dari kata Brahma, nama salah satu dewa agama Hindu.

 

 

Bromo adalah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia yang tingginya 2,329 meter di atas permukaan laut, berada dalam 4 wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang.

 

 

Bentuk fisik gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai, dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

 

 

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan diameter sekitar 800 meter arah utara ke selatan, sekitar 600 meter arah timur ke barat, daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari sekitar 4 km dari pusat kawah Bromo.

 

 

Suku Tengger, penduduk sekitar gunung Bromo, yakin gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci.

 

 

Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo, bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo, dilanjutkan ke puncak Bromo.

 

 

Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama.

 

 

Sekitar tanggal 14 atau 15 bulan Kasodo, bulan ke-10 menurut penanggalan Jawa.

 

Gunung Bromo terkenal sebagai objek wisata utama di Jawa Timur.

 

 

Bromo menarik karena berstatus gunung berapi aktif.

 

Termasuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

 

 

Masuk wilayah gunung bromo bisa ditempuh melewati 4 jalur.

Dari arah Pasuruan. Berwisata ke Gunung Bromo lewat Pasuruan bisa ditempuh lewat 2 akses.

 

Lewat Purwodadi, Nongkojajar, Desa Tosari, tiba di lautan pasir gunung Bromo.

 

Lewat  Warungdowo, Ranggeh, Pasrepan, Puspo dan  Tosari, menuju pusat objek wisata berupa lautan pasir. Jalur ini amat berat, tidak bisa dilewati dengan kendaraan roda empat biasa, jalanan mendaki dan menurun dengan curam. Harus menggunakan kendaraan Jeep, sudah disiapkan pengelola wisata. Pejalan kaki yang tangguh bisa menempuh jalur ini.

 

 

Dari arah Probolinggo.

 

Melewati desa Tongas, Sukapura, Cemoro Lawang sebelum turun ke lautan pasir. Lerengnya tidak terlalu curam. Sepeda motor bisa melewati jalur ini. Umumnya, para wisatawan melalui jalur ini.

 

Dari arah Malang. Melewati desa Tumpang, Gubugklakah, Ngadas, Jemplang, Ranu Pane (bertemu dengan jalur dari arah Lumajang), Ranu Kombolo, Kalimati, Arcopodo, dan Mahameru.

 

Dari arah Lumajang. Melewati desa Senduro, Bumo, Ranu Pane (bertemu dengan jalur dari arah Malang), Ranu, Kalimati, Arcopodo, dan Mahameru.

 

 

 

Bis memasuki terminal, penumpang turun berganti kendaraan kecil menuju hotel Cemoro Indah, Bromo.

 

Pak Kholik membagi kunci kamar, tiap kamar berisi 2 atau 3 tempat tidur diatur secara acak, kecuali 3 orang, yaitu Pak Kholik, Pak Baher, dan Pak Zainul Nuri., harus selalu sekamar di mana saja, kapan saja, mirip Coca-cola.

 

 

Peserta berkumpul di lapangan menuju kendaraan Jeep Hardtop, kendaraan 4 WD (4 wheels drive) salah satu versi mobil menggunakan penggerak pada keempat rodanya agar mampu berjalan di medan yang berat dengan tenaga dan dorongan sempurna. Biasanya mobil ini berkasis besar. Misalnya, mobil jenis SUV dan Crossover.

 

 

Peserta diajak berkeliling mengitari gunung Bromo, melintasi lautan pasir, kendaraan naik dan turun dengan tajam, uji nyali.

 

 

Kami berhenti di beberapa lokasi berfoto bergantian dengan gaya masing-masing, gaya “bul-bul”.

 

 

Bergaya anak muda, meskipun semuanya sudah tua. Sudah berumur 50-an tahun, disebut “seket” (seneng kethuan), suka memakai kopiah.

 

 

Belum sewidak (60 tahun) maaf, bisa bermakna “sekarate wis cedak”, sudah mendekati ajalnya.

 

 

Anggota MKKS berkumpul di lokasi kumpulan kuda.

 

Kami bersiap menunggang kuda menuju kawah gunung Bromo.

 

Pak Arie menaiki kuda, saya juga.

 

Tali kuda dikendalikan si pemilik, bisa disebut si kusir.

 

Waktu kami datang, kusir yang bernama Kasir sedang duduk di kasur yang kasar.

 

 

Pak Arie duduk di atas kuda, saya juga.

 

Tiba-tiba terdengar suara yang mengejutkan,”Tret, tret, tuut…ciuuuut.” Berasal dari belakang kuda yang saya naiki.

 

 

Terdengar suara “ciut” yang berarti “sempit”, meskipun lautan pasir amat luas.

 

 

Pak kusir yang bernama Kasir berkata, “Wah kasihan, kudanya masuk angin.”

“Bukan masuk angin, Pak. Tapi, keluar angin,” teriak Pak Arie.

 

 

Saya membela Pak Kasir, “Benar Pak Arie, perut kuda masuk angina, sehingga terdengar suara kentut.”

 

 

“Salah! Yang benar keluar angin, bukan masuk angina,” jelas Pak Arie.

 

 

Sejak saat itu, sampai sekarang, saya menganggap kudanya “masuk angin”, tetapi Pak Arie tetap bersikukuh menganggap “keluar angin”.

 

 

Debat kusir itu terbawa sampai pensiun.

 

Mulai 1 April 2017, Pak Arie memasuki usia purnatugas.

 

 

Pensiun dari guru PNS sekaligus dari “ambtenar”.

 

Mestinya, semua orang yang pensiun tidak perlu debat kusir.

 

Jangan tertipu urusan “tetek bengek”.

 

Pensiun bisa bermakna penuh konsentrasi urusan nanti, termasuk saya.

 

P. Arie Zainudin wafat: Senin, 14 September 2020.

Semoga husnulkhatimah.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.