MANUSIA BERPUASA UNTUK SIAPA
Oleh: Drs. HM. Yusron
Hadi, M.M.
Hadis riwayat Abu Hurairah.
Rasulullah bersabda,
Kecuali puasa.
Karena puasa itu untuk-Ku.
Dan Aku yang akan membalasnya.”
Hadis di atas bisa dipahami bahwa:
1.
Semua amal ibadah
manusia.
Untuk kebaikan pelakunya sendiri.
Selain puasa.
2.
Puasanya manusia
untuk Allah.
Bukan untuk manusia sendiri.
3.
Allah langsung
yang akan memberi balasan pahala puasa.
Redaksi Al-Quran.
Diyakini langsung dari Allah.
Tapi redaksi hadis.
Berasal dari periwayatnya.
Sehingga sering berbeda.
Al-Quran surah Az-Zariyat (surah ke-51) ayat 56-58.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ
يُطْعِمُونِ
Aku tidak butuh rezeki dari mereka sedikit pun dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi-Ku makan.
إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ
الْمَتِينُ
Sesungguhnya Allah Dia Maha Pemberi
rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.
Ayat di atas bisa dipahami.
Bahwa manusia dan jin adalah makhluk ibadah.
Artinya manusia dan jin didesain oleh Allah.
Sebagai makhluk beribadah.
Jika manusia dan jin tidak beribadah.
Maka menyalahi fitrahnya.
Manusia dan jin yang tak beribadah
Akan menyulitkan hidupnya.
Di dunia dan akhirat.
Allah Maha Kuasa dan Maha Kuat.
Allah tak butuh rezeki apa pun dari makluk.
Allah tak butuh sesaji apa pun dari makhluk-Nya.
Tapi makhluk yang butuh rezeki dari Allah.
Jika makhluk-Nya tak ada yang beribadah.
Maka Allah tak terganggu sedikit pun.
Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29) ayat 6.
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ
إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Dan barang siapa berjihad,
maka sesungguhnya jihadnya untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 184.
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ
مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ
يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ
خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(yaitu)
dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang
sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari lain. Dan wajib bagi orang-orang
yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidiah,
(yaitu): memberi makan orang miskin. Barang siapa dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Kesimpulan.
1.
Allah Maha Kaya.
Tidak butuh sesuatu dari semesta alam.
Tapi manusia dan jin yang butuh Allah.
2.
Jika makhluk-Nya
tak ada yang beribadah.
Maka Allah tak terganggu sedikit pun.
3.
Manusia dan
jin yang tak beribadah
Akan menyulitkan hidupnya.
Di dunia dan akhirat.
4.
Orang puasa
untuk kepentingan manusia sendiri.
Bukan kepentingan Allah.
(Sumber Agus Mustofa)
