Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label CERITA NOVEL BISA DIKAITKAN DENGAN TERORIS. Show all posts
Showing posts with label CERITA NOVEL BISA DIKAITKAN DENGAN TERORIS. Show all posts

Wednesday, March 31, 2021

9148. CERITA NOVEL BISA DIKAITKAN DENGAN TERORIS

 


CERITA NOVEL BISA DIKAITKAN DENGAN TERORIS

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Tidak ada hubungannya

 

Saya dulu tidak kunjung paham.

 

Saat orang bilang, 'Teroris itu tidak ada hubungannya dgn agama.'

 

Saya protes dulu.

 

Mana bisa. Teroris itu jelas ada hubungannya dengan agama.

 

 Lihat, itu yg nge-bom gereja, jelas dia yakin mati syahid.

 

 

Bahkan pelaku yakin masuk surga, dll.

 

 

Pun di agama2 lain.

 

 

Juga ada terorisnya.

 

 

 

Bahkan bisa melakukan genoside.

 

 

 

Itu juga pelakunya sering  meyakini sedang perang suci, membela agamanya. 

 

 

Saya tidak pernah paham.

 

 

Dulu, sy pahamnya, agama ada hubungannya dengan tindak teroris.

 

 

Hingga akhirnya saya menulis buku.

 

 

Lantas buku2 itu diterbitkan, dibaca orang lain.

 

Novel 'Negeri Para Bedebah' misalnya.

 

 

Dan suatu saat, ketika seminar di sebuah kampus.

 

 

Ada peserta yang bertanya begini,

 

'Tere Liye, novel Negeri Para Bedebah itu isinya banyak tentang trik dan tips jadi orang jahat.

 

 

Thomas tokoh utama di sana membeberkan cara korupsi tingkat tinggi, intrik2, dll.

 

 

Bagaimana kalau nanti pembaca buku itu menirunya.

 

 

Dan jadi penjahatnya?

 

 

Apakah Anda tidak merasa bersalah?'

 

 

Wah, saya termangu.

 

Satu, kok bisa lain sekali kesimpulannya.

 

 

Buku itu ditulis agar orang2 mau peduli atas nasib bangsa ini.

 

 

Mau jadi penegak kebenaran dan keadilan.

 

 

 

Kok malah ada yang terinspirasi jadi penjahat?

 

 

Dua, sy akhirnya paham.

 

 

Bahwa apa pun di dunia ini.

 

 

 

Jika yang membacanya eror.

 

 

 

Keliru tafsir, salah terjemah.

 

 

 

Maka sebaik apa pun pesannya.

 

 

 

Bisa jadi rusak di tangan orang tsb.

 

Agama misalnya.

 

 

Di tangan orang yang keliru memahaminya.

 

 

 

Bisa jadi dasar untuk membantai siapa pun yang beda keyakinan.

 

 

Dan pelaku bisa yakin sekali masuk surga.

 

 

Tapi opo iyo agama nyuruh jadi pembantai?

 

 

Tidak.

 

 

Karena melimpah ruah dalil2 justeru sebaliknya.

 

 

Tentang menyayangi, menghormati, dllnya.

 

 

Kasih sayang.

 

 

Saya meyakini itu.

 

Nah, masalahnya, di dunia ini ada 7 miliar orang.

 

 

Agama Islam misalnya.

 

 

 

Penganutnya 1 koma sekian milyar.

 

 

Hanya gara2 10-20, 100-200 orag.

 

 

 

Atau 1000-2000 orang salah tafsir.

 

 

Dan dia jadi teroris.

 

 

 

Tida bisa itu jadi kesimpulan.

 

 

 

Bahwa agama Islam mengajarkan terorisme.

 

 

Lah, itu yang 1 koma sekian milyar kan tidak?

 

 

Tidak bisa.

 

 

Dan tidak akan pernah bisa.

 

 

Pun semua agama begitu.

 

 

Tidak bisa Kristen dibilang agama teroris gara2 penembakan masjid di negara manalah.

 

 

Budha agama teroris, Hindu agama teroris, dllnya.

 

 

 Tidak ada hubungannya.

 

Karena kalau itu kesimpulan kamu.

 

 

 

Agama-lah yang membuat seseorang jadi teroris.

 

 

 

Maka kamu telah lompat kesimpulannya.

 

 

 

Kamu membuat agama itu jadi tersangkanya.

 

 

Repot ini.

 

 

Masa' agama dijadikan biang kerok atas orang2 yg salah tafsir.

 

 

Saya saja, tidak mau novel Negeri Para Bedebah dituduh biang kerok sumber inspirasi penjahat.

 

 

Kalau pembaca sy besok2 jadi penjahat.

 

 

Lantas dia bilang karena membaca novel tsb, ndak bisa.

 

 

Sy tdk pernah menulis buku itu agar orang jadi penjahat.

 

 

Apalagi agama yang berkali lipat lebih mulia dan lebih suci.

 

 

Yang diyakini datang dari Tuhan.

 

Lantas salah siapa?

 

 

Nah, kalau kamu benar2 mau nyari kambing hitamnya.

 

 

 

Maka jangan2, salah kita semua.

 

 Karena tidak peduli.

 

 

Karena kita tdk benar2 melaksanakan nasihat agama utk peduli, menyayangi sekitar.

 

 

PUN KARENA kita tidak pernah mau menegakkan keadilan.

 

 

 

Kesejahteraan bersama, dll.

 

 

Teroris itu ayah kandungnya adalah tidak adil.

 

Tidak peduli.

 

Diskriminasi.

 

 

Saling menyalahkan, saling membenci.

 

 

Itu yang melahirkannya.

 

Sungguh, jika dunia ini semua melaksanakan perintah agama sebenar2nya.

 

 

Tidak ada celah utk lahirnya terorisme.

 

 

Jadi ayo, berhenti menyalahkan agama.

 

 

Karena kebiasaan menyalahkan ini yang malah memicu kebencian.

 

(Sumber Tere Liye)