Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label CARA KASAR KOMPAS BERITA KORUPSI PAKAI FOTO ANIES. Show all posts
Showing posts with label CARA KASAR KOMPAS BERITA KORUPSI PAKAI FOTO ANIES. Show all posts

Friday, September 9, 2022

14837. CARA KASAR KOMPAS BERITA KORUPSI PAKAI FOTO ANIES BASWEDAN

 

 


CARA KASAR KOMPAS BERITA KORUPSI PAKAI FOTO ANIES BASWEDAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

Soal Foto Anies

Pendapat, Pakar:

 

Patut Diduga Framing

Harian Kompas Menyesatkan

 

Pakar komunikasi politik.

 Universitas Jember (Unej).

 Dr. Muhammad Iqbal.

 

Sangat terkesan.

Cenderung praktik framing.

 

Mayoritas isi berita.

Dan judulnya.

 

Sangat berbeda.

Dengan foto berita.

 

Harian Kompas edisi Kamis (8/9/2022).

Rubrik Politik & Hukum.

 

Menurunkan berita bertajuk.

 “Korupsi Bukan Lagi Kejahatan Luar Biasa”.

 

Tapi anehnya.

Dalam berita itu.

 

Dipasang foto Gubernur DKI Jakarta.

 Anies Baswedan.

 

 

 

Pakar komunikasi politik.

 Universitas Jember (Unej).

 Dr. Muhammad Iqbal mengatakan.

 

Jika pembaca jeli.

Dan mencermati pola.

Dan struktur berita ini.

 

Patut diduga.

Ada upaya membingkai (framing).

 

Atas 2 peristiwa.

Yang sebenarnya sangat berbeda.

 

Tapi ditata-letak.

Jadi 1 tampilan berita.

 

“Pada lead berita sejatinya.

 

Melaporkan peristiwa.

 ‘Pembebasan bersyarat bagi 23 koruptor.

 

Membuat korupsi.

Bukan lagi kejahatan luar biasa.

 

Jika negara serius memberantas korupsi.

Tetap butuh efek jera’,” jelas  Cak Iqbal.

 

Kamis, 8 September 2022.

 

Tapi anehnya.

Isi berita 5 kolom.

Terkait bebas bersyarat 23 koruptor.

 

Justru malah menayangkan foto 3 kolom.

Gubernur DKI Jakarta.

 Anies Baswedan.

 

Yang menjalani pemeriksaan.

Sebagai saksi.

Terkait ajang balap Formula E.

 

Baru pada akhir berita ditutup.

 

Dengan 3 paragraf.

Berita bersubjudul.

 “Gubernur DKI Diperiksa”.

 

 

Cak Iqbal menegaskan.

 

Patut diduga ada upaya bingkai (framing).

 

Atas 2 peristiwa sangat berbeda.

Tapi ditata-letak jadi 1 tampilan berita.

 

 

Framing itu cara.

Atau strategi media.

 

Mengemas isu.

Atau peristiwa .

 

Untuk menggiring persepsi.

Atau opini publik.

 

Ada bagian tertentu.

Sengaja dibingkai.

 

Ditonjolkan, dikecilkan.

Atau disembunyikan.

 

“Pada konteks foto Anies.

Dalam berita Kompas itu.

 

Sangat terkesan cenderung praktik framing.

 

Mayoritas isi berita dan judulnya.

 

Sangat berbeda dengan foto berita,” tandas Cak Iqbal.

 

 

Jika pembaca memperhatikan sepintas.

Jdul dan foto saja.

 

Yang memang eye catching.

 

Bisa saja punya kesan dan persepsi.

 

Bahwa Anies Baswedan.

Terkait atau dikaitkan.

Dengan kasus korupsi.

 

“Padahal faktanya.

 Anies mendapat apresiasi Ketua KPK.

 

Atas sikap transparans dan akuntabilitas.

Sebagai Gubernur DKI.

 

Ketika KPK perlu keterangan.

Dan info pemeriksaan,” bebernya.

 

Cak Iqbal berharap.

Media sekaliber harian Kompas.

 

Tetap mengedepankan.

Prinsip jurnalis imparsial.

 

Dengan menjunjung tinggi.

Kode etik jurnalistik.

 

 

“Tidak turut terjebak.

Atau melancungkan diri.

 

Dalam arus pusaran.

Kepentingan politik,” demikian Cak Iqbal. 

 

(sumber kba)