Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label AYAT ALQURAN PUNYA MAKNA TAK TERBATAS. Show all posts
Showing posts with label AYAT ALQURAN PUNYA MAKNA TAK TERBATAS. Show all posts

Wednesday, August 7, 2024

35618. AYAT ALQURAN PUNYA MAKNA TAK TERBATAS

 


AYAT ALQURAN PUNYA MAKNA TAK TERBATAS

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

.

 Istilah “qath’i” dan “zhanni”.

 Masing-masing atas 2 bagian.

 

Yaitu menyangkut:

1)        “Al-tsubut” atau “ kebenaran sumber.

2)        “Al-dalalah” atau “kandungan makna”.

 

Semua umat lslam sepakat.

Terkait kebenaran sumber Al-Quran.

 

Semua umat Islam.

Sepakat dan yakin.

 

Bahwa redaksi ayat Al-Quran.

Terhimpun dalam mushaf Al-Quran.

 

Dibaca umat Islam.

Di seluruh dunia.

 

Saat ini.

Tetap sama dan tak beda sedikit pun.

 

Dengan yang diterima.

Oleh Nabi Muhammad.

Dari Allah lewat malaikat Jibril.

 

Al-Quran jelas “qath’i al-tsubut”.

Artinya:

 

1)        Benar sumbernya.

2)        Benar maknanya.

 

Yang jadi masalah.

Terkait kandungan makna.

Redaksi ayat Al-Quran.

 

  Para ulama tafsir.

Tak bahas masalah ini.

 

Dalam segi penggalian makna.

Ulama tafsir kenal ungkapan.

 

“Seorang tak disebut mufasir.

Kecuali dia mampu memberi.

 

Interpretasi beragam.

Terhadap ayat Al-Quran”.

 

 Sikap ini.

Tak sejalan konsep “qath'iy dalalah”.

 

 Menurut hakikatnya.

 

1)        Menunjuk makna tertentu.

2)        Teksnya harus dipahami.

 

3)        Tak ada kemungkinan “takwil”.

 

4)        Tak ada peluang pahami makna.

Selain makna teks itu.

 

 Sebagian ulama berkata,

“Al-Quran mengandung kemungkinan makna tidak terbatas”.

 

Al-Quran selalu terbuka.

Terima penafsiran berbeda.

 

 Para ulama berkata,

 

”Jika Anda baca Al-Quran.

Maknanya jelas bagi Anda.

 

Tapi, jika Anda baca sekali lagi.

Anda akan temukan  makna lain.

 

Berbeda makna terdahulu.

Demikian seterusnya.

 

Sampai Anda temukan kata atau kalimat.

Punya arti aneka macam”.

 

 Semua pendapat ulama.

 

1)        Benar.

2)        Mungkin benar.

 

Ayat Al-Quran bagai intan.

Tiap sudutnya.

Pancarkan cahaya beda.

 

Jika Anda persilakan orang lain memandangnya.

 

Maka dia akan lihat beda pemandangan.

Dan lebih banyak daripada yang Anda lihat.

 

Tiap “nash” atau “redaksi” Al-Quran.

Kandung minim 2 “dalalah”.

Atau “kemungkinan arti”.

 

Bagi pengucap.

Redaksi ayat Al-Quran.

Hanya kandung 1 arti saja.

 

Yang dimaksudkan olehnya.

Disebut “dalalah haqiqiyah”.

 

Tapi, bagi para pendengar.

Atau pembaca lain.

 

“Dalalah” atau “kemungkinan arti”.

Bersifat relatif.

 

Para pendengar dan pembaca lain.

Tak bisa pastikan maksud pembicara.

 

Pemahaman terhadap nash.

Atau redaksi ayat Al-Quran.

 

Dipengaruhi banyak hal.

 

Semua orang bisa beda pendapat.

Disebut “dalalah nishbiyah”.

 

     Pembahasan “qath’i dalalah”.

Tak diuraikan khusus.

Oleh para ahli tafsir Al-Quran.

 

Tapi masalah ini.

Dibahas ulama “ushul fiqh”.

 

Para ahli tafsir Al-Quran.

Pada umumya.

 

Jadikan “ushul fiqh”.

Masalah pasti atau “qath'i”.

 

 Meskipun ulama tafsir Al-Quran.

Tak bahas “qathi” dan “zhanni”.

 

Tapi tekankan perlunya.

Mufasir untuk tahu “ushul fiqh”.

 

Terutama gali ayat Al-Quran.

Tentang hukum Islam.

 

 

Daftar Pustaka

1.                Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.                Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Qurana