Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label TEKS HADIS TAK PERSIS SAMA DENGAN UCAPAN NABI. Show all posts
Showing posts with label TEKS HADIS TAK PERSIS SAMA DENGAN UCAPAN NABI. Show all posts

Thursday, August 8, 2024

35640. TEKS HADIS TAK PERSIS SAMA DENGAN UCAPAN NABI

 




TEKS HADIS TAK PERSIS SAMA DENGAN UCAPAN NABI

Oleh: Drs. HM. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

     Hadis (menurut KBBI V).

Yaitu sabda, perbuatan, takrir atau ketetapan Nabi Muhammad.

 

Diriwayatkan atau diceritakan oleh para sahabat.

Untuk menjelaskan dan menetapkan hukum Islam.

 

Hadis.

Sumber ajaran Islam ke-2.

Setelah Al-Quran.

 

 Hadis.

Dalam arti ucapan Nabi Muhammad.

Pada umumnya.

Diterima berdasar riwayat dengan makna.

 

Artinya teks hadis tak persis sama.

Dengan ucapan Nabi.

 

Banyak syarat harus dipenuhi.

Oleh para perawi hadis.

 

Agar mereka boleh meriwayatkan dengan makna.

 

Tapi masih ada problem.

Terkait teks sebuah hadis.

 

 Dalam pembahasan makna hadis.

Muncul masalah,

 

 “Apakah pemahaman makna sebuah hadis harus dikaitkan dengan konteksnya atau tidak?”

 

“Apakah konteks itu terkait pribadi pengucapnya saja.

Atau mencakup mitra bicara dan kondisi sosial .

Ketika diucapkan atau diperagakan?”

 

 Sebagian ulama berpendapat.

Dalam memilah suatu hadis.

 

Harus dibedakan terkait.

Konteks pribadi Nabi Muhammad.

 

1)        Sebagai manusia teladan.

 

2)        Selaku Rasul.

 

3)        Mufti.

4)        Hakim penetap hukum.

 

5)        Pemimpin warga.

6)        Pribadi istimewa bedakan dengan manusia .

 

 

 Para ulama berpendapat.

 Perintah dan larangan Nabi.

Bisa ditafsirkan berbeda.

 

Ada perintah jelas.

Tapi ada perintah tidak jelas.

 

Sikap para sahabat.

Terkait perintah Nabi yang jelas.

Terkadang bisa berbeda.

 

Ada yang pahami secara:

1)                Tekstual.

2)                Kontekstual.

 

 Tekstual.

Artinya sesuai naskah.

Berupa kata-kata asli Nabi.

 

Kontekstual.

Yaitu sesuai situasi dan kondisi.

 Terkait suatu kejadian.

 

Misalnya.

1.        Ubay bin Kaab berjalan ke masjid.

 

Dia mendengar Nabi bersabda,

”Ijlisu” artinya, “Duduklah kalian”.

 

Ubay bin Kaab langsung duduk di jalan.

Artinya.

 

 Ubay bin Kaab pahami hadis.

Secara “tekstual”.

 

2.        Dalam Perang Ahzab.

 

Nabi bersabda,

”Jangan salat Asar.

Sebelum tiba di kampung Bani Quraizhah”.

 

 Sebagian pasukan Islam.

Paham teks hadis.

 

Secara “tekstual”.

 

Mereka tak salat Asar.

 

Meskipun jadwal waktu salat Asar.

Sudah habis.

 

Mereka salat Asar.

Di kampung Bani Quraizhah.

 

 Sebagian pasukan Islam lainnya.

 Pahami secara “kontekstual”.

 

Mereka salat Asar.

Pada waktu salat Asar.

Sebelum tiba di kampung  Bani Quraizhah.  

 

Nabi tak salahkan 2 kelompok.

Yang pakai pendekatan berbeda.

Pahami teks hadis.

 

Nabi membenarkan semua.

Pahami hadis “tekstual” dan “kontekstual”.

 

Pandangan ulama tentang hadis.

Ketetapan hukum selalu terkait.

Dengan “illat” atau “motif”.

 

Jika ada motifnya.

Maka hukumnya bertahan.

 

Jika tidak ada motifnya.

Maka hukumnya gugur.

 

Motif.

Yaitu alasan atau sebab.

Orang melakukan sesuatu.

 

Daftar Pustaka

1.        Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.        Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran