Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label PEDOMAN UKHUWAH ISLAM DENGAN AGAMA LAIN. Show all posts
Showing posts with label PEDOMAN UKHUWAH ISLAM DENGAN AGAMA LAIN. Show all posts

Tuesday, January 5, 2021

8233. PEDOMAN UKHUWAH ISLAM DENGAN AGAMA LAIN

 


PEDOMAN UKHUWAH ISLAM DENGAN AGAMA LAIN

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Kata “ukhuwah” (menurut KBBI artinya “persaudaraan”.

 

 

Menurut bahasa Arab, kata “ukhuwah” terambil  dari  akar  kata  yang pada mulanya berarti “memperhatikan”.

 

 

Makna asal ini memberi kesan bahwa “persaudaraan”  mengharuskan  adanya “perhatian” semua pihak yang merasa bersaudara.

 

 

 

Faktor “perhatian” pada  mulanya  muncul karena  adanya persamaan orang yang  bersaudara.

 

 

Makna “ukhuwah” berkembang yang diartikan  sebagai  “setiap  persamaan  dan  keserasian dengan pihak lain, baik persamaan keturunan, dari  segi  ibu,  bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan”.

 

 

Secara “majazi” (kiasan) kata “ukhuwah” (persaudaraan) mencakup  persamaan dalam salah  satu  unsurnya seperti  suku, agama, profesi, dan perasaan.

 

 

 

Dalam kamus bahasa Arab ditemukan bahwa kata “akh” yang  membentuk  kata “ukhuwah” dipakai juga dengan arti “teman akrab” atau “sahabat”.  

 

 

 

Untuk mewujudkan persaudaraan antarpemeluk agama,  ajaran Islam memperkenalkan pedoman.

 

1.              Bagimu agamamu dan bagiku agamaku.

 

2.              Bagi kami amal kami dan bagimu amalmu. 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Kafirun (surah ke-109) ayat 6.

 

 

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ


     

Untukmu agamamu dan untukku agamaku.

 

 

 

Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 15 menjelaskan bahwa bagiku amalku dan bagimu amalmu.

 

 

 

 

فَلِذَٰلِكَفَادْعُ ۖ وَاسْتَقِمْكَمَاأُمِرْتَ ۖ وَلَاتَتَّبِعْأَهْوَاءَهُمْ ۖ وَقُلْآمَنْتُبِمَاأَنْزَلَاللَّهُمِنْكِتَابٍ ۖ وَأُمِرْتُلِأَعْدِلَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُرَبُّنَاوَرَبُّكُمْ ۖ لَنَاأَعْمَالُنَاوَلَكُمْأَعْمَالُكُمْ ۖ لَاحُجَّةَبَيْنَنَاوَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُيَجْمَعُبَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِالْمَصِيرُ

 

 

 

 

 

Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah:”Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya lah kembali (kita).

 

 

 

 

Al-Quran juga menganjurkan agar mencari titik temu antarpemeluk agama dengan menganjurkan agar dalam interaksisosial.

 

 

 

Jika tidak ditemukan   persamaan hendaknya masing-masing mengakui keberadaan pihak lain dengan cara tidak saling menyalahkan.

 

 

 

Al-Quran surah Ali Imran (surah ke-3) ayat 64.

 

 

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَآءٍۭ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُولُوا۟ ٱشْهَدُوا۟ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ


 

 

Katakanlah:”Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami denganmu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka:”Saksikan bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.

 

Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 24.

 

 

 

 

۞ قُلْمَنْيَرْزُقُكُمْمِنَالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِ ۖ قُلِاللَّهُ ۖ وَإِنَّاأَوْإِيَّاكُمْلَعَلَىٰهُدًىأَوْفِيضَلَالٍمُبِينٍ

 

 

 

 

Katakan:”Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakan:”Allah”,dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.

 

 

 

 

Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 25 menjelaskan bahwa setiap orang akan bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri.

 

 

قُل لَّا تُسْـَٔلُونَ عَمَّآ أَجْرَمْنَا وَلَا نُسْـَٔلُ عَمَّا تَعْمَلُونَ


 

 

 

 

 

 

 

 

Katakan:”Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat”.

 

 

 

 

Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 26.

 

 

 

قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِٱلْحَقِّ وَهُوَ ٱلْفَتَّاحُ ٱلْعَلِيمُ


 

Katakanlah:”Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui”.

 

 

 

Al-Quran Al-Mumtahanah (surah ke-60) ayat 8.

 

 

 

لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ


 

 

     

 

 

Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

 

 

 

 

Ajaran Islam tidak melarang jalinan persaudaraan antara umat Islam dengan non-Islam, selama pihak lain menghormati hak-hak umat Islam.

Ketika beberapa sahabat Nabi Muhammad memutuskan bantuan keuangan/material  kepada penganut agama lain dengan alasan bahwa mereka  bukan  Muslim.

 

 

 

Al-Quran  menegur  mereka bahwa bukan kewajibanmu untuk memberi hidayah/petunjuk kepada seseorang.

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 272.

 

 

 

۞ لَّيْسَ عَلَيْكَ هُدَىٰهُمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ ٱللَّهِ ۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ


Bukan kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.      Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.      Tafsirq.com online.