SALMAN AL-FARISI BEBAS DARI
BUDAK TANAM 300 POHON KURMA DAN BAYAR 10 ONS EMAS
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi,
M.M.
SALMAN AL-FARISI BISA BEBAS
DARI STATUS BUDAK DENGAN TEBUSAN MENANAM 300 POHON KURMA DAN BAYAR 10 ONS EMAS.
Salman Al-Farisi lahir tahun
568 Masehi di Persia, Iran.
Dan meninggal tahun 657 Masehi
di Irak.
Sewaktu tinggal di Madinah dia
dipanggil Abu Abdullah.
Salman Al-Farisi bercerita
tentang riwayat perjalanan hidupnya.
Dia dilahirkan di desa Jayyu,
Asfahah di Persia, Iran.
Salman seorang anak kesayangan
pemimpin agama Majusi yang menyembah
api.
Ketika Salman Al-Farisi masih remaja, dia
bertugas menjaga api agar selalu menyala.
Sewaktu Salman dalam
perjalanan menuju ladang, dia mendengar suara kebaktian di gereja.
Lalu Salman tertarik belajar
agama Kristen.
Beberapa saat kemudian
rombongan Kristen dari negeri Syam mengunjungi rumah orang tua Salman.
Kemudian ayahnya melarang
Salman bergaul dengan mereka.
Salman Al-Farisi dikurung di
rumah.
Salman Al-Farisi “minggat” dari rumah
mengikuti rombongan pedagang Syam kembali ke negeri mereka.
Salman Al-Farisi menempati
kompleks gereja di Syam.
Sebagai pelayan jemaat gereja
mendampingi seorang uskup.
Ternyata, uskup orang jahat.
Yang menyalahgunakan
jabatannya.
Uskup memerintahkan orang
bersedekah.
Tetapi hasilnya untuk kekayaan
pribadi uskup sendiri.
Ketika Uskup meninggal, maka
masyarakat melakukan prosesi pemakaman.
Salman Al-Farisi membuka
rahasia bahwa Uskup orang yang jahat.
Salman menunjukkan tempat penyimpanan
perhiasan yang tersembunyi.
Sewaktu penduduk menemukan 7
kotak emas dan perak, maka mereka marah.
Lalu jenazah uskup dilempari
batu.
Dan mereka menunjuk uskup
baru.
Uskup baru orangnya baik, dan
tekun beribadah.
Uskup berpesan kepada Salman.
Jika dia meninggal, maka
Salman agar menjumpai seorang uskup di
Al-Maushil.
Setelah Uskup meninggal,
Salman mendatangi uskup yang ditunjuk
untuk menjelaskan masalahnya.
Uskup di Al-Maushil punya
sikap dan perilku terpuji.
Sebelum Uskup meninggal dunia,
dia memberikan rekomendasi.
Agar Salman menjumpai seorang
uskup di Nashibin.
Uskup di Nashibin orangnya
baik.
Sebelum Uskup meninggal, dia menyarankan agar
Salman menemui uskup di Ammuriyah, Romawi.
Salman Al-Farisi datang ke
Romawi menjumpai uskup yang ditunjuk.
Setelah Uskup meninggal,
Salman Al-Farisi punya sejumlah sapi dan kambing.
Sebelum meninggal Uskup sudah berpesan akan
munculnya seorang “Nabi Baru”.
Yang membawa ajaran agama
Ibrahim di negeri Arab.
Uskup memberi ciri-ciri
tempatnya hijrah nabi baru.
Yaitu berada di wilayah Arab
yang diapit gunung berbatu hitam.
Yang banyak ditumbuhi pohon
kurma.
Uskup berkata,
“Jika kamu sanggup, pergilah
ke sana.”
Uskup menyampaikan tanda
kenabian.
Yaitu berupa tanda yang tampak
dari luar.
Beberapa tanda khusus nabi
baru.
1. Nabi baru tidak mau menerima
sedekah.
2. Nabi baru mau menerima hadiah.
3. Ada stempel kenabian berupa
benjolan kecil di punggung belakang di antara kedua bahunya.
Beberapa waktu kemudian
rombongan pedagang dari Arab datang.
Salman Al-Farisi menjumpai
mereka.
Dan menyampaikan maksudnya
ikut ke negeri Arab.
Rombongan bersedia membawa
Salman ke negeri Arab.
Dengan imbalan beberapa sapi
dan kambing.
Ternyata rombongan pedagang Arab sikapnya
jahat.
Salam Al-Farisi dijual sebagai
budak.
Salman Al-Farisi dibeli orang
Madinah.
Lalu dibawa ikut ke Madinah.
Salman menyaksikan Madinah banyak tumbuhan
pohon kurma.
Tetapi, Salman Al-Farisi masih
belum yakin benarkah itu wilayah nabi baru?
Salman Al-Farisi dibeli orang
Yahudi Bani Quraizah.
Dan dibawa ke daerah Bani
Quraizah di Madinah.
Salman mulai yakin itu daerah yang dituju.
Karena wilayahnya seperti disampaikan uskup di Ammuriyah.
Salman Al-Farisi bekerja
sebagai budak untuk majikannya.
Nabi Muhammad dalam perjalanan
hijrah dari Mekah Nabi ke Madinah.
Nabi beristirahat di Quba.
Salman Al-Farisi berada di atas sebuah pohon
kurma.
Seseorang berteriak kepada
temannya,
“Orang-orang sedang berkumpul
di Quba.
Mereka menyambut kedatangan
orang dari Mekah.
Katanya orang itu adalah
nabi.”
Salman Al-Farisi hampir terjatuh mendengar
teriakan itu.
Pada sore hari, Salman
Al-Farisi mendatangi Nabi di Quba membawa beberapa makanan.
Salman Al-Farisi berkata,
“Aku mendengar kabar, engkau
orang yang baik.
Dan punya sahabat yang butuh
bantuan.
Maka aku membawa sedekah untuk
kalian.”
Nabi menerimanya, lalu sedekah
itu diberikan kepada para sahabat.
Para sahabat memakannya,
tapi Nabi tidak ikut makan sedikit pun.
Salam Al-Farisi bergumam,
“Ini bukti pertama, yaitu Nabi
tidak mau makan harta sedekah.”
Salman Al-Farisi izin pulang
kembali ke rumah majikannya.
Nabi Muhammad sudah berada di
Madinah.
Salman Al-Farisi mendatangi
Nabi dengan membawa beberapa makanan.
Salman Al-Farisi berkata,
“Saya melihat engkau tidak
makan harta sedekah.
Saya datang membawa hadiah
untukmu.
Maka terimalah hadiah khusus
dariku untukmu.”
Nabi menerima hadiah itu, dan
ikut makan bersama para sahabat.
Salman Al-Farisi bergumam,
”Ini bukti kedua, yaitu Nabi
mau makan harta hadiah.”
Pertemuan berikutnya.
Nabi mengantar jenazah
sahabatnya yang meninggal di pemakaman Baqi, Madinah.
Nabi sedang duduk bersama para sahabat.
Salman Al-Farisi memilih duduk
di belakang Nabi.
Salman Al-Farisi ingin melihat
punggung Nabi.
Nabi menyadarinya.
Maka Nabi melepaskan baju dari punggungnya.
Ketika itu Salman Al-Farisi
melihat stempel tanda kenabian.
Yang berada di antara punggung
Nabi.
Seperti disampaikan uskup di
Ammuriyah.
Salman Al-Farisi langsung
menangis.
Dan mendekat ke arah Nabi lalu
merangkulnya.
Nabi bersabda,
“Berbaliklah kamu menghadap
kepadaku.
Dan ceritakan semuanya.”
Salman Al-Farisi bercerita
riwayat hidupnya.
Tentang kisah perjalanannya
mencari kebenaran.
Dia berangkat dari Persia,
Iran hingga di Madinah, Arab Saudi.
Nabi dan para sahabat
mendengarkan dengan seksama.
Kemudian Salman Al-Farisi
pamit kembali bekerja sebagai budak.
Salman Al-Farisi tidak ikut
dalam Perang Badar dan Perang Uhud.
Nabi bersabda,
”Wahai Salman tulislah perjanjian dengan majikanmu agar kamu bisa
bebas.”
Salman Al-Farisi menulis
perjanjian dengan majikannya agar terlepas dari budak.
Tebusannya adalah:
1. Menanam 300 pohon kurma.
2. Membayar 40 ons emas.
Nabi bersabda,
“Wahai para sahabat, bantulah
saudaramu Salman untuk membebaskan dirinya.”
Semua para sahabat berebut
membantu Salman.
Nabi ikut menanam pohon kurma
dengan tangan sendiri.
Nabi membawa emas sebesar
telur ayam.
Yang beratnya 40 ons.
Lalu diberikan kepada Salman
untuk membayar kebebasan dirinya.
Sejak saat itu, Salman
Al-Farisi menjadi orang merdeka.
Dan langsung ikut Perang Khandaq membela Islam.
Salman Al-Farisi mengusulkan
ide yang cemerlang.
Yaitu membuat parit
mengelilingi Madinah.
Untuk menghambat pergerakan
musuh.
Dalam Perang Parit (Khandaq),
pasukan musuh frustasi.
Karena jumlahnya lebih banyak,
tetapi tidak bisa menyerang.
Mereka hanya bisa
berputar-putar saja.
Ketika itu, pasukan Islam
hanya bertahan.
Pengepungan dalam Perang Parit
berlangsung lebih dari sebulan.
Tetapi tidak menghasilkan
apa-apa.
Tiba-tiba muncul angin topan
menghancurkan tenda.
Dan perbekalan pasukan kafir.
Pasukan kafir kocar-kacir.
Lalu mereka kembali ke tempat
masing-masing.
Umat Islam di Madinah selamat.
Sejak saat itu, Salman
Al-Farisi selalu terlibat dalam
peperangan membela Islam.
Daftar Pustaka
1.
Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka
Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2.
Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.
3.
Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.



