KPK TEBANG PILIH ANIES
DIBIDIK TAPI AHOK DILEPAS
KPK Tebang Pilih:
Anies Dibidik.
Ahok Dilepas
Oligarki ingin.
Hanya 2 pasangan capres-cawapres.
Yang berlaga di Pilpres 2024.
Tanpa Anies Baswedan.
Mereka telah berkalkulasi.
Anies Baswedan.
Berpotensi besar menang Pilpres 2024.
Makanya harus dijegal.
Lewat KPK dan partai politik.
Kepanikan mereka menjadi-jadi.
Setelah calon presiden.
Yang mereka dukung.
Minim prestasi.
Ada yang tak rela.
Melihat Anies Baswedan jadi Presiden.
Pengganti Jokowi.
Mereka khawatir.
Nama Anies Baswedan.
Makin berkibar.
Di hati rakyat Indonesia.
Laju popularitas.
Dan elektabilitas.
Anies Baswedan.
Harus diganggu.
Ada konspirasi jahat.
Memakai KPK.
Dibalik pemanggilan Anies Baswedan.
Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Rabu (7/9/2022).
Anies Baswedan.
Akan dibidik soal
pembayaran.
Komitmen fee Formula
E .
Sebesar Rp560 Miliar.
Oleh Pemerintah
Provinsi Jakarta.
Kepada Formula E
Operation (FEO) Ltd.
Selaku promotor
Formula E.
Uang komitmen itu.
Untuk 3 musim Formula E Jakarta.
Pada tahun 2022-2024.
Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
Republik Indonesia.
Menyatakan balap
mobil listrik Formula E Jakarta.
Layak untuk
dilaksanakan.
Tertuang dalam
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Atas Laporan
Keuangan Pemda DKI Jakarta.
Tahun 2021.
Ditandatangani
Kepala BPK Perwakilan DKI Jakarta.
Dede Sukarjo.
Lain BPK lain pula
dengan PDI-P dan PSI.
Kedua partai ini.
Getol menyorot dana
talangan Formula E.
Tapi bungkam terhadap.
Korupsi dana bansos.
Oleh Menteri Sosial.
Asal PDI-P.
Yaitu Juliari
Batubara.
Dan lenyapnya Harun
Masiku.
Yang diduga.
Melibatkan petinggi
PDI-P.
Bahkan PDI-P dan PSI
tak berkutik.
Terhadap dugaan
korupsi.
Yang melibatkan Ahok.
Dalam kasus:
1)
RS Sumber Waras.
2)
Tanah Cengkareng.
Demikian pula.
Dugaan korupsi dan
pencucian uang.
Pada 2 anak Presiden
Jokowi.
Yaitu:
1)
Gibran Rakabuming.
2)
Kaesang Pangarep.
Malah kasus dugaan
korupsi.
Dan pencucian uang.
Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep.
Sudah disetop KPK.
Tapi KPK bernafsu.
Mengusut komitmen
fee Formula E.
Padahal, Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
Telah audit laporan
biaya.
Yang dikeluarkan
Pemprov DKI Jakarta.
Untuk ajang Formula
E.
BPK tidak menemukan
dugaan korupsi.
Seperti dituduhkan
itu.
Fraksi PDI-P dan PSI.
Yaitu 2 partai.
Yang bertanya anggaran
Formula E.
Sejak tahun 2021.
Bahkan, dua partai
ini.
Menggaungkan
pelaksanaan hak interpelasi .
Dalam rangka Formula
E.
Pengusung hak
interpelasi berjumlah 33 orang.
Atau 31 persen.
Dari 106 anggota
DPRD DKI Jakarta.
Penggunaan hak
interpelasi gagal.
Karena tidak
didukung mayoritas.
Anggota DPRD DKI Jakarta.
Gagal melalui DPRD
DKI Jakarta.
Anies Baswedan kini
dibidik KPK.
Wakil Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Alexander Marwata menyebut.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sudah gelontor uang
ratusan miliar rupiah.
Untuk Formula E.
Hingga 3 tahun ke
depan.
KPK dituding tebang
pilih.
Formula E berdasar
audit BPK.
Tidak ditemukan korupsi.
Kinerja KPK
dipertanyakan.
Termasuk hilangnya
Harun Masiku.
Yang gagal ditemukan
oleh KPK.
Menguapnya kasus
korupsi Ahok.
Di RS Sumber Waras
dan tanah Cengkareng.
Bahkan dugaan
korupsi dan pencucian uang.
Yang melibatkan anak
Jokowi.
Sudah disetop.
Tanpa pemeriksaan.
Terhadap Gibran
Rakabuming dan Kaesang Pangarep.
KPK terkesan
diskriminatif.
Dan bermain politik
praktis
Dengan memeriksa
Anies Baswedan.
Integritas dan
netralitas KPK dipertanyakan.
KPK tebang pilih.
Anies dibidik, Ahok
dan Gibran dilepas.
Anies Baswedan di-framing.
Oleh partai tertentu.
Bekerjasama dengan jaringan oligarki di KPK.
Anies Baswedan.
Seolah-olah terlibat.
Dalam kasus dugaan korupsi Formula E.
Sebuah fitnah sangat kejam.
Dan mengerikan.
Para elite politik.
Dan partai tertentu.
Berkonspirasi
melakukan pembusukan.
Terhadap Anies
Baswedan.
Agar elektabilitas
dan popularitas.
Anies Baswedan.
Lajunya terhenti.
Setidaknya harus
diganggu.
Agar stagnan.
Mereka berupaya melalui:
1)
Partai tertentu.
2)
KPK.
3)
Para buzzer.
Ingin menjegal dan menghentikan.
Langkah Anies Baswedan.
Menuju kursi Kepresidenan.
Pada tahun 2024.
Oligarki ingin.
Hanya 2 pasangan
capres-cawapres.
Yang berlaga di
Pilpres 2024.
Tanpa Anies
Baswedan.
Mereka telah
berkalkulasi.
Anies Baswedan.
Berpotensi besar
menang.
Pada Pilpres 2024.
Makanya harus
dijegal.
Lewat KPK dan partai
politik.
Kepanikan mereka
menjadi-jadi.
Setelah calon presiden
.
Yang mereka dukung.
Minim prestasi.
(Jakarta, 9 Shafar
1444/6 September 2022)
Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial



.png)