UTANG 8.000 T DAN
KORUPSI SOAL SUMBER DAYA MANUSIA
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi,
M.M.
Indonesia Merdeka 17-8-1945.
Sudah 78 tahun.
Tapi banyak pekerjaan
rumah.
Harus dituntaskan.
Ketua Umum PP
Muhammadiyah.
Haedar Nashir jelaskan.
SDM (sumber daya manusia).
Perlu dibereskan.
Jika Indonesia ingin unggul.
Masalah pertama.
Yaitu daya saing SDM rendah.
Di kawasan ASEAN.
Human Development
Indonesia.
Nomor urut 6 .
Di tingkat global.
Kecerdasan intelektual
bangsa Indonesia.
Posisi 113 dunia.
Tak jauh dari:
1)
Timor Leste.
2)
Papua Nugini.
Karena problem:
1)
Miskin.
2)
Kesehatan.
3)
Lingkungan.
4)
Stunting.
5)
Dan lainnya.
Saya buka data Indonesia.
Meskipun ada positifnya.
Ada anugerahnya.
Tapi ada juga kurangnya.
Agar kita jadi bangsa
cedas.
Jujur diri sendiri,”
ungkapnya.
Universitas Muhammadiyah
Sampit.
Di Aquarius Boutique
Hotel.
Sampit.,
Selasa (16/5/2023).
Haedar katakan.
Pemerintah harus serius.
Atasi masalah SDM.
Semua potensi dioptimalkan.
Agar SDM Indonesia.
Berkarakter kompetitif
dan unggul.
Haedar berpesan.
Agar pemerintah tak santai
.
Kelola SDM.
Dengan membesarkan
prestasi.
Yang dicapai.
Bisa bersifat ilusi.
Melenakan target
Indonesia.
Bersaing unggul .
Di ranah global.
Semua warga bangsa.
Perlu muhasabah dan mujahadah.
Melihat potensi ke dalam.
Lalu kerja
sungguh-sungguh,” kata Haedar.
Haedar kutip beban dasar.
Seperti utang negara.
Capai 8.000 Triliun.
Hingga korupsi mengakar.
Indeks korupsi bangsa
Indonesia.
Makin buruk.
Mirip:
1)
Nigeria.
2)
Bangladesh.
Semua hal ini.
Berakar sistem
pembangunan SDM.
Yang bermasalah.
Lalai dari 3 sumber utama
bangsa Indonesia.
Yaitu:
1)
Pancasila.
2)
Agama.
3)
Budaya luhur bangsa.
Korupsi mestinya tidak
terjadi.
Karena semua agama mengharamkan.
Makanlah makanan baik dan
halal.
Tapi sistem bisa
dibohongi.
Makin pinter orang.
Makin pandai akali
sistem,” kritiknya.
“Aparat penegak korupsi.
Termasuk KPK harus jujur.
Kalau tak jujur .
Maka hilang legitimasi.
Lembaga pemberantas
korupsi.
Artinya.
Siapa pun korupsi.
Harus ditindak.
Tak boleh ada politisasi
korupsi.
Misalnya.
1)
A dikejar.
2)
Tapi B tak dikejar.
3)
Yang tampak.
Tak dikejar.
4)
Tapi yang belum.
Terus dicari-cari.
Hal itu.
Politisasi namanya.
Jika hal itu terjadi.
Maka ambruk bangsa Indonesia,” imbuh Haedar.
“Maka kita bangun negeri
ini .
Dengan spirit bersama.
Dan etos kemajuan.
Agar wujud cita-cita pendiri
bangsa.
Yaitu:
1)
Merdeka.
2)
Bersatu.
3)
Berdaulat.
4)
Adil.
5)
Makmur.
Dalam bahasa agama.
Disebut:
Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,”
tutup Haedar.
(Sumber muhammadiyah)



.png)