RUANG KE 3 JAKARTA HARUS
BERSIH AMAN DAN NYAMAN BAGI SEMUA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Fenomena SCBD.
Gubernur Jakarta.
Anies Baswedan.
Sukses Hadirkan Ruang
Publik.
Yang Meaningful.
Anggota DPD RI.
Daerah pemilihan DKI Jakarta.
Fahira Idris.
Dia mengingatkan.
Fenomena ramainya.
Pemanfaatan ruang publik.
Ada hal yang mesti dijaga.
Dan menjadi komitmen.
Yaitu norma atau aturan.
Yang wajib ditaati.
Agar tidak merugikan umum.
Anggota DPR RI.
Fahira Idris.
Tidak heran dengan munculnya.
Fonemena para remaja.
Yang berasal dari Citayam (Depok) dan Bojonggede (Bogor).
Sehingga disebut SCBD.
Atau Sudirman Central Business District.
Diplesetkan jadi:
Sudirman, Citayam,
Bojonggede, dan Depok.
Para remaja.
Awalnya dari daerah
penyangga Jakarta.
Beradu outfit.
Layaknya peragaan
busana.
Kemudian disebut.
Citayam Fashion Week.
Di kawasan Dukuh
Atas, Sudirman.
Jakarta.
Bahkan ada sebutan
baru.
Yaitu:
HARADUKUH.
Karena mirip.
Dengan festival
fashion.
Jalanan Jepang.
Yang disebut:
HARAJUKU.
Senator asal Jakarta.
Mengaku tidak heran.
Karena satu dari banyak dampak.
Ruang publik inklusif.
Yaitu masyarakat atau warga.
Dapat belajar hidup bersama.
Dan merasa nyaman sosial dan fisik.
Sehingga melahirkan pengalaman.
Meaningful.
Atau bermakna.
“Ruang publik meaningful.
Melahirkan interaksi positif.
Salah satunya unjuk bakat.
Dan kreativitas.
Warga kota di ruang publik.
Seperti saat ini hangat.
Yaitu Citayam Fashion Week di Dukuh Atas.
Kawasan Sudirman Jakarta,” ujar Fahira Idris.
Sabtu, 23 Juli 2022.
Transformasi kawasan
Sudirman.
Terutama Dukuh Atas.
Sebagai ruang publik.
Oleh Pemprov DKI
Jakarta.
Memang tujuannya.
Agar bisa diakses
dan dinikmati siapa saja.
Menjadi area aman
dan nyaman.
Bagi mobilitas
masyarakat.
Artinya, kawasan ini.
Bukan sekadar ruas
jalan.
Bagi kendaraan
bermotor saja.
Tapi transformasi jadi
ruang publik.
Dengan dilengkapi:
1.Trotoar lebar dan nyaman.
2.Jalur sepeda.
3.Fasilitas transportasi umum terintegrasi.
Sehingga warga bisa interaksi.
Dan berekspresi.
Maka tidak heran.
Kawasan Dukuh Atas.
Dipenuhi para remaja
SCBD.
Adu kreativitas.
Di Kawasan
Berorientasi Transit (KBT).
“Kreativitas lahir di ruang publik.
Salah satunya.
Karena ruang publik
yang dibangun.
Berhasil
menghadirkan makna.
Bagi yang
menikmatinya.
Sehingga lahir
inspirasi untuk berkreasi.
Menurut saya.
Pak Anies Baswedan.
Berhasil membuat
ruang publik.
Yang bermakna.
Selama memimpin
Jakarta,” kata Fahira.
Menurut Fahira.
Selain meaningful.
Banyak ruang publik di Jakarta.
Dibangun beberapa tahun terakhir.
Berdimensi:
1.
Responsif.
2.
Demokratis.
3.
Universal.
1.
Responsif.
Yaitu ruang publik didesain dan diatur.
Untuk melayani kebutuhan pengguna.
Atau bisa dipakai.
Untuk berbagai kegiatan.
Dan kepentingan warga.
Atau accessible for all.
2.
Demokratis.
Yaitu ruang publik.
Bisa dimanfaatkan
oleh siapa saja.
Tanpa perbedaan
sosial, ekonomi.
Dan tanpa beda
budaya.
3.
Universal.
Yaitu ruang publik
melihat berbagai kelas.
Dan status kebutuhan
masyarakat.
Ramah disabilitas,
lansia, wanita dan anak.
“Penting untuk
memastikan.
Ruang publik
dikelola Pemerintah Kota.
Agar kesetaraan di
ruang publik.
Bisa bersemai,”
ungkapnya.
Tapi dia
mengingatkan.
Dalam ruang publik.
1.
Harus bersih.
2.
Tak membuang sampah sembarangan.
3.
Tak rugikan kepentingan umum.
4.
Bukan tempat tiduran.
5.
Dan sejenisnya.
Ruang publik harus
tetap aman dan nyaman.
Bagi semua orang,” pungkas
Fahira Idris.
(Sumber kba)



.png)