Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BEDA PENDAPAT HUKUM UCAPAN SELAMAT NATAL. Show all posts
Showing posts with label BEDA PENDAPAT HUKUM UCAPAN SELAMAT NATAL. Show all posts

Sunday, December 19, 2021

11983. BEDA PENDAPAT HUKUM UCAPAN SELAMAT NATAL

 

 



BEDA PENDAPAT HUKUM UCAPAN SELAMAT NATAL

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Khilafiah ucapan selamat natal

1.    Boleh.

2.    Haram.

 

3.            

Sebagian ulama MEMBOLEHKAN umat Islam mengucapkan selamat natal.

Dan menghadiri perayaan natal.

  

Asalkan bukan acara ritual agama Kristen.

 

Agar kerukunan umat beragama di Indonesia tetap terjaga.

  

Sebagian ulama MELARANG umat Islam mengucapkan selamat natal.

  

Karena dapat merusak akidah Islam.

 

 

Dan berdosa jika kesucian akidah.

Dikorbankan atas nama kerukunan umat beragama.

  

Teks agama terkait akidah sangat jelas.

  

Untuk menghindari kerancuan.

Dan agar tak salah paham.

 

 Al-Quran tidak memakai satu kata.

Yang dapat menimbulkan salah paham.

 

 

Sehingga dapat terjamin kata.

Atau kalimat tidak terjadi salah paham.

  

Misalnya, kata “Allah”.

Tidak dipakai oleh Al-Quran.

 

Saat pengertian semantiknya.

Yang dipahami masyarakat jahiliah.

 

Belum sesuai dengan yang dikehendaki Islam.

 

Semantik adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat.

 

Atau pengetahuan seluk-beluk pergeseran arti kata.

 

Kata yang dipakai sebagai ganti “Allah” pada zaman jahiliah.

 

Yaitu “Rabbuka”.

 

 Artinya “Tuhanmu, Hai Muhammad”.

 

 Demikian pada wahyu pertama.

Hingga surah Al-Ikhlas.

 

Nabi Muhammad sering menguji pemahaman umat tentang Tuhan.

  

Rasulullah tidak bertanya,

 

“Di manakah Tuhan berada?”.

 

 Redaksi “Di manakah Allah berada?”.

 

Dapat menimbulkan kesan.

Bahwa  Allah pada satu tempat tertentu.

 

Hal itu mustahil bagi Allah.

  

Dengan alasan serupa.

Para ulama enggan memakai kata “ada” bagi Allah.

 

Tetapi para ulama memakai “wujud Allah”.

 

KEYAKINAN ISLAM DAN KRISTEN TENTANG NABI ISA BERBEDA

 

Hari Natal.

Berkaitan dengan Nabi Isa Al-Masih.

Manusia agung dan suci.

 

 Tetapi hari natal yang dirayakan umat Kristen.

 

Keyakinan umat Kriseten terhadap Nabi Isa.

Berbeda dengan keyakinan Islam.

  

Orang Islam yang mengucapkan, “Selamat Natal”.

 

Atau menghadiri perayaan Hari Natal.

 

Dapat menimbulkan salah paham.

Dan dapat merusak  akidah Islam.

  

Mengakui Nabi Isa Al-Masih adalah tuhan.

 

Sangat bertentangan dengan akidah Islam.

  

Muncul fatwa ulama.

Bahwa haram bagi umat Islam mengucapkan “Selamat Natal”.

 

Atau menghadiri perayaan Hari Natal.

  

Bahkan semua kegiatan.

 

Yang berkaitan dengan Hari Natal adalah haram.

 

Termasuk bisnis berjual beli.

 

Segala keperluan Hari Natal adalah haram.

 

 

 

Larangan mengucapkan selamat natal.

 

Dan menghadiri perayaan natal muncul.

  

Karena ingin menjaga akidah umat Islam.

 

Agar tidak rusak.

Dan tak  campur dengan akidah agama Kristen.

  

Sebagian ulama berpendapat.

 

Jika akidah seseorang tidak menjadi rusak.

 

Dan tidak campur dengan keyakinan agama Kristen.

 

 Maka orang itu.

 

Boleh  mengucapkan selamat natal kepada temannya.

Yang beragama Kristen.

 

Mengapa ada ulama membolehkan.

 

Orang Islam mengucapkan selamat natal.

Kepada temannya yang  Kristen?

 

Jawabnya,

 

“Karena orang Islam mengucapkan selamat natal.

Untuk Nabi Isa sebagai utusan Allah yang mulia.

 

 Bukan untuk Nabi Isa sebagai tuhan.

 

 Dan bukan anak tuhan”.

  

Tiap orang boleh bertindak atas keyakinannya sendiri.

  

Dan masing-masing orang.

Akan tanggung jawab di akhirat kelak.

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2