Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label ASET MUHAMMADIYAH BUKAN MILIK PRIBADI. Show all posts
Showing posts with label ASET MUHAMMADIYAH BUKAN MILIK PRIBADI. Show all posts

Monday, November 22, 2021

11771. ASET MUHAMMADIYAH BUKAN MILIK PRIBADI

 

 



ASET MUHAMMADIYAH BUKAN MILIK PRIBADI

 

 

Organisasi Muhammadiyah didirikan K.H. Ahmad Dahlan.

 

Di Kampung Kauman Yogyakarta.

Pada 18 November 1912.

Atau 8 Zulhijjah 1330 H.

 

Muhammadiyah didirikan untuk  memurnikan ajaran Islam.

 Yang banyak dipengaruhi mistik.

 

 

Nama organisasi diambil dari nama Nabi Muhammad.

 

Muhammadiyah artinya pengikut Nabi Muhammad.

 

Tujuan Muhammadiyah  mengembalikan penyimpangan yang terjadi.

 

Yang menyebabkan ajaran Islam bercampur dengan kebiasaan.

 

Dengan alasan adaptasi.

 

Muhammadiyah banyak merefleksikan perintah Al-Qur'an.

 

Antara lain surah Ali 'Imran ayat 104.

 

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat menyeru kepada kebajikan.

Menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar.

Mereka orang beruntung.”

 

 

Gus Dur guyon,

"Muhammadiyah itu kaya raya.

Tapi pengurusnya miskin-miskin."

 

Carl Whiterington, peneliti senior Amerika menulis,

“Muhammadiyah adalah organisasi yang diberkati.”

 

Muhammadiyah lahir jauh sebelum NKRI berdiri.

 

Membuat rumah sakit sebelum ada Kementerian Kesehatan.

 

Membuat sekolah dari PAUD hingga perguruan tinggi sebelum ada Kemendikbud.

 

Membuat panti asuhan sebelum ada Kementerian Sosial.

 

Mendirikan baitul maal.

Dan lembaga zakat sebelum ada Kementerian Keuangan.

 

Jika ada yang bilang.

Bahwa Muhammadiyah kenyang saat Orde Baru.

Itu tuduhan keji.

 

Muhammdiyah diajari untuk memberi.

Bukan diberi.

 

Para pimpinan dan ulama Muhammdiyah tak pandai bikin proposal.

 

Apalagi menjilat ke pejabat untuk dapat proyek.

 

Muhammdiyah urunan bikin masjid, sekolah, universitas dan  rumah sakit.

 

Setelah besar.

Diberikan untuk Persyarikatan Muhammadiyah.

 

Semua amal usaha Muhammdiyah.

Bukan milik para pengurus.

 

Tapi milik Persyarikatan.

 

Tidak ada yang milik pribadi.

Yang bisa diwariskan kepada anak cucu.

 

Tiap pemberian dari pemerintah atau siapapun.

Diterima dengan senang hati.

Sebagai amanah.

 

 

Meskipun mengaku organisasi modern.

Tapi Muhammadiyah tetap konvensional secara generik.

 

Tetap bersahaja, sederhana, dan apa adanya.

 

Merawat urunan, silaturahim, dan kajian sederhana.

 

Itu salah satu rahasia kenapa

 

Banyak pengamat kagum.

 

Dengan gerakan yang digagas Kiai Dahlan 109 tahun silam.

 

Mereka mengira.

Banyaknya perguruan tinggi.

Atau rumah sakit taraf internasional.

 

Ribuan masjid dan sekolah.

 

Yang bertebaran di seluruh nusantara.

 

Semua hasil minta-minta atau sokongan rezim.

 

Itu keliru besar.

 

Tak ada bantuan asing atau sokongan rezim.

 

Taruhlah ada.

Sangat sedikit sekali.

 

Muhammadiyah tak pernah mengambil hak orang lain.

 

Tidak pernah mengambil masjid, musala.

Atau menyerobot tanah orang lain.

 

Muhammadiyah diajarkan bersahaja dan MEMBERI.

 

Bukan mengambil paksa.

 

Muhammadiyah tetap autentik.

 

Meskipun prestasi tak lagi bisa diukur.

 

Pak AR Fachrudin.

Ketua PP Muhammadiyah.

Masih jualan bensin eceran.

Naik motor Yamaha butut.

 

Pak Amien Rais muadzin reformasi.

Masih tetap bersahaja.

Dan istikamah menyuarakan demokrasi.

 

Buya Syafi’i Maarif.

Masih biasa jalan kaki ke masjid depan rumah.

Naik bus.

Dan antre nunggu giliran.

 

Prof Haedar Nashir naik kereta api.

 

Dan duduk di serambi masjid.

 

Khusyuk mendengar khotbah Jumat dari jamaah akar rumput.

 

Tanpa rasa canggung.

 

Tak ada kisah dramatic.

 

Yang heroik atau kisah buih penuh kata dusta.

 

Ulama Muhammadiyah bersahaja.

 

Tak ada yang berkaromah.

 

Hampir semua ulama Muhammadiyah bersahaja.

 

Memakai pakaian yang sama.

 

Makan di meja sama.

Minum pada gelas juga sama.

 

Tak ada yang istimewa.

Kendaraan yang sama.

 

Tak butuh pengawalan.

Atau penjagaan.

Dan perlindungan berlapis.

 

Juga tak butuh pembelaan.

Karena hujatan.

Atau celaan dari yang tak suka.

 

Tak butuh buzzer.

Atau influencer agar popular.

 

Tak butuh follower untuk menaikkan reputasi.

 

SELAMAT MILAD MUHAMMADIYAH KE 109.

 

BALDATUN TOYYIBATUN WAROBBUN GHOFUR

 

 

(Sumber FB)