Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label JANJI ALLAH MEBIH MEYAKINKAN DIBANDING PIKIRAN SENDIRI. Show all posts
Showing posts with label JANJI ALLAH MEBIH MEYAKINKAN DIBANDING PIKIRAN SENDIRI. Show all posts

Tuesday, November 24, 2020

6784. JANJI ALLAH LEBIH MEYAKINKAN DIBANDING PIKIRAN SENDIRI

 


JANJI ALLAH LEBIH MEYAKINKAN DIBANDING PIKIRAN SENDIRI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Al-Quran menghendaki agar keyakinan akan adanya hari kiamat dapat mengantarkan manusia  melakukan kegiatan positif dalam hidupnya.

 

 

Meskipun kegiatan itu tidak menghasilkan keuntungan materi dalam kehidupan dunianya.

 

 

Al-Quran surah Al-Maun (surah ke-107) ayat 1-7.

 

 

 

أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ

فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ

وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ

ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ

وَيَمْنَعُونَ ٱلْمَاعُونَ


 

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim,dan tidak menganjurkan memberikan makanankepada orang miskin. Maka kecelakaan bagi orang-orang yang salat,(yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat ria, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

 

 

Dalam beberapa riwayat, dikemukakan surat Al-Maun (surah ke-107) tersebut turun berkenaan dengan Abu Sufyan dan Abu Jahal, yang setiap minggu menyembelih seekor unta.

 

 

Suatu ketika, seorang anak yatim datang kepada Abu sufyan dan Abu Jahal meminta sedikit daging yang telah disembelih itu, tetapi dia tidak diberinya daging,malahan dihardik dan diusirnya.

 

 

Surat Al-Maun (surah ke-107) dimulai dengan satu pertanyaan, “Tahukah kamu orang yang mendustakan “ad-din”?

 

 

Kata “ad-din” dalam surah ini yang sangat populer, diartikan dengan “agama”.

 

 

Tetapi “ad-din” dapat berarti “pembalasan”.

 

 

 

Maka “yukadzdzibu biddin” dapat diartikan “menolak adanya hari kiamat” atau hari pembalasan atau hari akhir.

 

 

Jika ada ayat Al-Quran yang menggandengkan kata “ad-din” dengan “yukadzdzibu”, maka konteknya adalah “pengingkaran terhadap hari kiamat”.

 

 

Al-Quran surah Al-Infithar (surah ke-82) ayat 9.

 

كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِٱلدِّينِ


 

Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.

 

 

Al-Quran surah At-Tin (surah ke-95) ayat 7.

 

 

 

فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ


 

.Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan) itu?

 

 

Sikap orang yang enggan membantu anak yatim dan orang miskin karena mereka menduga bantuannya tidak menghasilkan apa-apa.

 

 

Sikap ini muncul pada hakikatnya karena mereka tidak percaya akan datangnya hari kiamat dan hari pembalasan.

 

 

Orang yang beriman dan yakin akan datangnya hari kiamat dan hari pembalasan, pasti meyakini semua bantuan yang telah diberikan kepada anak yatim dan fakir miskin apabila tidak menghasilkan sesuatu di dunia sekarang  ini, maka pasti ganjaran atau balasanperbuatannya akan diperoleh di akhirat kelak.

 

 

 

Orang yang meyakini terjadinya hari kiamat dan hari pembalasan, pasti percaya  Allah akan membalas semua amal baik seseorang, sekecil apa pun bentuknya.

 

 

Orang yang hanya memandang segala sesuatu berlaku di dunia saja dan tidak meyakini adanya hari kiamat, akan menimbulkan sikap penolakan dan pendustaan terhadap “ad-din”, dalam arti “agama” maupun “hari pembalasan”.

 

 

Kata “ad-din” menuntut adanya kepercayaan kepada yang gaib, bukan sekadar yakin kepada Allah dan malaikat-Nya,  tetapi berkaitan dengan banyak hal.

 

 

 

Termasuk yakin dengan semu janji Allah yang akan melipatgandakan anugerah-Nya kepada setiap orang yangmemberikan bantuan.

 

 

1.      Keyakinan terhadap semua janji Allah, akan melebihi keyakinannya menyangkut segala sesuatu yang didasari oleh perhitungan untung dan rugi menurut akalnya saja.

 

 

Meskipun akalnya membisikkan  sikap yang akan diambilnya akan merugikan dan tidak menguntungkan.

 

 

Tetapi dorongan jiwanya yang percaya akan mengantarkan untuk melakukannya karena sejalan dengan keyakinannya.

 

 

 

Sesuatu yang berada di tangan Allah lebih meyakinkan daripada apa yang terdapat dalam genggaman tangan sendiri.

 

 

 

2.      Dengan pertanyaan itu, ayat pertama surat Al-Ma’un (surah ke-107) inimengajak manusia untuk menyadari salah satu bukti utama kesadaran beragama adalah tentang keyakinan tentang adanya hari akhir.

 

 

Surah Al-Maun (surah ke-107)yang terdiri atas 7 ayat pendek berbicara tentang suatu hakikat yang sangat penting, yang terlihat secara tegas dan jelas bahwa ajaran Islam tidak memisahkan upacara ritual dan ibadah sosial.

 

 

 

Ajaran Islam seperti tergambar dalam ayat Al-Quran di atas menekankan ibadah dalam pengertiannya yang sempit pun mengandung dalam jiwanya dimensi social.

 

 

Jika jiwa ajaran itu tidak dipenuhi maka pelaksanaan ibadah dimaksud tidak akan banyak artinya.

 

 

 

Hakikat pembenaran “ad-din” bukan hanya dengan ucapan dengan lidah.

 

 

Tetapi  perubahan dalam jiwa yang mendorong kepada kebaikan dan kebajikan terhadap sesama manusia yang membutuhkan pelayanan dan perlindungan.

 

 

 

Allah tidak menghendaki muncul dari manusia kalimat yang hanya dituturkan saja.

 

 

Tetapi yang dikehendaki-Nya adalah karya nyata, yang membenarkan (kalimat yang diucapkan itu).

 

 

Para ahli berdiskusi yang menyita waktu dan energi mereka, khususnya detail kebangkitan itu apakah kebangkitan roh dan jasad atau hanya roh saja.

 

 

 

Apa pun bentuk kebangkitan itu, apakah dengan roh dan jasad atau dengan roh saja.

 

 

Yang pokok adalah ketika itu setiap manusia mengenal dirinya, tidak kurang dari pengenalannya ketika dia hidup di dunia.

 

 

 

Adapun keterangan tentang hakikat kebangkitan, bentuk, waktu, dan tempatnya, semuanya berada di luar tuntunan agama.

 

 

Pembahasan para filosof dan ulama tentang soal itu lebih banyak didorong oleh kepentingan kepuasan penalaran akal daripada dorongan kehangatan iman.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.      Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.      Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.      Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.      Tafsirq.com online.