Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label Ayat Al-Quran Seperti Berlian. Show all posts
Showing posts with label Ayat Al-Quran Seperti Berlian. Show all posts

Tuesday, October 20, 2020

5888. AYAT AL-QURAN SEPERTI BERLIAN

 


AYAT AL-QURAN SEPERTI BERLIAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Ayat Al-Quran seperti berlian.

 

Semakin banyak sudut pandang, semakin banyak sinar yang ditampilkan.

 

Rasulullah adalah mubayin.

 

Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad dari Allah melalui malaikat Jibril.

 

Rasulullah berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan).

 

Nabi Muhammad menjelaskan kepada para sahabat tentang arti dan kandungan Al-Quran, terutama ayat yang tidak dipahami para sahabat.

 

 

Keadaan ini berlangsung sampai Rasulullah wafat.

 

Meskipun penjelasan itu tidak semua kita ketahui.

 

 

Karena riwayatnya tidak sampai kepada kita.

 

Atau memang Nabi Muhammad tidak menjelaskan semua kandungan Al-Quran.

 

 

Pada zaman Nabi Muhammad, para sahabat langsung menanyakan masalah yang tidak jelas kepada beliau.

 

Setelah Rasulullah wafat, para sahabat  terpaksa melakukan ijtihad, terutama yang punya kemampuan.

 

 

Misalnya: Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abbas, Ubay bin Kaab, dan Ibnu Masud.

 

Ijtihad adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan para ahli agama untuk mencapai kesimpulan hukum agama Islam tentrang kasus yang solusinya belum tertera dalam Al-Quran dan Hadis.

 

 

Hadis Israiliyat.

 

Sebagian sahabat bertanya tentang sejarah Rasulullah atau kisah yang tercantum dalam Al-Quran kepada tokoh Ahli Kitab yang telah memeluk Islam.

 

Misalnya Abdullah bin Salam, Kaab Al-Ahbar, dan lainnya.

 

Hal ini adalah benih lahirnya hadis Israiliyat.

 

Kata “Israiliyat” arti harfiahnya “dari Israel”.

 

Hadis Israiliyat artinya hadis berasal dari tradisi Yahudi-Kristen.

 

Hadis Israiliyat umumnya berupa berbagai cerita dan tradisi Yahudi dan Kristiani yang memberi info dan interpretasi tambahan tentang kejadian atau tokoh dalam kitab suci Yahudi.

 

Kelompok hadis lsrailiyat.

 

Hadis Israiliyat dibagi 3 kategori.

 

1)   Hadis yang dinilai benar.

Karena wahyu dari Nabi Muhammad menegaskan hadis itu.

 

2)   Hadis yang dianggap palsu.

Karena wahyu dari Nabi Muhammad menolak hadis itu.

 

3)   Hadis yang belum jelas benar atau salahnya.

 

Para tokoh tafsir generasi sahabat Nabi punya murid para tabiin.

 

Tabiin adalah penganut ajaran Nabi Muhammad generasi ke-2 setelah para sahabat.

 

Tabiin adalah generasi setelah zaman Nabi Muhammad.

 

Sahabat ialah pemeluk Islam yang hidup sezaman dengan Nabi Muhammad. 

 

Tokoh tabiin.

 

Para tokoh tafsir pada kalangan tabiin (generasi sesudah Nabi Muhammad).

 

Di Mekah: murid Ibnu Abbas yaitu Said bin Jubair, dan Mujahid bin Jabr.

 

Di Madinah: murid Ubay bin Kaab yaitu Muhammad bin Kaab, dan Zaid bin Aslam.

 

Di Irak: murid Abdullah bin Masud yaitu Al-Hasan Al-Bashriy, dan Amir Al-Syabi

 

Perkembangan sejarah tafsir Al-Quran.

 

1) Tafsir periode ke-1, yang berakhir tahun 150 Masehi.

2) Tafsir periode ke-2, yang dimulai tahun 150 Masehi.

 

 

Tafsir periode ke-1 adalah Tafsir bil Ma’tsur, yaitu gabungan 3 sumber:

 

1)          Penafsiran Rasulullah.

2)          Penafsiran para sahabat.

3)          Penafsiran tabiin.

 

Tafsir periode ke-2, (mulai tahun 150 Masehi).

 

1)             Pada periode ke-2 hadis beredar amat pesat.

 

2)             Bermunculan hadis palsu dan lemah di tengah masyarakat.

 

3)             Perubahan sosial semakin cepat, sehingga muncul masalah yang belum pernah terjadi pada zaman Nabi Muhammad, para sahabat, dan para tabiin.

 

 

 

Pada awalnya, usaha penafsiran ayat-ayat  Al-Quran berdasar ijtihad masih terbatas dan terikat dengan kaidah bahasa serta arti yang dikandung dalam satu kosakata.

 

Masyarakat terus berkembang dan bertambah pula porsi akal dalam ijtihad penafsiran ayat AlQuran.

Sehingga bermunculan berbagai kitab dengan penafsiran yang beraneka ragam coraknya.

 

Keragaman itu ditunjang oleh Al-Quran sendiri.

 

A-Quran bagai intan setiap sudutnya memancarkan sinar berbeda.

 

Semakin banyak orang memandang dari sudut berbeda, akan semakin banyak kesan cahaya yang ditampilkan.

 

Al-Quran dapat memberi kemungkinan arti yang tidak terbatas.

 

Kesan yang diberi ayat Al-Quran tentang pemikiran dan penjelasan pada tingkat wujud adalah mutlak.

 

Tetapi ayat-ayat Al-Quran selalu terbuka untuk interpretasi baru.

 

Karena ayat Al-Quran tidak bersifat tertutup dalam interpretasi tunggal.

 

Beberapa corak penafsiran yang dikenal selama ini.

 

1) Corak sastra bahasa.

2) Corak filsafat dan teologi.

 

3) Corak penafsiran ilmiah.

4) Corak fiqih atau hukum.

 

5) Corak tasawuf.

6) Corak sastra budaya kemasyarakatan.

 

Corak sastra bahasa.

 

1) Corak ini timbul akibat banyaknya orang non-Arab yang memeluk Islam.

 

2) Akibat kelemahan orang Arab dalam bidang sastra.

3) Sehingga dirasakan perlu menjelaskan keistimewaan dan kedalaman arti kandungan Al-Quran dalam bidang sastra.

 

Corak filsafat dan teologi.

 

1) Corak ini akibat penerjemahan kitab filsafat yang mempengaruhi dan masuk Islamnya penganut agama lain.

 

2) Dengan sadar atau tidak umat Islam masih meyakini beberapa hal kepercayaan lama dan menimbulkan pendapat berbeda dalam penafsiran mereka.

 

Corak penafsiran ilmiah.

 

1) Dengan kemajuan sains dan teknologi yang terjadi.

 

2) Para penafsir berusaha memahami ayat Al-Quran sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi.

 

Corak fiqih atau hukum.

 

1) Karena berkembangnya ilmu fiqih dan terbentuknya mazhab fiqih.

 

2) Setiap mazhab berusaha membuktikan kebenaran pendapatnya berdasarkan penafsiran mereka terhadap ayat-ayat hukum.

 

Corak tasawuf.

 

1) Sebagai reaksi timbulnya gerakan sufi sebagai reaksi  kecenderungan berbagai pihak terhadap materi.

 

2) Atau sebagai kompensasi terhadap kelemahan yang dirasakan.

 

Corak sastra budaya kemasyarakatan.

 

1) Bermula pada masa Syaikh Muhammad Abduh (1849-1905 M).

 

2) Aneka corak mulai berkurang.

 

 

3) Perhatian lebih banyak tertuju kepada  satu corak tafsir yang menjelaskan petunjuk ayat Al-Quran berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat.

 

4) Berusaha mengatasi masalah berdasarkan petunjuk ayat Al-Quran.

 

 

5) Dengan menampilkan pedoman ayat Al-Quran dalam bahasa yang mudah dipahami dan indah didengarkan.

 

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2,

5.    Tafsirq.com online.