Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label IMAM MALIK DAN SYAFII BEDA PENDAPAT TENTANG REZEKI. Show all posts
Showing posts with label IMAM MALIK DAN SYAFII BEDA PENDAPAT TENTANG REZEKI. Show all posts

Tuesday, August 10, 2021

10832. IMAM MALIK DAN SYAFII BEDA PENDAPAT TENTANG REZEKI

 



IMAM MALIK DAN SYAFII BEDA PENDAPAT TENTANG REZEKI

Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, MM

 

 

 

Berbeda pendapat karena berlainan sudut pandangnya.

 

 

Jangan menghina pendapat orang lain yang berbeda.

 

Hormati pendapat orang lain yang berlainan.

Hargai terjadinya perbedaan khlilafiah.

 

Guru dan murid menertawakan perbedaan pendapat tentang rezeki.

 

Imam Malik adalah gurunya Imam Syafii.

 

Imam Syafii adalah muridnya Imam Malik.

 

 Pendapat Imam Malik.

 

Imam Malik berkata,

 

 "Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab.

 

Cukup dengan tawakal yang benar kepada Allah.

 

Niscaya Allah akan memberi rezeki.

 

Lakukan yang menjadi bagianmu.

 

Selanjutnya Allah yang akan mengurus lainnya".

 

 

Pendapat Imam Syafii.

 

Imam Syafii berkata,

 

”Seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya.

 

Bagaimana mungkin ia akan mendapat rezeki".

 

 

Guru dan murid berbeda pendapat.

 

Pada suatu hari Imam Syafii keluar dari pondoknya.

 

Imam Syafii melihat serombongan orang memanen anggur.

 

Dia ikut membantu mereka.

 

Setelah selesai.

Imam Syafii mendapat imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa.

 

Imam Syafii girang.

 

Bukan hanya karena mendapat anggur.

 

Tetapi pemberian itu telah menguatkan pendapatnya.

 

 "Jika burung tak terbang dari sangkarnya.

 

Bagaimana ia akan mendapat rezeki" .

 

Seandainya dia tak membantu memanen.

 

Niscaya tidak akan mendapat anggur.

 

 Imam Syafii segera menjumpai Imam Malik.

 

Imam Syafii bergegas menjumpai Imam Malik, gurunya.

 

Sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya.

 Imam Syafii bercerita dengan sedikit mengeraskan bagian kalimat.

 

“Seandainya saya tidak keluar pondok.

 

Dan melakukan sesuatu dengan membantu memanen.

 

Tentu saja anggur itu tidak sampai di tangan saya”.

 

 

Mendengar cerita Imam Syafii, maka Imam Malik tersenyum.

 

 

Imam Malik mengambil sebutir anggur dan mencicipinya.

 

 

Imam Malik berucap pelan.

 

 “Seharian ini aku tidak keluar dari pondok.

 

 Hanya mengambil tugas sebagai guru.

 

Dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur.

Tiba-tiba  engkau datang membawa beberapa ikat anggur untukku.

 

Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab.

 

Cukup dengan tawakal yang benar niscaya Allah akan memberi rezeki.

 

Lakukan yang menjadi bagianmu.

 

Selanjutnya Allah yang akan mengurus lainnya”

 

 

Imam Malik dan Imam Syafii menertawakan perbedaan pendapat.

 

 

Guru dan murid itu kemudian tertawa.

 

Dan 2 Imam mazhab mengambil 2 hukum berbeda dari hadis sama.

 

Saling menghormati perbedaan.

 

Begitulah cara ulama melihat perbedaan pendapat.

 

Bukan dengan cara menyalahkan orang lain.

 

Dan hanya membenarkan pendapatnya saja.

 

Alangkah indahnya, para ulama menyikapi perbedaan pendapat.

 

 

 Kesimpulan.

 

Kita boleh mengikuti salah satu mazhab yang disukai.

 

Dengan tetap menghormati.

 

Dan tidak menghina mazhab lainnya.

 

 

(Sumber Republika)