Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label BELANDA ATASI BANJIR SUNGAI DI ATAS JALAN RAYA. Show all posts
Showing posts with label BELANDA ATASI BANJIR SUNGAI DI ATAS JALAN RAYA. Show all posts

Sunday, February 28, 2021

8799. BELANDA ATASI BANJIR SUNGAI DI ATAS JALAN RAYA

 




BELANDA ATASI BANJIR SUNGAI DI ATAS JALAN RAYA

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Banjir menjadi masalah tahunan yang melanda Indonesia setiap musim hujan tiba.

 

 

Di Belanda, banjir juga salah satu yang mendapat perhatian serius. 

 

 

 

Belanda, sepertiga wilayahnya  berada di bawah permukaan laut.

 

 

 

Dan dua pertiganya rentan terhadap banjir.

 

 

 

Belanda adalah negara  terletak di dataran rendah delta.

 

 

 

Yang dibentuk aliran 3 sungai utama: Rhine, Meuse dan Scheldt.

 

 

 

 

 

Belanda lahir melawan laut.

 

 

Kami hidup di delta, dataran pantai, dan di rawa.

 

 

Seluruh budaya Belanda lahir dari gagasan ini," kata Adriaan Geuze,

 

Setelah puluhan tahun dilanda bencana banjir dan badai.

 

 

 

 

Penduduk Belanda mulai mengatur kebutuhan bersama.

 

 

 

 

Untuk menjaga agar air tetap mengalir.

 

 

 

 

Dan mengembangkan teknologi mengatasi banjir.

 

 

 

 

Salah satu inovasi pengelolaan air adalah kincir angin polder pada abad ke-15.

 

 

Yang sekarang menjadi ikon Belanda.

 

 

 

 

Kincir angin memompa air keluar dari rawa.

 

 

 

Dan menciptakan polder atau petak lahan kering.

 

 

 

 

Seiring berjalannya waktu, sekitar 3.000 polder yang dikelilingi tanggul berhasil dibuat.

 

 

 

 

Belanda terkenal karena penguasaan dalam teknik pesisir dan pengelolaan air.

 

 

 

 

Yang selama berabad-abad mereka hidup aman di balik dinding pembatas dan tanggul.

 

 

 

Tapi, rasa aman runtuh awal tahun 1953.

 

 

 

Terjangan air Laut Utara menerobos dinding perlindungan.

 

 

 

Membanjiri lebih dari 2.000 kilometer persegi daratan.

 

 

 

Dan menewaskan 1.835 orang dalam semalam.

 

 

 

Setelah banjir besar itu, Belanda meningkatkan cara mengatasi ancaman dari laut.

 

 

 

Belanda menciptakan sistem pengendalian banjir raksasa yang disebut Delta Works.

 

 

 

 

Delta Works, dibangun tahun 1950-an dan 1990-an.

 

 

 

 

Terdiri atas 9 bendungan dan 4 penghalang badai.

 

 

 

 

Yang menutup muara.

 

 

 

Dan mengurangi garis pantai Belanda sekitar 700 kilometer.

 

 

 

Delta Works melindungi Belanda selama beberapa dekade.

 

 

 

Tapi banjir besar tahun 90-an menyebabkan evakuasi penduduk massal.

 

 

 

 

Belanda membangun lebih banyak tembok dan tanggul.

 

 

 

Belanda mulai menerapkan perspektif holistik jangka panjang tentang banjir.

 

 

 

Yang dihitungkan dalam data ilmiah tentang perubahan iklim.

 

 

 

Pencapaian puncaknya dikenal Room for the River.

 

 

 

 

Proyek besar senilai 3 miliar dollar AS dimulai tahun 2006.

 

 

 

Melibatkan 40 proyek infrastruktur berbeda di sepanjang sungai dan saluran air Belanda.

 

 

 

Proyek ini tidak menahan air.

 

 

 

Tapi ruang yang ada dipakai menampung banjir dengan aman.

 

 

 

Tanggul dan penghalang lainnya disingkirkan.

 

 

 

Saluran banjir dan dataran banjir diperluas dan diperdalam.

 

 

 

Proyek Room for the River bekerja dengan cara menurunkan dataran banjir.

 

 

 

Memperlebar sungai dan saluran samping.

 

 

 

Yang pada dasarnya memberi sungai ruang menampung lebih banyak air.

 

 

 

Proyek ini memindahkan 200 keluarga dari tempat tinggal mereka.

 

 

 

 

 

 

 

 



Belanda berhasil membendung laut untuk mengatasi bencana banjir.

 

 

 

Belanda tak luput dari potensi bahaya serupa di beberapa daerah, seperti di Njmegen.

 

 

 

Arsitek lanskap, Schouten mengatakan, 20 tahun lalu pertahanan tanggul di daerah ini mulai retak.

 

 

 

 

"Pada 1993 dan 1995 tanggul hampir gagal sehingga 20.000 penduduk dievakuasi," ujar Schouten.

 

 

 

Hal itu adalah peringatan.

 

 

 

Setelah itu, peringatan kerusakan tanggul terulang tahun 2000.

 

 

 

Perubahan iklim diperkirakan berdampak pada kenaikan air di sekitar tanggul.

 

 

 

Hal ini membuat Belanda melakukan perubahan besar-besaran.

 

 

 

Belanda tidak membangun tanggul lebih tinggi untuk menahan air.

 

 

Pemerintah Belanda mengelola banjir dengan menyediakan area tempat luapan.

 

 

 

Pemerintah Belanda mengakui mereka tidak dapat menghindari banjir dari luapan sungai dan laut sama sekali.

 

 

 

Pemerintah Belanda membiarkan terjadi banjir di suatu daerah.

 

 

 

 Untuk mencegah luapan air terjadi di daerah lain yang lebih padat.

 

 

 

Proyek penyediaan lahan aliran banjir disebut Room for the River.

 

 

Tapi rencana ini menemui kendala.

 

 

Daerah yang akan dipakai  menampung banjir telah dipadati puluhan keluarga.

 

 

 

Butuh waktu bertahun-tahun agar warga yang tinggal di area itu bersedia dipindahkan.

 

 

 

 

Ada bernama Biesbosch.

 

 

Tempat bertemunya 2 sungai besar, yaitu Wall dan Meuse.

 

 

 

Pemerintah Belanda  mengubah daerah itu menjadi area luapan banjir.

 

 

 

Untuk mencegah terjadinya banjir di tempat yang lebih padat.

 

 

 

 

 

Proyeknya diberi nama Noorwaard Depoldering.

 

 

 

Proyek ini menyediakan dataran rendah di belakang tanggul sebagai area penampung banjir.

 

 

 

 

Proyek ini tidak mencegah banjir, tetapi mencegah tanggul bocor," kata arsitek lanskap Robbert de Koning.

 

 

 

Banyak penduduk menolak direlokasi.

 

 

Pemerintah Belanda menawarkan usulan.

 

 

 

Jika rumah yang ditempati berada 1 meter di atas ketinggian air, maka boleh tinggal.

 

 

 

Jika tidak, maka penduduk harus bersedia pindah.

 

 

 

Proyek ini menyediakan area khusus menampung aliran air.

 

 

Proyek juga bermanfaat  merestorasi anak sungai sepanjang 40 kilometer.

 

 

 

 

Daerah sepanjang anak sungai itu menjadi lahan basah.

 

 

 

 

Yang populer di kalangan pencinta burung dan pengendara motor.

 

(Sumber internet)



.