Khotbah
Jumat
“MASJID
QIBLATAIN 2 KIBLAT ”
الْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
إِنَّ
الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا
وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ
هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
وَ
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
.Para jamaah
yang berbahagia,
Marilah
kita selalu meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan menjalankan semua
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Para jamaah yang berbahagia, Masjid Qiblatain
(Masjid Dua Kiblat). pada zaman dahulu. Masjid
ini disebut Masjid Bani Salamah. Sebab dibangun di atas tanah milik Bani
Salamah.
Pada awal Islam. Umat
Islam salat menghadap ke arah utara. Berkiblat ke arah Masjidil Aqsa di
Palestina. Bukan ke arah Masjil Haram di Mekah.
Kaum Yahudi
mengolok-olok umat Islam. Nabi Muhammad membawa agama baru. Tapi kiblatnya sama
dengan kiblat mereka. Yaitu ke arah Rumah Suci. Di Yerusalem di Palestina.
Nabi Muhammad dan umat
Islam. Salat menghadap kiblat ke arah Masjidil Aqsa. Atau Baitul- Maqdis di
Palestina. Sekitar 17 bulan.
Selama Nabi Muhammad
berada di Mekah. Beliau senang memilih posisi salat di selatan Kakbah.
Rasulullah dapat salat
menghadap ke arah utara (ke arah Masjidil Aqsa) di Palestina.
Sekaligus menghadap ke
arah Kakbah di Masjidil Haram, Mekah.
Sewaktu tinggal di
Madinah. Nabi Muhammad tak bias menghadap “dua kiblat” sekaligus.
Sebab posisi kota
Madinah. Berada di utara Mekah. Sedangkan posisi Mekah. Berada di selatan
Madinah.
Senin, bulan Rajab
tahun ke-2 Hijrah. Waktu Zuhur turun wahyu Al-Quran.
Surah Al-Baqarah
(surah ke-2) ayat 144. Perintah menjadikan Kakbah di Masjidil Haram.
Sebagai kiblat .
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ
فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ
وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Sungguh Kami (sering)
melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke
kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana
saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Waktu salat Asar. Para
sahabat salat di Masjid Qiblatain. Menghadap kiblat ke utara. Ke arah Masjidil
Aqsa/Baitul Maqdis). Di Palestina.
Di tengah salat. Ada orang
makmum masbuk. Atau terlambat datang. Dia berteriak bahwa Rasululah dan para
sahabat . Di Masjid Nabawi. Salat menghadap ke aras selatan. Ke arah Kakbah di Masjidil
Haram Mekah.
Serentak imam dan para
makmum. Berputar 180 derajat. Mengubah arah kiblat. Dari utara (Masjidil Aqsa)
di Palestina. Ke selatan Kakbah di Masjidil Haram di Mekah.
Karena peristiwa itu. Masjid
Bani Salamah disebut Masjid Qiblatain. Artinya “masjid dua kiblat”. Pergantian
arah kiblat dalam salat. Salah satu bukti .
Bahwa Nabi Muhammad
dan umat Islam. Tak menyembah Kakbah. Kakbah adalah arah atau kiblat. Umat
Islam menghadapkan wajahnya.
Saat melakukan salat. Tapi
umat Islam tak menyembah Kakbah. Meskipun wajahnya menghadap Kakbah.
Umat Islam salat
menghadap Kakbah. Sebab diperintah oleh Allah.
Al-Baqarah (surah
ke-2) ayat 144.
Umat Islam seluruh
dunia. Saat salat bersatu menghadapkan wajah. Ke arah satu titik.
Yaitu ke Kakbah di
Mekah.
Para jamaah yang berbahagia.
Mari
kita terus belajar manajar Al-Quran untuk mencari rida dan ampunan Allah. Agar
hidup bahagia dunia akhirat. Amin ya robbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ
وَ نَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَ ذِكْرِ الْحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّي
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
-duduk-