Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Showing posts with label FAKTOR PENYEBAB MISKIN. Show all posts
Showing posts with label FAKTOR PENYEBAB MISKIN. Show all posts

Thursday, November 4, 2021

11546. FAKTOR PENYEBAB MISKIN

 



FAKTOR MENYEBAB MISKIN

Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Kata “miskin” menurut KBBI V dapat diartikan:

1.      Tidak berharta.

2.      Serba kekurangan.

3.      Berpenghasilan sangat rendah.

 

Kemiskinan adalah “hal miskin”.

Dan “keadaan miskin”.

 

 

Al-Quran adalah kitab petunjuk.

Dan pedoman bersifat global.

 

Al-Quran tidak memerinci.

Tak menguraikan sampai ke bagian yang sekecil-kecilnya.

Masalah masyarakat.

 

Dan masalah terkait ibadah “mahdhah”.

Atau ibadah murni.

 

Yang memerincinya sunah Nabi.

 

Seperti perincian ibadah salat dan haji.

Perincian petunjuk hidup masyarakat dalam sunah Nabi.

 

Banyak terkait kondisi masyarakat pada zaman Nabi Muhammad.

 

Sehingga masyarakat sesudahnya.

Perlu menyesuaikan dengan kondisi masing-masing.

 

Dengan pedoman ajaran Islam.

 

Kemiskinan dan cara mengatasi termasuk masalah masyarakat.

 

Faktor penyebab dan tolok ukur kadarnya.

 

Dapat berbeda karena lokasi dan situasi.

 

Al-Quran tidak menetapkan kadarnya.

 

Dan tidak memberi petunjuk operasional.

 

Yang terperinci untuk mengentasnya.

 

 

Dalam  KBBI (Kamus  Besar  Bahasa Indonesia).

Kata "miskin" diartikan:

1.      Tidak berharta benda.

2.      Serba kekurangan.

3.      Berpenghasilan rendah.

 

Kata “fakir” diartikan:

1.      Orang sangat berkekurangan.

2.      Orang sangat miskin.

 

Dalam bahasa Arab.

Kata “miskin” terambil dari kata “sakana”.

Yang  artinya “diam” atau “tenang”.

 

Kata “fakir” terambil dari kata “faqr”.

Yang pada mulanya berarti “tulang punggung”.

 

Sehingga “faqir” adalah “orang yang patah tulang punggungnya”.

 

Artinya beban dipikulnya sangat berat.

 

Sehingga “mematahkan” tulang punggungnya.

 

 

Al-Quran tidak memberi definisi tentang “miskin” dan “fakir”.

 

Para ahli berbeda  pendapat.

Dalam  menetapkan tolok ukur miskin dan fakir.

 

 

Sebagian ulama berpendapat.

Bahwa “fakir” adalah  orang yang berpenghasilan kurang dari separuh kebutuhan pokoknya.

 

Dan “miskin” adalah orang yang berpenghasilan di atas “fakir”.

Tetapi tidak cukup untuk menutupi kebutuhan  pokoknya.

 

Tapi ada yang mendefinisikan sebaliknya.

 

Sehingga keadaan si “fakir” relatif lebih baik daripada si “miskin”.

 

 

Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad.

Tidak menetapkan angka pasti sebagai ukuran kemiskinan.

 

Sehingga ukuran dapat berubah.

 

Tetapi yang  jelas.

 

Al-Quran menyatakan.

Bahwa orang fakir dan miskin harus dibantu.

 

 

Menurut pandangan Islam.

 

Tidak dibenarkan   dalam masyarakat Islam.

 

Termasuk warga non-Muslim.

 

Ada orang kelaparan.

Tidak berpakaian.

Menggelandang.

 

Tak bertempat tinggal.

Dan membujang.

 

 

Biaya obat dan pendidikan adalah  kebutuhan primer.

 

Yang harus ditanggung masyarakat, pemerintah, dan negara.

 

 

Akar kata "miskin".

Artinya “diam” dan “tidak bergerak”.

 

Menimbulkan kesan.

Bahwa faktor utama penyebab miskin.

 

Yaitu sikap berdiam diri,  enggan, tidak  mau bergerak dan berusaha.

 

 

Eggan berusaha adalah menganiaya diri sendiri.

 

Tidak mampu berusaha dapat karena penganiyaan orang lain.

 

Yang istilahnya “kemiskinan struktural”.

 

Kesan ini lebih jelas lagi.

Jika diperhatikan jaminan rezeki dari Allah.

 

Ditujukan kepada makhluk.

Yang disebut “dabbah”.

 

Arti harfiahnya “yang bergerak”.

 

 

Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 6.

 

۞ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

    

     Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul mahfuz).

 

 

Ayat Al-Quran ini memberi jaminan.

 

Bahwa siapa pun yang aktif.

 

Bergerak mencari  rezeki.

 

Pasti akan diberi rezeki oleh Allah.

 

 

Al-Quran surah Ibrahim (surah ke-14) ayat 34.

 

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

 

      Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

 

 

Pernyataan Al-Quran di atas dikemukakan.

Setelah Allah menyebut berbagai nikmat dan karunia Allah.

 

Seperti  nikmat berupa langit, bumi, hujan, laut, bulan, matahari, dan lainnya.

Sumber daya alam yang disiapkan Allah untuk umat manusia.

 

Jumlah dan kapasitasnya tidak terhingga.

 

Dan tidak terbatas.

 

Jika sesuatu telah habis.

Maka ada alternatif lain yang disediakan Allah.

 

Selama  manusia berusaha.

 

Sehingga tidak ada alasan untuk berkata.

 

Bahwa sumber daya alam terbatas.

 

Tapi sikap dan perilaku manusia.

 

Terhadap dirinya, pihak lain, dan kepada alam semesta.

 

Yang membuat sebagian manusia.

Tidak mendapat sumber daya alam.

 

Factor Penyebab kemiskinan:

1.              Tak seimbang dalam perolehan  dan  penggunaan sumber daya alam.

 

Yang disebut Al-Quran dengan “perbuatan aniaya”,

 

2.              Karena enggan dan tidak mampu menggali sumber daya alam.

Untuk mencari alternatif pengganti.

 

Perbuatan 2 hal di atas.

 

Disebut manusia bersikap “kufur”.

Artinya “tidak mensyukuri nikmat dari Allah”.

 

 

Daftar Pustaka

1.              Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.              Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.              Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.              Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.              Tafsirq.com online.